BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini kegiatan pembelajaran di setiap jenjang pendidikan harus dikembangkan
sesuai dengan abad ini, sehingga setiap guru dituntut untuk memiliki pemahaman
yang tinggi terhadap pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran. Hal ini sangat penting, dikarenakan guru merupakan perencana
utama dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Proses kegiatan pembelajaran direncanakan dan didesain oleh
guru sedemikian rupa, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Idealnya pembelajaran yang sesuai dengan abad ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa, agar pembelajaran yang dialami siswa
menjadi lebih bermakna. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran haruslah bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
guru terhadap pendekatan, model, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak
bisa diabaikan. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas tentang strategi pembelajaran,
jenis-jenis strategi pembelajaran, istilah yang terkait dengan strategi
pembelajaran, dan unsur-unsur strategi pembelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan strategi
pembelajaran?
2.
Apa saja jenis-jenis strategi
pembelajaran?
3.
Apa saja istilah terkait dalam
strategi pembelajaran?
4.
Apa saja unsur-unsur strategi
pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui dalam makalah
ini antara lain:
1.
Untuk Mengetahui apakah yang
dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2.
Untuk Mengetahui apa saja
jenis-jenis strategi pembelajaran?
3.
Untuk Mengetahui apa saja istilah
terkait dalam strategi pembelajaran?
4.
Untuk Mengetahui apa saja unsur-unsur
strategi pembelajaran?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
` Strategi adalah suatu pola yang
direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam
kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi
pembelajaran.
Dimana
pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya
efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan
atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok dan atau komunitas)
yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatannya
adalah bahan/materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program
pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah yang dilalui pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan pembelajaran
mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Dengan
demikian strategi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode dan
teknik, bentuk media, sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk
mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antar
peserta didik, dan terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan
pembelajaran.
Stretegi
pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang
berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran,
yang dijabarkan dari pendangan falsafah atau teori belajar tertentu. Berikut
pendapat beberapa ahli berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran.
Menurut
Kozma dalam Majid (2015:7) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan Wina Sanjaya dalam Majid (2015:)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang dipilih guru
mencakup penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang ditujukan
untuk siswa, yang bertujuan agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Hal
ini bahwa berarti di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai tindakan. Strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar, semua diarahkan dalam pencapaian tujuan.
B.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar
berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi
ini termasuk didalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran
eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi pembelajaran
langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangankan
ketrampilan langkah demi langkah.
- Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect
Instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan
siswa yang tinggi dalam observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi
berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.Dalam pembelajaran tidak langsung,
peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber
personal (resourse person).Guru merancang lingkungan belajar, memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat, dan memungkinkan memberikan umpanbalik kepada
siswa ketika meraka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung
mengisyaratkan bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
- Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive
Intruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk
diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989)
mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan
pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam
berfikir.
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelompokan dan metode-metode
interaktif. Didalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok
kecil atau pengkerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secra
berpasangan.
- Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Experiential
Learning)
Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk
sekuensi induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada
aktivitas.Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada
proses belajar, dan bukan hasil belajar.
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode
simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk
memperoleh gambaran pendapat umum.
- Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagan dari kelompok kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk
peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan kekurangannya
adalah peserta belum dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
C.
ISTILAH
TERKAIT DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN
Dikenal beberapa istilah dalam pembelajaran yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.
Istilah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris “approach”
yang memiliki beberapa arti, diantaranya diartikan dengan “pendekatan”. Dalam
dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of begining
something (cara memulai sesuatu). Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat
diartikan sebagai “cara memulai pendekatan”.
Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada
kesepakatan dari para ahli pendidikan. Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan
tentang pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya yang
ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5). Menurutnya,
pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan
pembelajaran sebagai dokumen tetap, dan pendekatan pembelajaran sebagai kajian
yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai
sebagai suatu kerangka umum dalam praktek profesional guru, yaitu serangkaian
dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum. Hal tersebut
berguna untuk:
- Mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran;
- Membatu para guru menjabarkan kurikulum dalam praktik
pembelajaran di kelas;
- Sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan
kurikulum; dan
- Sebagai bahan masukan bagi para penyusunan kurikulum
untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintregasi.
Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus
berkembang, oleh Gladene Robertson dasn Hellmet Lang dimaknai selain sebagai
kerangka umum untuk praktek profesional guru, juga dimaksudkan sebagai studi
komperhensif tentang praktik pembelajaran maupun petunjuk pelaksanaannya.
Selain itu, dokumen tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong para guru agar:
- Mengkaji lebih jauh tentang pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang lainnya;
- Menjadi bahan refleksi tentang pembelajaran yang sudah
dilakukannya:
- Merupakan seni, seperti hanyya ilmu mengajar yang terus
berkembang: dan
- Sebagai katalisator untuk mengembangkan profesional
guru lebih lanjut.
Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum
tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Diagram berikut memperliharkan dengan lebih
jelas tentang hubungan antara model pembelajaran, pendekatan, stategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan mengajar.
- Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran
yang dapat diisi oleh beragam muatan mata pelajaran, sesuai dengan
karakteristik kerangka dasarnya. Model pembelajaran ini dapat muncul dalam
beragam bentuk dan variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan pedagogis
yang melatar belakanginya.
Arends (1997) menyatakan “ the term teaching model
refers to a particural approach to instruction that includes its goals, syntax
environment, and management system” (istilah model pengajaran mengarah
pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya). Dengan demikian, maka model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi,
metode atau prosedur. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran mempunyai ciri khusus yang membedakan
dengan strategi, metode atau prosedue, ciri tersebut ialah :
- Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta
atau pengembangnya.
- Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta
didik belajar.
- Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model
tsb dapat dilaksanakan dengan berhasil.
- Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
- Metode Pembelajaran
Metode menurut J.R. david dalam Teaching Strategies
for College Class Room (1976) ialah ”a way in achieving
something” (cara untuk mencapai sesuatu). Untuk melaksanakan suatu
strategi, digunakan seperangkat metode pengeajaran tertentu. Dalam pengertian
demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi
pembelajarann. Unsur seperti sember belajar, kemampuan guru dan siswa, media
pendidikan, materi pengajaran, organisasi, waktu tersedia, kondisi kelas, dan
lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi pembelajaran. Dalam
bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan-cara).
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan
belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siawa terlibat selama
proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu
strategi, tetapi juga tidak tetutup kemungkinan beberapa metode berbeda dalam
strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui
strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten
proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya ceramah,
demonstrasi, diskusi, simulasi, laboraturium, pengalaman lapangan dan debat.
- Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang siswanya jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula dengan pengunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik,
meskipun dalam koridor metode yang sama.
Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat
spesifik. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti bertanya,
diskusi, pembelajaran langsung, tekknik menjelaskan, dan mendemonstrasikan.
Dalam keterampilan-keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan
perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta
pengelolaan pembelajaran.
- Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalnya, terdapat dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya,
yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi , semetara itu yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
tersebut. Dalam gaya pembelajaran, akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru. Hal ini sesuai dengan kemampuan, pengalamann, dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu dan sekaligus juga seni (kiat).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh,
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu
strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
melalui berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode,
dan pengunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda anta guru yang satu dengan yang lain.
D.
UNSUR-UNSUR
STRATEGI PEMBELAJARAN
Pembuatan suatu strategi pembelajaran meliputi keseluruhan
penggunaan infoemasi yangg telah dikumpulkan dan menghasilkan suatu rencana
yang efektif untuk menyajikan pengajaran bagi peserta didik. Kegiatan belajar
merupakan suatu proses penyampaian informasi oleh fasilitator yaitu guru kepada
sasaran kegiatan tersebut yaitu siswa. Dalam menyampaikan informasi tersebut
diperlukan suatu strategi supaya informasi yang diberikan dapat diserap oleh
siswa secara maksimal. Dalam pembuatan strategi informasi yang dikumpulkan dan
meghasilkan rencana yang efektif untuk menyajkan pengajaran bagi siswa. Dalam
hal ini diperlukan kemampuan untuk menggabungkan teori pelajaran dengan
pengalaman mengenai peserta didik dan tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan
strategi pembelajaran ini Dick dan Carey menjelaskan ada empat elemen strategi
pembelajaran:
1. Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten
Rangkaian/keurutan konten merupakan komponen pertama yang
harus dilakukan dalam pembuatan strategi pembelajaran. Dalam elemen ini
pengajar mengelompokan konten yang merujuk pada keurutan sistem. Pengelompokan
dimulai dari yang rendah ke tinggi. Dimulai dari kiri ke kanan semakin meninggi
tingkatannya.
·
Pengelompokkan Pembelajaran
Hal yang tak kalah pentingnya dengan elemen nomor satu ini adalah
pengelompokkan pembelajaran. Disini pengajar diminta untuk mengelompokkan
kegiatan. Apakah akan menyampaikan informasi dalam satu waktu atau
mengelompokkan beberapa tujuan pembelajaran yang saling berkaitan. Untuk
menentukan hal itu perlu diperhatikan:
1.
Tingkat usia para peserta didik
2.
Kompleksitas materi
3.
Jenis pembelajaran yang berlangsung
4.
Seberapa bervariasimya kegiatan
pengajaran
5.
Jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan tujuan
2.
Komponen
Belajar
Elemen berikutnya adalah penjelasan tentang komponen
pembelajaran untuk seperangkat beba pembelajaran. Mengajar merupakan hal yang
disengaja dirancang sedemikian rupa guna untuk penyampaian informasi dari guru
ke siswa untuk mendukung proses pembelajaran internal. Dalam hal ini perlu
diperhatikan peristiwa apa saja yang dapat mendukung peristiwa tersebut. Gagne
menjelaskan peristiwa yang mendukung kegiatan ini ada 9:
- Mendapatkan Perhatian
Untuk mendapatkan perhatian dari siswa ini tidak mudah namun
tidak sulit. Akan menjadi mudah jika guru sudah tahu benar apa yang disukai
siswa dan akan menjadi sulit ketika guru tidak tahu tentang siswanya. Cara
untuk mendapatkan perhatian ini bisa dengan cara pemutaran video yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang disampaikan atau dengan memakai
pertanyaan menyelidik sepeti: “Apa yang menyebabkan benda jatuh selalu
kebawah?” hal ini akan menarik keingintahuan dari para siswa dan pada
akhirnya siswa akan berminat dalam mengikuti pelajaran. Selain itu John Keller
menjelaskan bagaimana memotivasi siswa agar menjadi tertarik ke bahan ajar,
yaitu dengan model motivasi ARCS( Attention = perhatian, Relevance =
relevan, Confidence = keyakinan, Satisfaction = (kepuasan).
(a)
Attention (perhatian) : mendapat perhatian dari siswa merupakan
prasyarat dalam kegiatan belajar mengajar. Mendapatkan perhatian mungkin akan
mudah namun mempertahankannya mungkin akan lebih sulit.
(b) Relevance
(relevan) : bagaimana membuat pengajaran menjadi relevan dengan kebutuhan
peserta didik baik di masa kini maupun di masa yang akan datang, mungkin dengan
menggunakan kata-kata “Kalian akan membutuhkna ini di masa yang akan datang”
karena siswa yang muda kebanyakan bersifat acuh dan tidak mau tahu di masa yang
akan atang yang penting masa kini.
(c)
Confidence (keyakinan) : keyakinan akan menambah daya dobrak peserta
didik dalam belajar akan semakin tinggi. Membuat sebuah keyakinan bahwa usaha
dan hasil yang di peroleh siswa merupakan hasil dari kerja kerasnya bukan
merupakan suatu keberuntungan semata.
(d)
Satisfaction (kepuasan) : Orang akan lebih percaya diri jika dibuat
sadar akan tugas dan hadiah dari kesuksesan.
2 .
Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
Kepada Peserta Didik
Siswa perlu diberitahukan tentang tujuan pembelajaran. Hal
ini digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dari siswa sudah sesuai
dengan tujuan atau belum. Dalam beberapa kasus mungkin tidak perlu
diberitahukan tujuan pembelajarannya karena siswa sudah tahu sendiri seperti
dalam pelajaran sepakbola tentu siswa akan tahu tujuan dari pelajaran itu
adalah agar mereka mampu untuk bermain sepakbola. Namun ada juga yang harus
diberitahukan ke siswa tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.
3 .
Merangsang pengulangan kembali
sebagai prasyarat belajar
Melakukan pengulangan kembali sebagai pengantar materi yang
baru akan berdampak positif bagi siswa. Dengan pengulangan kemampuan mengingat
siswa akan meningkat. Pengulangan ini dilakukan dengan cara siswa disuruh
menuturkan kembali apa yang telah dia pahami pada materi sebelumnya untuk
kemudian guru akan memberikan jembatan untuk menuju ke materi berikutnya.
4 .
Menyajikan material ajar
Peristiwa ini terjadi ketika ada informasi baru yang akan
disampaikan ke siswa. Misalnya ada fakta-fakta baru yang terdapat dalam materi
baru maka fakta tersebut harus dikomunikasikan ke peserta didik dalam berbagai
bentuk. Jika mereka harus belajar ketrampilan motorik, maka keterampilan
tersebut harus dilakukan. Hal ini penting sebab rangsangan yang disajikan
dengan tepat merupakan bagian dari peristiwa pembelajaran. Misalnya dalam mata
pelajaran bahasa inggris siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bahasa inggris
maka tidak perlu guru memberikan pertanyaan dalam bahasa Indonesia ataupun
menuliskannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan rangsangan yang kurang
tepat guru akan berakhir dengan mengajarkan keterampilan yang salah.Elemen yang
penting dalam mengajar adalah menyajikan contoh dan non-contoh. Dimana contoh
adalah hal yang berkaitan dengan materi ajar sementara non-contoh adalah
sesuatu yang tidak ada keterkaitannya dengan konsep materi yang akan disajikan.
5 .
Menyediakan Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling merupakan komunikasi antara siswa dengan
guru dalam tujuannya untuk membantu membimbing siswa dalam menghadapi masalah
kaitannya dalam belajar. Siswa menceritakan masalah belajar yang dihadapinya
sementara guru semestinya memberikan saran dan masukkan guna mengatasi masalah
tersebut.Terkadang ada siswa yang sama sekali tidak memerlukan masukkan dalam
bimbingan konseling karena sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri namun ada
juga siswa yang setres bila tidak diberi bimbingan konseling dalam menghadapi
masalahnya. Maka dari itu guru harus berperan penting disini dalam memberikan
bimbingan konseling agar siswanya tidak terjadi setres.
6 .
Membangun kinerja (praktik)
Peristiwa berikutnya adalah bagaimana siswa dalam
mempraktikkan apa yang telah dia pelajari dalam materi yang diajarkan. Praktik
pertama biasanya akan sama persis dengan materi yang telah disampaikan untuk
kemudian dalam praktik berikutnya akan ada pengembangan-pengembangan yang lebih
luas dari materi.
Praktik-praktik harus mencakup unsur-usur:
- Harus jelas menentukan format praktik dan sifat respon
siswa
- Harus relevan dengan tujuan
- Harus mendapatkan kinerja yang tepat sesuai yang
dinyatakan dalam tujuan
- Harus menghadirkan ketentuan yang tepat sebagaimana
dinyatakan dalam tujuan
- Praktik secara individual maupun kelompok perlu
dilakukan
- Praktik harus diberikan sesering dan segera
setelah instruksi dilakukan
7 .
Memberikan Umpan Balik
Peserta didik tidak hanya dibekali dengan keterampilan
praktik namun juga harus diberikan umpan balik atas kinerja yang mereka
lakukan. Umpan balik dapat berupa lisan, tulisan, maupun komputerisasi. Umpan
balik berguna bagi siswa untuk mengetahui bagaimana kinerjanya untuk kemudian
akan di tingkatkan lagi bila belum memuaskan dan untuk dipertahankan apabila
sudah sangat memuaskan. Umpan balik yang baik harus mencakup unsur-unsur:
- Harus memberikan komentar tentang komentar kinerja
peserta didik
- Harus diberikan sesegera dan sesering mungkin
- Jika memungkinkan, berikan kesempatan kepada siswa
untuk mengoreksi kesalahan mereka sendiri
- Harus mempertimbangkan penggunaan umpan balik;
pengetahuan tentang hasil, pengetahuan tentang hasil yang benar, analisis
(berkaitan dengan kriteria), dan pemberian motivasi (reinforcement).
8.
Menilai Kinerja
Dalam peristiwa ini guru memunculkan kinerja dari peserta
didik untuk menentukan apakah pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa
dinilai untuk menentukan apakah instruksi tersebut telah memenuhi rencana
tujuan juga untuk mengetahui apakah setiap siswa telah mencapai tujuan yang
diinginkan atau belum.
9.
Meningkatkan Retensi dan Transfer
Banyak orang merasa bahwa ketika sudah test proses
pembelajaran itu juga selesai. Namun sebagai langkah terakhir adalah dengan
mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan apa yang dipelajari dalam proses
belajar mengajar itu di dalam kehidupan nyata. Siswa kebanyakan akan bingung
ketika harus mengimplementasikan pelajaran yang telah dipelajari ke kehidupan
dunia nyata meskipun nilai dalam pelajarannya bagus. Cara terbaik untuk
membantu dalam retensi dan transfer adalah menyediakan konteks yang berarti
untuk menyajikan pengajaran. Ciptakan sebuah “ruang kelas” lingkungan belajar
yang mendekati konteks dunia nyata sedekat mungkin, sehingga ketika peserta
didik masuk ke dunia nyata, perubahannya tidak akan terlalu besar.
Dari bahasan mengenai “sembilan peristiwa pembelajaran”
diatas dapat kita catat bahwa masing-masing peristiwa berkaitan dengan proses
pembelajaran internal.
Peristiwa Pengajaran
|
Hubungan dengan Proses Belajar
|
Mendapatkan perhatian
|
Penerimaan pola impuls/rangsangan
saraf
|
Menginformasikan tujuan kepada
siswa
|
Mengaktifkan proses control
|
Merangsang mengingat kembali
sebelum belajar
|
Mengulang kembali pembelajaran
sebelumnya agar ingatan bekerja
|
Menyajikan materi
|
Menekankan ciri-ciri untuk persepsi
selektif
|
Memberikan bimbingan belajar
|
Pengkodean semantik; isyarat untuk
mengulang kembali
|
Memunculkan kinerja
|
Mengaktifkan pengorganisasian
respons
|
Memnberi umpan balik
|
Membangun reinforcement/penguatan
|
Menilai kinerja
|
Mengaktifkan retrieval;
memungkinkan penggunaan penguatan
|
Meningkatkan retensi dan transfer
|
Memberikan isyarat dan strategi
untuk retrieval
|
3. Pengelompokan Peserta Didik
Unsur berikutnya dari strategi pembelajaran adalah deskripsi
tentang bagaimana siswa akan dikielompokkan dalam pembelajaran. Hal utama yang
dipertimbangkan adalah apakah ada persyaratan untuk interaksi sosial yang
secara eksplisit dinyatakan pada tujuan, di lingkungan kinerja, dalam komponen
tertentu pembelajaran yang direncanakan, atau dalam pandangan pribadi.
4. Pemilihan Media dan Sistem Pengajaran
Dalam proses pembelajaran harus memperhatikan pemilihan
sistem penyampaian untuk keseluruhan pembelajaran, sesuai dengan media yang
akan digunakan untuk menyajikan informasi dalam pengajaran. Dick dan Carey
(Majid:2014) menyatakan beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran
diantaranya pemilihan media untuk domain belajar, pertimbangan lainnya dalam
pemilihan media serta kognisi siswa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Dimana pembelajaran
adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Dengan demikian strategi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode
dan teknik, bentuk media, sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk
mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antar
peserta didik, dan terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, strategi pembelajaran di artikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Jenis-Jenis strategi pembelajaran, strategi pembelajaran
langsung, pembelajaran tidak langsung, belajar melalui pengalaman, belajar
mandiri dan pembelajaran interaktif. Istilah yang terkait dalam strategi
pembelajaran meliputi model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran teknik dan taktik dalam pembelajaran.
Unsur-unsur dalam strategi pembelajaran meliputi
rangkaian/urutan dan pengelompokan konten, komponen belajar, pengelompokkan
peserta didik serta pemilihan media dan sistem pengajaran.
B. Saran
Hendaknya seorang guru dapat mendesain proses pembelajaran
dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang baik serta disesuaikan
dengan sasaran dalam strategi pembelajaran, sehingga memperoleh kegiatan
pembelajaran yang bermakna.
DAFTAR
PUSTAKA
Majid, A. (2015). Strategi
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susianti, E. (2013). Strategi
Pembelajaran.
Post a Comment