MAKALAH PENJASKES
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya bagi
pembangunan generasi
penerus bangsa. Dengan demikian pendidikan sangat memegang perananan yang sangat penting bagi
nasib kehidupan bangsa,
karena berkaitan langsung
dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang
teramat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Umaedi (1999)
mengatakan bahwa Peningkatan kualitas
pendidikan
merupakan suatu proses
yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Peningkatan kualitas
pendidikan
dapat
dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya
adalah dengan mengadakan pembaharuan kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan perkembangan jaman.
Pada saat ini
pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan
kurikulum baru yang
disesuaikan dengan tuntutan jaman.
Kebijakan
itu ditandai dengan
pelaksanaan Kurikulum 2004
atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK)
secara
nasional. Kurikulum ini menjadi pedoman bagi
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk semua
mata pelajaran. Dalam Kurikulum 2004 ini terdapat standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator dan materi pokok
untuk masing-masing mata pelajaran. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
guru harus berpedoman
pada kurikulum tersebut, sehingga diharapkan siswa
akan dapat mencapai standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan
tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Agar tercapai
tujuan tersebut
guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam
penggunaan media maupun dalam strategi
dan pendekatan pembelajaran itu sendiri.
Dengan strategi dan
pendekatan pembelajaran yang tepat, guru
akan dapat menciptakan
suasana belajar yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa.
Belajar akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa
bila siswa mengalami apa
yang dipelajarinya. Agar siswa dapat mengalami apa yang dipelajarinya, diperlukan
pendekatan yang tepat.
Pada saat ini telah dikembangkan suatu pendekatan dimana guru dituntut untuk dapat
mengkaitkan materi pembelajaran dengan
situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka. Pendekatan ini
kita kenal dengan istilah pendekatan kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual ini dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani.
Pendidikan Jasmani pada
dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhaan
bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran
dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Dalam proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai
ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai- nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan
lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat
memberikan berbagai pendekatan agar siswa
termotivasi dan
tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan
pembelajaran kegiatan dapat dilakukan
dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan
pertandingan
Dari uraian
diatas penulis mencoba untuk
menerapkan pendekatan bermain dengan menggunakan “Permainan Kepala Beranjau” dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani
khususnya pada pembelajaran teknik passing atas permainan bola voli pada
siswa kelas VII semester genap SMP
Negeri
2
Saketi, Kabupaten
Pandeglang Tahun
Pelajaran
2005/2006.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut
diatas penulis ingin merumuskan masalah sebagai berikut :
“ Apakah pendekatan bermain dengan Permainan Kepala Beranjau
mampu
meningkatkan efektifitas
pembelajaran teknik passing atas permainan
bola voli pada siswa.”
C. Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis adalah sebagai
persyaratan seleksi guru berprestasi tahun
2006 merupakan
laporan hasil pembelajaran teknik passing atas permainan bola voli
dengan pendekatan bermain permainan Kepala
Beranjau pada siswa kelas VII semester genap
SMP Negeri 2 Saketi, Kabupaten Pandeglang Tahun
Pelajaran 2005/2006
D. Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
Guru Pendidikan Jasmani, agar dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani menggunakan pendekatan bermain “Permainan Kepala Beranjau”
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Siswa sehingga memperoleh situasi dan pengalaman pembelajaran yang lebih konkret, bermakna serta menyenangkan.
Penulis untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam penulisan
karya tulis.
BAB
II DESKRIPSI
A. Konteks
Implementasi
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pembelajaran yang menjadi bahan
laporan penulisan Karya Tulis
ini adalah di SMP Negeri 2
Saketi, JL. Desa Mekarwangi, KM.02 Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
Subjek
Yang menjadi subjek dalam pembelajaran ini adalah siswa kelas VII A semester Genap
Tahun Pelajaran 2005/2006 yang terdiri dari 30 siswa, laki-laki 16 siswa, dan perempuan
14 siswa.
Waktu
Waktu pembelajaran yang menjadi bahan laporan Karya Tulis ini telah dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan Maret 2006. Pembelajaran dilaksanakan selama 3 jam pelajaran ( @
45 menit )
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam karya tulis ini adalah materi pokok permainan dan olahraga,
khususnya permainan bola voli teknik passing
atas.
Alat/media yang digunakan
Alat yang digunakan
dalam pembelajaran ini adalah :
a. Bola voli
b.
Bola plastik, bola dari
plastik bekas c. Ban
sepeda bekas / simpai
d.
Net voli e. Peluit
f. Stopwatch
Media yang digunakan
dalam pembelajaran ini adalah guru dan siswa yang mempunyai kemampuan lebih, yang bertugas mendemonstrasikan teknik passing atas yang menjadi
materi pembelajaran.
B. Perencanaan
Agar
tujuan
pembelajaran
dapat
tercapai
sesuai
dengan
yang
kita harapkan, maka perencanaan yang baik dan matang mutlak harus
dilaksanaknan.
Perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan jalan melihat Standar Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, kemudian mengambil langkah-langkah sebagai berikut : Menetapkan Indikator
Memilih metode/pendekatan pembelajaran
Memilih materi pelajaran
Menentukan alokasi waktu
Menentukan alat dan sumber bahan pelajaran
Memilih jenis evaluasi yang dilaksanakan
Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran karya tulis ini.
C. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada dasarnya
menerapkan
apa yang telah dilakukan
pada tahap
persiapan.
Pelaksanaan
pembelajaran pada
dasarnya terdiri dari
tiga tahapan, yaitu :
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal
untuk mempersiapkan siswa baik
fisik
dan mental untuk menghadapi proses
pembelajaran lebih lanjut. Pendahuluan dapat dilaksanakan
melalui kegiatan absansi siswa, apersepsi
dan pemanasan (warming up) khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok yang menjadi pokok bahasan materi pembelajaran, kegiatan ini menenmpati prosentase terbesar
dari kegiatan pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani
perlu memperhatikan hal-hal
seperti berikut :
a. Tahapan pelaksanaan
dilakukan dimulai dari yang mudah ke
yang sukar, dari yang sederhana ke yang
kompleks,
dari
jarak yang dekat ke
yang jauh, dan dari tingkat
kesulitan yang rendah
ke yang tinggi.
b. Pengorganisasian kegiatan dilaksanakan dengan perorangan, berpasangan, kelompok
kecil dan kelompok besar.
c. Cara pelaksanaan kegiatan dilakukan
dengan latihan, menirukan, permainan,
perlombaan, dan pertandingan. (Depdiknas, 2004)
Dalam
pembelajaran ini
digunakan permainan
Kepala Beranjau.
Cara permainan ini
dapat dilihat dalam lampiran.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup
merupakan
kegiatan
akhir dari
proses pembelajaran materi
yang
menjadi topik pembelajaran pada
hari itu.
Kegiatan penutup dapat
berupa kegiatan koreksi, evaluasi maupun refleksi. Dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, perlu
diberikan pendinginan (cooling
down), dan pemberian informasi mengenai tugas untuk persiapan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan pembelajaran yang menjadi bahan laporan karya tulis ini
telah dilaksanakan
pada minggu
ke-1 bulan Maret 2006. Hasil dari pembelajaran
dapat
dilihat dalam
lampiran karya tulis ini.
D. Penilaian
Sesuai dengan
pendekatan kontekstual yang digunakan dalam pembelajaran ini, maka penilaian tidak hanya dilakukan
untuk menilai hasil saja
tetapi juga
proses pembelajaran yang dilakukan
siswa juga dinilai. Penilaian hasil dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian kompetensi, tujuan penilaian
adalah menilai sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi hasil belajar, serta
memberikan umpan balik terhadap jalannya pembelajaran.
Sesuai
dengan pendekatan
kontekstual
yang digunakan
dalam pembelajaran
ini, digunakan penilaian yang sesungguhnya (Authentic
Assesment). Penilaian tidak hanya
dilaksanakan pada akhir pembelajaran saja tetapi juga
dilaksanakan selama proses belajar berlangsung.
Penentuan keberhasilan siswa
dalam pembelajaran ini
berpedoman pada Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hal
ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan, rumusan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi memiliki standar
keberhasilan pencapaian kompetensi
dasar, dengan demikian mengarahkan pada penggunaan penilaian acuan patokan (PAP).
(Hari Sudarejat : 2004)
Penialaian acuan patokan
adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa kepada patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Nurhasan
: 2001). Dalam penilaian hasil pembelajaran ini menggunakan patokan 65, artinya bahwa
siswa dianggap lulus apabila telah menguasai
65 % dari seluruh materi.
Patokan ini ditetapkan atas dasar
pertimbangan logis mengenai tingkat
penguasaan minimum. Para siswa yang mencapai atau melebihi patokan ini, dinyatakan lulus,
sedangkan siswa yang belum bmencapai patokan tersebut dianggap belum menguasai secara minimum kemampuan tersebut,
atau dianggap belum lulus dan
harus diberikan remedial
Bentuk penilaian, format penilaian dan hasil
penilaian yang digunakan
dalam
pembelajaran ini dapat dilihat dalam lampiran.
BAB
III PEMBAHASAN
Pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani
yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam
kerangka system pendidikan nasional. ( Depdiknas,
2003 )
Tujuan dan fungsi pendidikan jasmani antara lain adalah :
a. Mengembangkan
sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya
diri, dan demokratis, melalui aktivitas jasmani.
b. Mengembangkan
ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik serta
strategi berbagai permainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan,
senam, aktivitas
ritmik, akuatik
(aktivitas air)
dan pendidikan luar
kelas (out door education)
Untuk dapat mencapai tujuan siswa dapat mengembangkan ketrampilan gerak dan
ketrampilan teknik, dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus memilik
dan menerapkan berbagai
strategi pembelajaran maupun pendekatan, serta
mampu
menggunakan alat-alat pembelajaran
yang
tersedia, maupun menciptakan atau memodifikasi bentuk-bentuk permainan yang menarik siswa dalam
mengikuti
pembelajaran.
Dalam makalah ini
akan dibahas satu bentuk permainan hasil dari modifikasi penulis
dalam
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli
teknik passing atas.
Berdasarkan pengamatan penulis sebagai guru pendidikan jasmani, penguasaan
teknik dasar passing atas bagi
siswa dirasakan agak susah, dikarenakan biasanya siswa akan merasakan takut dalam melaksanakan
latihan passing atas. Apalagi apabila dalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bola voli yang sebenarnya. Siswa akan merasakan takut cedera jari-jari
tangannya. Oleh karena itu penulis mencoba
menggunakan bola hasil
modifikasi siswa
maupun bola karet yang ringan, sehingga
siswa tidak akan merasakan takut dalam melakukan latihan passing atas.
Dalam pembelajaran
ini,
guru memanfaatkan alat-alat atau
benda
bekas
berupa
ban
bekas, bola yang dibuat dari sampah plastik, dan
bola karet.
Dalam pelaksanaan pembelajaran teknik dasar passing atas ini digunakan satu bentuk
pendekatan bermain dengan
permainan “Kepala Beranjau.”
Tujuan Permainan :
1. Melatih keberanian dalam melakukan passing
atas
2. Melatih ketepatan passing
atas
3. Melatih kerjasama tim
4. Melatih sportifitas
Alat yang digunakan
:
1. Bola voli atau
bola karet/plastik
2. Ban sepeda bekas/simpai
3. Bangku
Pelaksanaan permainan :
Siswa dibagi kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang.
Masing-masing kelompok harus menyediakan dua buah bangku, satu buah ban sepeda
bekas, dan satu buah bola voli atau bola karet.
Dua orang pemain bertugas memegangi ban
sepeda bekas dengan cara dipegang
dengan dua tangan dan diangkat diatas kepala, dan
berdiri diatas bangku dengan cara berhadap- hadapan. Lingkaran ban sepeda/simpai menghadap keatas. Ban
sepeda/simpai ini berfungsi sebagai sasaran.
Satu orang melakukan gerakan pasing atas dengan cara berdiri menghadap
sasaran sejauh
2 meter. (Jarak dapat
disesuaikan). Pemain berusaha mamasukan bola yang dipasing
kedalam ban sepeda/simpai yang dipegangi
oleh temannya. Satu
orang bertugas mengambilkan bola untuk
diberikan kepada teman yang melakukan passing atas.
Satu orang menjadi juri untuk
kelompok lain, bertugas mengawasi agar kelompok yang lain
melakukan permainan dengan sportif, sekaligus mencatat hasil dari pasing
atas yang berhasil masuk kedalam sasaran ban sepeda/simpai.
Bola tidak boleh mengenai kepala dari
dua orang yang memegangi ban sepeda/simpai sebagai sasaran. Apabila bola mengenai kepala, maka permainan akan berhenti dan
kelompok tersebut
dinyatakan gugur.
Permainan ini dilaksanakan selama 1
menit untuk setiap anggota regu secara bergiliran.
Regu yang telah gugur tidak diperkenankan untuk mengikuti permainan lagi. Setiap bola
yang berhasil masuk kedalam sasaran
diberi nilai 1. Penentuan pemenang adalah hasil
nilai yang terbesar
yang dicapai oleh kelompok tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis sebagai guru,
dalam mengikuti pembelajaran passing
atas ini, siswa sangat antusias dan termotivasi untuk melakukan
latihan passing atas tanpa merasakan takut. Dengan permainan “Kepala Beranjau,” tanpa sadar siswa
telah
melakukan latihan teknik dasar
passing atas, dan akhirnya siswa dengan sendirinya dapat
menguasai penguasaan gerak dasar passing atas
melalui pelaksanaan permainan “Kepala Beranjau” ini.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari proses pembelajaran
passing atas permainan
bola voli yang telah dilaksanakan,
ternyata dapat diambil
satu
kesimpulan bahwa pembelajaran
teknik
passing
atas permainan bola
voli efektif diajarkan dengan menggunakan pendekatan bermain,
khususnya menggunakan “Permainan Kepala Beranjau.”
Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata nilai siswa setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil
rata-rata nilai
siwa diambil dari dua aspek penilaian yaitu
nilai proses serta nilai kinerja (unjuk kerja)
siswa dalam melakukan teknik dasar
passing atas. Rata-rata
nilai dari hasil
penilaian
sebesar
80.60,
nilai terendah
sebesar 76, serta
ketuntasan 100 %, sehingga tidak ada siswa yang harus diremidial dalam pembelajaran
teknik dasar passing atas ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembelajaran passing atas permainan bola
voli dengan menggunakan pendekatan bermain dengan
menggunakan permainan Kepala Beranjau yang telah
dilaksanakan, maka disarankan :
1. Bagi
pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dan menggunakan berbagai
permainan, khususnya permainan Kepala
Beranjau karena dapat menjadikan proses
pembelajaran menjadi menarik bagi siswa.
2. Bagi pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani agar dapat menggunakan segala
fasilitas yang ada
disekolah masing-masing, sehingga kendala kekurangan sarana dalam pembelajaran tidak akan
mengganggu proses pembelajaran.
3. Agar dapat diadakan
penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil
pembelajaran pendidikan jasmani dengan
pendekatan kontekstual dan pembelajaran
pendidikan jasmani yang menggunakan pendekatan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kleinmann, Theo & Kruber,
Dieter. 1990. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik dan
Kondisi Pengantar untuk
Pelatih/Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual
(Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)). Jakarta : Depdiknas
Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip-prinsip dan
Penerapannya. Jakarta : Depdiknas
Roji. 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMP
Kelas VII. Jakarta : Erlangga
Suderajat, Hari. 2004.
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Bandung
: CV Cipta CekasGrafika
Suherman, Adang. 2001. Asesmen Balajar dalam Pendidikan Jasmani Evaluasi Alternatif untuk Sekolah
Lanjutan Tingkat
Pertama. Jakarta : Depdiknas
Syarifudin. 1998.
Pokok-Pokok Pengembangan Program
Pembelajaran
Pendidikan
Jasmani. Jakarta : Depdikbud
Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan Baru
Dalam Pengelolaan Sekolah
untuk Peningkatan Mutu. Jakarta : Depdikbud
https://www.slideshare.net/terminalpurba/contoh-makalahpenjaskes
Post a Comment