MAKALAH ASBABUL NUZUL & AL'QUR'AN

Posted by GLOBAL MAKALAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Agama Islam yang dianut oleh kaum muslim diseluruh dunia merupakan pedoman hidup yang menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia mempunyai satu dasar utama yang essensial yang berfungsi memberi petunjuk kejalan yang sebaik-baiknya, yakni Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an merupakan landasan hukum pertama dalam Islam, Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan hukum (Syari’at), aqidah (Keimanan) dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar-dasar tentang persoalan-persoalan tersebut. Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing manusia kepada tujuan yang terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah SWT dan risalahnya. Dalam mengkaji Al-Qur’an banyak memerlukan ilmu bantu dan salah satu ilmu yang paling mendasar yang harus diketahui oleh orang yang bergelut dengan kajian Al-Qur’an adalah ilmu Asbabun Nuzul. Asbabun Nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang sebab turunnya wahyu kepada Nabi baik berupa satu ayat, rangkaian ayat, ataupun satu surah. Asbabun Nuzul merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting dalam ulum Al-Qur’an, karena dengan mengetahui asbabun nuzul dapat  membantu memahami dan menyingkap rahasia-rahasia yang ada dalam Al-Qur’an.

B.       RUMUSAN MASALAH
Terkait dengan luasnya pembahasan mengenai ilmu Asbabun Nuzul, maka dalam makalah ini penulis secara khusus akan membatasi pembahasan tentang masalah-masalah sekitar :
1.     Apa Pengertian asbabun nuzul ?
2.     Apa Tujuan di turunkanny Al qur’an ?
3.     Bagaimana   Cara turunnya Al Qur’an ?
4.     Apa saja  Faedah di turunnkanya Alqur’an Secara Berangsur-angsur ?
C.      TUJUAN MAKALAH
1.         Untuk Mengetahui pengertian Asbabu Nuzul
2.         Untuk Mengetahui Tujuan di turunkannya Al Qur’an
3.         Untuk Mengetahui Cara turunya Al Qur’an
4.         Untuk Mengetahui Faedah di turunkannya Al Qur’an Secara Berangsur-angsur                           
D.      MANFAAT MAKALAH
1.      Kita bisa mengerti tentang Asbabu Nujul
2.      Kita dapat memahami Tujuan di turunkannya Al Qur’an
3.      Kita bisa mengetahui cara turunnya Al Qur’an
4.      Kita bisa memahami Faedah di turunkannya Al Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologis kata asbabun nuzul berasal dari kata “asbab” dan “nuzul”. Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sababun yang berarti sebab, alasan, illat. Sedangkan kata nuzul berasal dari kata kerja nazala yang berarti turun. Secara terminologis,  Asbabun nuzul dapat diartikan sebab-sebab yang melatar belakangi turunnya ayat (Al-Qur’an), seperti halnya asbabul wurud dalam istilah ulumul hadits.
Menurut Al-Zarqani, asbabun nuzul adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat. Pernyataan senada juga diutarakan oleh Shubhi Al-Shalih bahwa sesuatu yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab itu. Sedangkan Ash-Shabuni mengatakan bahwa turunnya suatu ayat disebabkan atau oleh adanya suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan peristiwa tersebut, baik itu berupa pertanyaan dari para sahabat ataupun kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik dua kategori mengenai sebab turunnya sebuah ayat. Pertama, sebuah ayat turun ketika terjadi sebuah peristiwa sebagaimana yang diriwayatkan Ibn Abbas tentang perintah Allah SWT kepada Nabi SAW untuk memperingatkan kerabat dekatnya. Lalu, Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan memperingatkan kaum kerabatnya akan azab yang pedih. Karena itu, Abu Lahab berkata: “Celakalah engakau! Apakah engakau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini? Lalu ia berdiri, dan turunlah surah al-Lahab. Kedua, Sebuah ayat turun bila Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu hal, untuk menjawab pertanyaan itu turunlah ayat Al-Qur’an yang menerangkan hukumnya seperti pengaduan Khaulah binti Tsa’labah kepada Nabi SAW berkenaan dengan zhihar yang dijatuhkan suaminya Aus bin Samit, padahal saat itu, Khaulah binti Tsa’labah telah menghabiskan masa mudanya dan sering melahirkan  sehingga menjadi tua karenanya. Ketika suaminya men-zhihar dirinya saat sudah berusia tua  dan tidak bisa melahirkan lagi, ia pun protes. Lalu, mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah SAW tentang kasus yang menimpanya. Kemudian turunlah ayat: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya”, yakni Aus bin Samit.
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa asbabun nuzul merupakan peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya satu atau beberapa ayat dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari peristiwa tersebut. Jadi dapat dipahami bahwa asbabun nuzul ada beberapa unsur penting yang harus dilihat dalam menganalisa sebab turunnya suatu ayat, yaitu adanya suatu peristiwa, pelaku,  waktu, dan tempat perlu diidentifikasi dengan cermat guna menerapkan ayat-ayat itu pada kasus lain dan di tempat dan waktu yang berbeda. Hal ini tidak berarti bahwa setiap ayat yang turun disebabkan oleh suatu peristiwa atau kejadian, atau karena adanya pertanyaan kepada Nabi mengenai agama. Tetapi ada diantara ayat yang turun tanpa adanya sebab, yaitu mengenai aqidah, iman, kewajiban-kewajiban dalam Islam.
 
B.       Tujuannya di turunkannya al qur’an
3 Tujuan utama diturunkannya Al-Qur'an - Sebagaimana benda yang lainnya yang juga mempunyai tujuan, tentunya Al-Qur'an juga memiliki sangat banyak sekali Tujuan Diturunkannya.
Kitab yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad dan merupakan kitab yang terakhir, atau tidak akan ada kitab yang lain yang diturunkan setelah kitab Al-Qur'an ini.
Selain merupakan kitab yang dibawa oleh Nabi Muhammad, keistimewaan lain Al-Qur'an yakni diturunkannya pada bulan Ramadhan, atau yang sering kita sebut sebagai bulan suci. Yang didalamnya (bulan Ramadhan) memiliki banyak sekali kebaikan.
Dan tentunya, Al-Qur'an memiliki sangat banyak sekali tujuan diturunkannya. Tetapi kali ini saya akan memberikan 3 Tujuan utama diturunkannya Al-Qur'an. Baiklah langsung saja kita akan membahasnya satu persatu dari 3 Tujuan tersebut.
1.         Sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
2.         Sebagai pnjelasan ajaran-ajaran dan hukum-hukum syari'at Islam untuk kebaikan manusia disaat hidup maupun mati.
3.         Sebagai pemisah antara yang Haq dan yang Bathil, antara kebaikan dan kejahatan, antara  kebahagiaan dan kesengsaraan, dan antara petunjuk dan kesehatan.
Tiga Tujuan utama diturunkannya Al-Qur'an yang sudah saya sebutkan diatas tentunya bukan asal-asalan, tetapi saya bisa menyebutkannya karena saya menemukan ayat Al Qur’an yang menjelaskannya mengenai 3 Tujuan tersebut. Dan inilah arti dari firman Allah tentang Tujuan diturunkannya Al-Qur'an :
"Bulan Ramadhan, ialah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah)." (QS. Al-Baqarah [2]:185)
Yang saya kasih huruf tebal pada ayat tersebut merupakan inti dari apa yang saya jelaskan tadi. Tetapi, ayat tersebut bukanlah sepenuhnya dari ayat 185 dari surat Al-Baqarah, melainkan hanya sebagian, dan saya ambil hanya yang menerangkan sesuai pembahasan kita kali ini.
Mungkin cukup sekian pembahasan islami kita kali ini. Bila dirasa artikel ini bermanfaat, jangan sungkan membagikan artikel ini kepada kawan-kawan kaln. Terima Kasih.

C.      Cara turunnya Al quran
Proses Turunnya Al-Qur’an Turunnya Al-Qur’an yang pertama kali pada malam lailatul qodar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi (samawi) yang dihuni oleh para malaikat tentang kemuliaan umat nabi Muhammad, sedangkan turunnya Al-Qur’an yang kedua kali secara bertahap berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.
1.    Turunnya Al-Qur’an sekaligus
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
    شهر رمضان الذى أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان (البقرة: 185)
“Bulan ramadhan: bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil” (QS. Al-Baqarah: 185).
Ayat di atas menyatakan bahwa Al-Qur’an turun pada bulan ramadhan yang di dalamnya terdapat malam yang penuh dengan berkah dan malam yang mulia dari seribu ulan yakni lailatul qodar. Tapi secara dhohir ayat tersebut bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah Saw., yang mana Al-Qur’an turun kepada beliau selama 23 tahun. Dalam hal ini para ulama’ mempunyai 3 madzhab antara lain:
   Madzhab pertama: Pendapat ibnu Abbas dan sejumlah ulama’ serta yang dijadikan pegangan oleh umumnya ulama’ bahwa turunnya Al-Qur’an sekaligus ke baitul izzah di langit dunia pada malam lailatul qodar. Kemudian setelah itu Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak beliau diutus hingga wafat.
    فصل القرآن من الذكر فوضع في بيت العزة فجعل جبريل ينزل به صلى الله عليه وسلم.
“Al-Qur’an itu dipisahkan dari Ad-Dzikr lalu diletakkan di baitul izzah di langit dunia, maka Jibril mulai menurunkannya kepada nabi Muhammad Saw”.
Madzhab kedua: Yaitu ayng diriwayatkan oleh Asy-Sya’bu bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an dimulai pada malam lailatul qodar di bulan ramadhan. Kemudian diturunkan secara bertahap sesuai dengan kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih 23 tahun.
          وقال الذين كفروا لو لا نزل عليه القرآن جملة واحدة كذلك لنثبت به فؤادك ورتلناه ترتيلا ولا يأتونك بمثل إلا جئناك بالحق وأحسن تفسيرا (الفرقان: 32-33)
“Dan berkatalah orang-orang kafir mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikian supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya” (QS. Al-Furqan: 32-33).
Madzhab ketiga: Berpendapat bahwa Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 tahun malam lailatul qodar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qodar itu ditentukan Allah untuk ditentukan pada setiap tahunnya dan jumlah wahyu yang diturunkan ke langit dunia di malam lailatul qodar kemudian diturunkan secara berangsur-angsur pada rasulullah sepanjang tahun.
2.    Turunnya Al-Qur’an secara Berangsur-angsur
وإنه لتنزيل رب العالمين. نزل به الروح الأمين. على قلبك لتكون من المنذرين. بلسان عربي مبين. (الشعراء: 190-192).
“Dan Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh ar-rohul amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa arab yang jelas”.
    وقرآنا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث ونزلناه تنزيلا (الإسراء: 106).
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. AL-Isra’: 106)
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dan sebuah surat atau berupa surat yang pendfek secara lengkap dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu Nabi masih tinggal di Makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu Nabi sesudah hijrah ke Madinah.
3.    Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an sekaligus
·           Menyatakan kebesaran Al-Qur’an dan kemuliaan orang kepadanya Al-Qur’an    diturunkan.
·           Memberitahu kepada penghuni tujuh langit bahwa Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada rasul terakhir pula.
·           Menunjukkan suatu penghormatan kepada keturunan Adam di hadapan para malaikat akan perhatian Allah dan rahmat-Nya kepada mereka.
·           Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
·           Untuk meneguhkan hati Nabi dalam melakukan tugas sucinya, sekalipun ia menghadapi constrains and challenges (hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan) yang ebraneka macam. Demikian pula untuk menghibur Nabi pada saat-saat Nabi sedang menghadapi kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir supaya bersabar seperti sabarnya para rasul sebelumnya yang mempunyai keteguhan iman dan semangat; surat Yasin: 75 dan surat yunus: 65 yang melarang nabi susah atau sedih karena omongan orag-orang kafir; surat al-An’am: 34 yang mengingatkan Nabi bahwa para rasul sebelumnya juga menghadapi sikap umatnya yang berkepala batu dan memusuhinya, tetapi mereka tetap sabar, akhirnya daranglah pertolongan tuhan.
·           .Untuk memudahkan bagi Nabi menghafalkan Al-Qur’an sebab ia ummy (tidak pandai baca tulis).
·           Untuk meneguhkan dan menghibur hati umat islam yang hidup di masa Nabi, sebab mereka pada permulaan sudah tentu mengalami pula pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran islam bersama-sama dengan Nabi (Surat An-Nur ayat 55). Demikian pula untuk meringankan bagi umat islam menghafalkan Al-Qur’an sebab mereka pada umumnya masih buta huruf.
·           . Untuk member kesempatan sebaik-baiknya kepada umat islam dalam meninggalkan sikap mental dan tradisi-tradisi rpa islam (zaman jahiliyah) yang negatif secara berangsur-angsur karena mereka telah dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Nabi secara step by step pula. Sekiranya ayat-ayat Al-Qur’an terutama yang mengenai hukum-hukum kewajiban dan larangan diberikan sekaligus, pasti akan mendapatkan tantangan atau perlawanan yang hebat dari masyarakat yang akibatnya bisa mengganggu berhasilnya misi Nabi Muhammad.
·           . Bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
D.      Faedah turunnya Al quran
Dalam hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap itu kita melihat adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, sebab turunnya Al-Qur’an itu telah meningkatkan pendidikan umat islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya, sehingga jiwa itu tumbuh dengan tegak di atas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya dengan izin Tuhan.
Pentahapan turunnya Al-Qur’an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya mengahafal Al-Qur’an, memahami, mempelajari, memikirkan makna-maknanya da mengamalkan apa yang dikandungnya. Petunjuk ilahi tentang huikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap merupakan contoh yang baik dalam menyusun kurikulum pengajaran, memilih metode yang baik dan menyusun buku pelajaran.
Proses belajar mengajar itu berlandaskan pada dua asas: pertama, perhatian terhadap tingkat pemikiran /pemahaman siswa, dan kedua, pengembangan kemampuan akal, jiwa dan jasmaninya dengan metode yang mengarahkannya dengan pengarahan yang lurus kepada kebaikan dan petunjuk. 
Dan kita melihat dalam turunnya al-Qur'an secara bertahap adanya metode yang memberikan faedah kepada kita dalam memperhatikan dan mempertimbangkan dua asas yang telah kami sebutkan di atas. Karena turunnya al-Qur'an al-Karim meningkatkan pembinaan islami dengan peningkatan secara bertahap dan sesuai fithrah untuk memperbaiki jiwa kemanusiaan, kelurusan pekertinya, membangun kepribadiannya, menyempurnakan eksistensinya sehingga lurus dalam jalannya dan mendatangkan buah yang baik dengan izin Rabbnya (Allah) untuk kebaikan seluruh ummat manusia. 
Dan diturunkannya al-Qur'an secara bertahap menjadi faktor penolong terbaik bagi hal tersebut (pendidikan islam) untuk menghafal, memahami, mengkaji, mentadabburi dan mengamalkan isinya. 
Dan turunnya al-Qur'an pada permulaan turunnya wahyu menjelaskan tentang membaca dan pendidikan dengan alat tulis.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5) . 
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS al 'Alaq: 1-5) 
Dan turunnya ayat-ayat riba dan warisan dalam masalah pengaturan harta, atau turunnya ayat-ayat perang dalam masalah pemisahan secara total antara Islam dengan kesyirikan dari menjelaskan hal tersebut. Dan tahapan tahapan pendidikan yang banyak ini memiliki metode-metode khusus yang sesuai dengan tingkatan masyarakat Islam secara bertahap dari lemah menjadi kuat dan dari kuat menjadi kokoh. 
Dan metode pendidikan yang di dalamnya tidak memperhatikan tingkat pemikiran anak didik dalam setiap tingkat dari tingkatan-tingkatan pendidikan, pembangunan bagian-bagian ilmu di atas garis besarnya, dan tidak beralih dari sesuatu yang global ke yang terperinci atau tidak memperhatikan perkembangan sisi kepribadian yang bersifat intelektual emosional dan jasmani adalah metode yang gagal akan memberikan buah ilmu kepada umat, melainkan kebekuan dan kemunduran. 
Dan pendidik (guru) yang tidak memberikan kepada murid-muridnya porsi materi ilmiah yang tepat, maka akan memberatkan mereka, dan membebani mereka dengan sesuatu yang tidak mereka mampu untuk dihafal atau difahami atau berbicara dengan mereka dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui, atau guru yang tidak memperhatikan kondisi mereka dalam mengobati apa yang menimpa mereka berupa perilaku yang menyimpang atau apa yang tersebar di antara mereka berupa kebiasaan-kebiasaan buruk lalu dia (guru tersebut) akan bersikap kasar dan keras, menghadapi masalah tersebut dengan tergesa-gesa tidak perlahan-lahan, bertahap dan bijaksana, maka guru yang lalai dari hal ini adalah guru yang gagal. Dia telah mengubah proses belajar mengajar menjadi petualangan yang meyesatkan dan mengerikan, dan menjadikan ruang belajar mengajar sebagai ruangan yang dijauhi dan ditakuti. 
Dan demikian pula buku pelajaran, maka buku pelajaran yang tidak teratur dalam penyusunan materi-materinya, tidak bertahap dalam kandungan materinya dari yang mudah kemudian susah, dan bagian-bagiannya tidak tersusun dengan susunan yang rapi, teratur dan kokoh, dan juga tidak memiliki gaya bahasa yang jelas dalam penyampaian makna yang diinginkan, adalah buku yang menghilangkan minat baca siswa, yang pada akhirnya menghalangi mereka dari mengambil faidah dari buku tersebut. 
Dan petunjuk Ilahi dalam hikmah turunnya al-Qur'an secara bertahap adalah teladan yang baik dalam penyampaian metode pendidikan, dan pengambilan metode terbaik dalam cara pembelajaran di ruang kelas dan juga dalam hal penulisan buku pelajaran. 

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dari pemaparan yang telah penulis sajikan dalam bentuk yang sederhana, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.         Asbabun nuzul merupakan suatu perangkat ilmu yang dipakai untuk lebih memahami makna dan maksud diturunkannya suatu ayat, agar terhindar dari penafsiran yang mungkin saja terjadi apabila tidak merujuk kepada sebab turun suatu ayat yang berkaitan suatu masalah.
2.         3 Tujuan utama diturunkannya Al-Qur'an
1.       Sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
2.       Sebagai pnjelasan ajaran-ajaran dan hukum-hukum syari'at Islam untuk kebaikan manusia disaat hidup maupun mati.
3.       Sebagai pemisah antara yang Haq dan yang Bathil, antara kebaikan dan kejahatan, antara  kebahagiaan dan kesengsaraan, dan antara petunjuk dan kesehatan.
3.         Proses Turunnya Al-Qur’an
a.    turunnya Al quran sekaligus
b.    turunnya al quran secara berangsur-angsur
c.    hikmah di turunkanya Al quran sekaligus           
B.       Saran
Dengan segala kerendahan hati penulis menyatakan bahwa dalam pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan penulis sendiri, olehnya itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari peserta seminar makalah khususnya Bapak dosen selaku pemandu dari seminar ini. Dan mudah-mudahan penyajian makalah ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai ilmu asbabun nuzul sebagai salah satu disiplin ilmu dari ilmu-ilmu yang dipakai dalam memahami kitab suci Al-Qur’an.

SUMBER REFERNSI :
(Sumber: Mabahits fii 'Uluumil Qur'an karya Syaikh Manna' al-Qaththan hafizhahullah, hal 117-118 cet. Maktabah al-Ma'arif. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono) 
Bottom of Form

Related Post



Post a Comment