Untuk download file Makalah anda bisa Download dibawah ini :
DOWNLOAD
============================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ilmu ilmu islam di zaman
modern ini sangat berbeda dgn zaman dahulu. Dan proses pembelajarannya pun
berbeda kalau zaman dahulu preses pendidikan di adakan di
rumah-rumah sahabat tertentu dan yang paling terdeket dengan Darul AL Arqom.
Namun ketika masyarakat islam terbentuk maka proses pembelajaran
agama islam di selenggarakan di masjid yang di kenal dalam bentuk halaqoh.
Kebangkitan madrasah awal dari bentuk perkembangan islam secara formal.
Perkembanagan ilmu-ilmu islam dapat kita lihat
dalam berbagai priode dari daulah abasiyah, daulah fatimyah, daulah usmaniyah,
dalam abad ke-4 H atau 10 M . Pengaruhnya sampai pada abad abad
kemudian tampak jeles perkembangan peradaban bangsa bangsa di
Negara barat seperti spanyol prancis dan sebagainya di samping itu pula
perjuangan muslim dalam berbagai ilmu pengetahuan seperti filsafah,
kimia, astronomi, aljabar, kedokteran, dan arsitektur dalam sejarah peradaban
islam pada abad ersebut.
B.
Rumusan Masalah
Madrasah adalah salah satu pendidikan Islam,
dari latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sejarah kelahiran madrasah di dunia Islam berikut
pertumbuhan dan perkembangan madrasah?
2.
Bagaimana madrasah pada awal pertumbuhannya?
BAB I1
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Ilmu
Ilmu Islam
Pendidikan Islam tidak akan pernah ada
habisnya. Demikian, karena proses pendidikan Islam telah, sedang dan akan terus
berjalan mengikuti perkembangan zaman. Begitulah pendidikan Islam mempunyai
sejarah yang panjang. Dalam pengertian yang seluas-luasnya, pendidikan Islam
berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri. Dalam sejarah
masyarakat Arab, di mana Islam lahir dan pertama kali berkembang, kedatangan
Islam lengkap dengan usaha-usaha pendidikan merupakan transpormasi besar. Sebab
pada dasarnya masyarakat Arab pra Islam tidak mempunyai sistem pendidikan
formal.
Pendidikan yang berlangsung
dapat dikatakan lebih bersifat informal, dan ini pun lebih berkaitan dengan upaya
dakwah islamiyah, penyebaran dan penanaman dasar kepercayaan dan ibadah
lain. [1][1]
Proses pembelajaran agama
Islam pada saat itu diselenggarakan di rumah-rumah sahabat tertentu dan yang
paling terkenal adalah Darul Arqam.[2][2]Namun ketika masyarakat Islam telah terbentuk,
maka proses pembelajaran agama Islam diselenggarakan di masjid yang dikenal
dengan bentuk halaqah.Kebangkitan madrasah merupakan awal dari
bentuk perkembangan Islam secara formal. [3][3]
Sepanjang
sejarah Islam, madrasah diabdikan terutama kepada al-uluum
al-Islamiyah atau biasa juga disebut al-uluum
ad-diniyyah dengan penekanan khusus pada bidang fiqih, tafsir dan
hadits. Meskipun ilmu-ilmu ini juga memberikan ruang gerak kepada akal untuk
melakukan ijtihad, dalam pengertian bukan ijtihad yang dilakukan dengan
sebebas-bebasnya. Dengan demikian, ilmu-ilmu non agama (profan) sejak
awal perkembangan madrasah sudah dalam posisi yang marjinal.
Namun dalam prakteknya supremasi lebih
diberikan kepada ilmu agama. Terlepas dari semua itu, jika dipandang
semata-mata dari sudut keagamaan dalam pengertian terbatas, supremasi dan
dominasi ilmu-ilmu keagamaan dalam batas tertentu agaknya mengandung implikasi
positif. Supremasi ini membuat transmisi syari'ah yang merupakan inti Islam,
dari generasi awal muslim kepada generasi berikutnya menjMeski Islam pada
dasarnya tidak membeda-bedakan nilai-nilai ilmu agama dan ilmu umadi
"lebih terjamin", walaupun supremasi tersebut tidak berlangsung
dengan cara yang lebih dinasmis.
Karena itu
tak heran ketika Charles Michael Stanton tidak berhasil membuktikan kaitan
yang jelas antara lembaga penidikan tinggi Islam dengan kemajuan berbagai
cabang sains dalam peradaban Islam. Ini tidak aneh karena seluruh madrasah yang
pernah diteliti sepenuhnya bermuatan ilmu-ilmu agama. Hanya terdapat beberapa
madrasahsaja, khsususnya di Persia yang mengajarkan beberapa bidang ilmu yang
"diharamkan" pada madrasah-madrasah Sunni
B. Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Madrasah
a.
Institusi Pendidikan Islam
Salah satu sistem yang
memungkinkan peroses kependidikan islam berlangsung secara konsisen dan
berkesinambungan dalam angka mencapai tujuannya adalah intitusi atau
lembaga pendidikan islam. Dalam sejarah pendidikan islam sejak nabi
melaksanakan tugas agama secara aktif ,di kota mekah telah didirikan lembaga di
,ana nabi memberikan pelajaran tentang agama islam secara menyeluruh di rumah
rumah dan dimasjid –masjid. Salah satu rumah yang terkenal dijadikan tempat
berlangsungya pendidikan islam ialah Dar al-Arqam di mekah dan dimasjid
yang terkenal dipergunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar ialah yang
sekarang terkenalMasjid al–Haram di mekah dan di masjid Annabawy di Madinah
al-Munawwarah .Di dlam masjid inilah berlangsungya peroses belajar
mengajar berkelompok dalam halaqah dengan masing masing gurunya
yang terdiri dari para sahabat nabi .
Sejalan dengan semakin perkembangaya jumlah pemeluk islam dan juga keinginan
untuk memperoleh efektifitas belajar mengajar yang cukup memadai,berpikirlah
baru para sahabat dan tabiin tetang pendidikan yang berkelanjutan sampai
munculnya kerajaan islam di timur tengah dan sepanyol. Mereka mendirikan
berbagai model kelembagaan pendidikan islam yang lebih teratur dan terarah
dalam kegiatan belajar dan mengajar secara klasikal yang berbentuk madrasah.
Mula mula berdiri
lembaga pendidikan yang bernama kuttab salah satu lembaga pendidikan dasar yang
di dalamnya di ajarkan cara membaca dan menulis huruf Al Qu’an serta
pengajaran ilmu agama serta ilmu al Qur’an .
Orang yang pertama
kali menulis belajar menulis dari penduduk mekah adalah Sufyan bin Umayah dan
Abu Qais bin abdul manaf bin sahrah bin Kilab, sedangkan pengajaranya ialah
Basyar bin abdul malik yang pernah belajar menulis di irak .Dari mekalah inilah
kegiatan belajar menulis dan membaca Al –quran menyebar keseluruh penjuru
jazirah Arab .Motivasi utama dari kegiatan belajar menulis dan membaca Alquran
bersumberkan dari wahyu perama yang diturunkan kepada rosululloh yang
tersebut dalam Surah Al ‘Alaq.
Dari kemampuan menulis
dan membaca inilah umat islam memperoleh sarana yang ampuh untuk belajar
ilmu ilmu yang lain Oleh karna itu , membaca dan menulis dapat di pandang
sebagai sumbernya ilmu pengetahauan manusia yang semakin berkembang
Perkembangan ilmu pengetahuan
islam dapat kita sajikan dalam berbagai periode dari daulah Umayyah , daulah
abbasiyyah ,daulah fathimiyyah , dan Daulah Ussmaniyyah pada abad abad
ke-4 H atau 10 Masehi .Pengaruhnya sampai abad abad kemudian tampak jelas dalam
perkembangan peradaban bangsa bangsa di Negara neara Barat seperti sepayol ,
perancis , dan sebagainya .Di samping itu dapat pula dikenali para pujagaga
muslim dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti flasafah ,kimia,astronomi
,aljabar ,kedokteran ,dan arsitektur dalam sejarah kebudayaan islam pada abad
abad tersebut di atas .Bahkan sarjana sejarah berkebangsaan inggris
, Philip k. hitti dalam tulisannya menunjukan wakta tentang kemajuan umat islam
pada abad pertengahan dengan menyatakan “Yang tercipta oleh bangsa Arab
bukan hanya suatu kerajaan ,melainkan juga suatu kebudayaan .Merekaadalah
ahli waris dari kebudayaan lama yang berkembang di tepi
sungai Tigris dan Eurat serta di lembah sungai Nil dan pesisir timur laut
tengah . kemudian sifat sifat utama dari kebudayaan yunani –romawi juga di
pelajari dan di kembangkan . oleh karena itu, merekalah yang memberikan bayak
pengaruh kebudayaan ini ke Benua eropa pada abad pertengahan , sehingga Eropa
terbangun dari tidurya dan berkembanglah renaissance modern.
Dalam permulaan abad
pertengahan itu tidak ada suatu bangsa pun yang besar subangannya bagi proses
kemajuan manusia kecuali bangsa arab yang saat ini sudah asyik mempelajari
falasafah Arisoteles sementara Kare Agung (kaisar nama l prancis saat
itu)berserta pembesar pembesarnya masih asik belajar menuliskan namanya. Para
mahasiswa di cordova (Spanyol Islam ),sebuah kota yang memiliki tujuh belas
perpustakaan dan satu antaranya mempunyai lebih dari 100.000 buah buku ,gemar
sekali mandi pemandian yang inda indah ,semantara itu pada saat yang
sama mahasiswa mahasiswa Universitas Oxford (inggris )
Kemajuan peradaban
umat islam pada masa itu mrupakan hasil dari kemampuan membaca dan menulis yang
pertama tama di perintahkan oleh oleh Alloh melalui wahyu kepada
utusa Nya Muhammad saw.Kegiatan belajar mengajar yang diawali dengan membaca
dan menulis itu ,akhirnya mendorong umat islam untuk belajar dalam bidang
bidang ilmu pengetahuan di luar ilmu agama, di samping karna kebutuhan
hidup yang semakin berkembang, terutama tentang ilmu alam, serta
kemasyarakatan, dan falsafah .
Oleh karena itu sistem
kuttab tidak mampu menampung aspirasi dari kebutuhan belajar yang lebih luas
dan dalam maka bentuklah system pendidikan klasikal yang di kenal dengan
madrasah atau sekolah. Madrasah yang pertama ialah Madrasah an Nidhamiyah yang
di dirikan oleh Nidham al-Mulki seorang Menteri Sultan Malik Syah as
Seljuqy pada tahun 460-475 Hdi kota Baghdad dan Naesabur
dengan mengunakan namaya. Imam al Gozalai pernah menjadi guru madrasah tersebut
di Baghdad kemudian di Naesabur ,pada akhir abad ke -5m.
Kemudian disusul
berdirinya madrasah – madrasah lainya seperti Madrasah an-Nasiriyah ,Madrasah
al –Qumhiyah dan as- saefi’ yah dari daulah Ayyubijah .Pada akhirnya
bermunjulan berbagai jenis madrasah tersebutr di timur tengah seperti di
Syiria,terkenal madrasah an-Nuriyah yang didirikan oleh nuruddin Zangky.
Di mesir dengan
mandrasah al- Kamaliyah (didirikan oleh malik al –kamil al-Ayyub ). Madrasah al
dhahiriyah di mana fikih mazhab as –Sayfi’y dan Hanafy di ajarkan .
Madrasah al
Manshuriyah merupakan madrasah yang mengajarkan fikih dari keempat mazhab,
hadits, serta ilmu kedokteran. Masdrasah an Nashiriyah mengajarkan keempat
mazhab fikih begitu juga madrasah sultan hasan yang yang didirikan pada tahun
758 M terkenal karena besarnya bangunan , arsitektur nya yang indah serta
bentuknya yang hebat yang tak ada tandinganya di seluruh dunia islam. Madrasah
ini didirikan pada zaman Kerajaan Malik di Mesir .
Pada setiap madrasah
yang di dirikan itu selalu di lengkapai dengan pepustakaan dengan beribu
ribu jilid buku di dalamnya . system madrasah (klasikal ), pendidikan islam
berkembang pula dalam institusi kependidikan yang disebut Zawiyah yaitu
suatu tempat belajar di sudut masjid (menurut asal usulnya ). Kemudian
pengetian zawiyah ini mejadi meluas sehingga akhirnya di kenal sebagai
“tempat belajar yang terpisah dari bangunan masjid “yang hampir
menyamai fungsi madrasah, oleh karena zawiyah ini tidak lagi di gunakan
untuk melakukan itikaf , atau taabbud terutama bagi kaum sufi atau tarikat,dan
akhirnya menjadi tempat mengajarkan al-Qur’an dan agama serta dasar-dasar ilmu
pengetahuan umum. Fungsi Zawiyah hampir sama dengan fungsi
madrasah, lembaga ini berkembang pada abad ke-8 H di Negara Negara
Maghribi (Afrika Utara).
Institusi kependidikan
islam berkembang dalam bentuk formal (madrasah) semua jenjang sampai dengan
Universitas (al-Jamiyah) dan bentuk nonformal (masjelis taklim,
pesantren) Dan pendidikan individual (langsung dengan guru, ulama).
Pada mana yang paling
awal, pendidikan Islam bersifat sangat sederhana dan baru dilaksanakan secara
informal di rumah-rumah, kuttab dan masjid. Pada perkembangan selanjutnya,
setelah masyarakat Muslim mulai terbentuk, pendidikan diselenggarakan dalam
bentuk formal, sehingga pendidikan Islam kemudian menjadi salah satu pilar dari
peradaban Islam. Dalam hal ini, pendidikan Islam bentuk formal ditandai oleh
munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus sebagai jalur
pendidikan. Di dalam madrasah berlangsung proses komunikasi pedagogis antara
pendidik -peserta didik, yang darinya diharapkan mengarah kepada tercapainya
tujuan instruksional. Dapat dikatakan bahwa secara historis kelahiran madrasah
menjadi lambang kebangkitan dari sistem pendidikan Islam.
Dengan menggunakan
pendekatan sosio-historis, di dalam tulisan ini akan ditelusuri kelahiran
madrasah dalam perkembangan pendidikan Islam. Objek kajian ini utamanya
terfokus pada madrasah Nizamiyyah di Baghdad. Pasalnya, madrasah tersebut adalah
salah satu di antara madrasah-madrasah yang diperdebatkan oleh pemerhati
sejarah pendidikan Islam.
C. Madrasah
Madrasah adalah satu
jenis yang lain dari lembaga pendidikan tinggi, dan ia mulai muncul pada akhir
abad ke IV Hijriyah.
Berkembangnya madrasah-madrasah
dalam waktu yang cepat itu merupakan satu manifestasi yang bertujuan untuk
melawan golongan Syi’ah yang telah kuat dan berkembang di seluruh pelosok dunia
Islam pada abad ke IV Hijriyah. Gerakan Syi’ah ini bukan saja merupakan gerakan
politik yang dikembangkan oleh pengikut-pengikut Ali untuk mengendalikan
pemerintahan, akan tetapi dalam waktu yang sama ia juga merupakan satu gerakan
ilmu pengetahuan yang sejalan dengan falsafah pendapat-pendapat golongan mystik
yang beraliran extrem.
Gerakan ini telah mendapat tentantan yang
hebat dari penganut mazhab ahlus-Sunnah. Munculnya orang-orang Sljuq pada abad
ke XI Masehi yang merupakan golongan pendukung mazhab ahlussunnah yang fanatik
terhadap kepercayaan agama, dan jatuhnya sebagian besar dari kerajaan Islam
dalam tangan mereka, dan sikap mereka yang sangat setia kepada khilafah,
kesemuanya ini merupakan faktor-faktor yang utama yang dapat mengukuhkan mazhab
ahlussunnah dan melemahkan pengaruh dan kedudukan golongan Syi'ah. Munculnya
madrasah-madrasah yang banyak dalam abad ini telah merupakan satu alat untuk
menyatakan satu sikap baru dalam berpikir dan untuk melahirkan gelora semangat
keagamaan yang meluap-luap pada masa ini, sehingga terjadinya perang salib di
antara umat Islam dan Kristen. Madrasah-madrasah tersebut tersebar hampir di-
seluruh dunia Islam untuk memperkuat mazhab ahlussunnah dengan cara memberi
perhatian yang besar terhadap mempelajari ilmu fiqh yang terdapat di dalam
empat buah mazhab.[2]
Adapun di Mesir, madrasah-madrasah barn
didirikan sesudah lii!angnya kerajaan Fatimiyah dan sesudah berdirinya kerajaan
Ayyubiyah. Pada masa kerajaan Ayyubiyah inilah didirikan madrasah-madrasah sehingga
ia tersebar sangat lugs. Penebaran madrasah-madrasah ini tetap berjalan terus
pada masa Al-Mamalik, demikian pula di Syria madrasah-madrasah banyak didirikan
pada masa ini.
Biasanya sebuah madrasah dibangun untuk salah
seotang ahli fiqh yang termasyhur dalam salali satu mazhab yang empat.
Umpamanya Nuruddin Mahmud bin Zanki telah mendirikan di Damaskus dan Halab
beberapa Madrasah untuk mazhab lianal-i dan Syafi'i, dan telah dibangun pula
sebuah madrasah untuk kedua mazhab ini di kota Mesir.
Madrasah itu tidak berbeda dari Mesjid atau
Jami', baik dari segi bangunan, tugas, maupun tujuannya. Hanya madrasah itu
lebih lengkap persiapannya untuk study dan untuk tempat tinggal bagi
pelajar-pelajar yang belajar secara ful timer. Madrasahpun telah digunakan pula
untuk melaksanakan tujuan-tujuan masjid, seperti digunakan untuk melakukan
shalat sebagaimana dilakukan di Masjid-masjid, kemudian madrasah itu juga
digunakan sebagai pengadilan. Namun demikian madrasah itu mempunyai tugas
pokok yang tersendiri, yaitu untuk mengajar fiqh yang sejalan dengan satu atau
lebih dari mazhab ahlussunnah yang empat itu, dengan cara menarik para
pelajar-pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar, dan
memberikan gaji tetap bagi para guru, sehingga mereka tidak usah mencari
pekerjaan lain untuk mencari penghidupan mereka.
Walaupun tadi telah dikatakan bahwa tugas
pokok bagi madrasah-madrasah adalah untuk mengajar ilmu fiqh semata-mata, akan
tetapi ada juga sebagian madrasah yang memberi pelajaran kedokteran di samping
ilmu fiqh.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan dalam
bentuk pendidikan formal sudah dikenal sejak awal abad ke- 11 atau 12 M, atau
abad ke- 5-6 H, yaitu sejak dikenal adanya Mdrasah Nidzamiyah yang didirikan di
Baghdad oleh Nizam Al- Mulk, seorang wazir dari Dinasti Saljuk. Pendirian
Madrasah ini telah memperkaya khasanah lembaga pendidikan di lingkungan
masyarakat islam, karena pada masa sebelumnya masyarakat islam hanya mengenal
pendidikan trdisional yang di selenggarakan di Masjid-Masjid dan dar
al-khuttab. Di Timur tengah institusi madrasah berkembang untuk
menyelenggarakan pendidikan keislaman tingkat lanjut (advance/tinggi),
yaitu melayani mereka yang masih haus ilmu sesudah sekian lama menimbanya
dengan belajar di masjid-masjid. Dengan demikian, pertumbuhan madrasah
sepenuhnya merupakan perkembangan lanjut dan alamiah dari dinamika internal
yang tumbuh dari dalam masyarakat islam itu sendiri.
Di Indonesia, keadaannya tidak demikian.
Madrasah merupakan fenomena moderen yang muncul pada awal abad ke-20. Berbeda
dengan di Timur Tengah di mana madrasah adalah lembaga pendidikan yang
memberikan pelajaran ilmu agama tingkat lanjut, sebutan madrasah di Indonesia
mengacu kepada lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran agama islam tingkat
rendah dan menengah. Perkembangannya diperkirakan merupakan reaksi terhadap
faktor-faktor yang berkembang dari luar lembaga pendidikan yang secara
tradisional sudah ada, terutama munculnya pendidikan modern Barat. Dengan kata
lain, tumbuhnya madrasah di Indonesia adalah hasil tarik menarik antara
pesantren sebagai lembaga pendidikan asli (tradisional) yang sudah ada di satu
sisi, dengan pendidikan Barat (modern) di sisi lain.
Apabila ditelusuri masuknya agama islam di
Indonesia, maka agama islam datang ke indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang
dari Gujarat, disiarkan secara damai tanpa paksaan, dalam penyiaran islam pada
tahun-tahun pemulaan dilakukan oleh pemuka masyarakat yang dikenal dengan
sebutan para wali. Para wali inilah yang berjasa mengembangkan agama islam,
terutama di Pulau Jawa, yang dikenal dengan sebutan Wali Songo.
Para wali menyiarkan agama islam dengan cara
bijaksana, kebiasaan yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat
sepenuhnya tidak dihilangkan, bahkan adat istiadat dan kebiasaan dilindungi dan
dikembangkan, disesuaikan dan diisi dengan ajaran agama islam. Karena itu maka
tidak heran apabila sampai sekarang kita masih melihat adanya adat istiadat
nenek moyang yang masih melekat pada umat islam. Orang-orang yang kemudian
masuk islam ingin mempelajari dan mengetahui lebih lanjut tentang ajaran islam,
orang ingin bisa mengerjakan shalat, bisa membaca Al Qur’an dan berdo’a. Dari
sinilah mulai tumbuh pendidikan agama islam, pada mulanya mereka belajar dari
rumah-rumah, di Langgar, di Masjid, dan kemudian berkembang menjadi Pondok
Pesantren.
Dalam perkembangan selanjutnya lembaga
pesantren ini mendapatkan perhatian para sultan, sesuai dengan kedudukan tinggi
para wali di mata sultan, tidak sedikit pesantren yang mendapatkan perhatian
dan bantuan dari sultan. Contohnya nama Tegalsari yang merupakan hadiah dari
sultan kepada kyai atas jasa-jasanya. Pondok Pesantren Tegalsari sampai aad
ke-19 merupakan Pndok terkemuka di Jawa, bahkan santrinya banyak yang berasal
dari Sumatra, Kalimantan, dan dari luar Pulau lainnya.
D.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Madrasah
a.
Dilema Kelembagaan dan Pendidikan Madrasah
Salah satu hal yang penting dan perlu disimak
dalam sejarah perkembangan penyelenggaraan sekolah-sekolah agama ialah lahirnya
Keppres No. 34 tahun 1974 tantang tanggungjawab fungsional pendidikan dan
latihan serta Inpres No. 15 tahun 1974 tentang pelaksanaan Keppres
Dalam realitas pendidikan Islam di tanah air, saat dibicarakan tentanglembaga
pendidikan Islam, selain pesantren, maka yang segera terbayang di benak kita
adalah madrasah. Institusi pendidikan ini lahir pada awal abad XXM., yang dapat
dianggap sebagai periode pertumbuhan madrasah dalam sejarah pendidikan Islam di
Indonesia. Memasuki abad XXM., banyak orang Islam Indonesia mulai menyadari
bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang
menantang dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen, dan perjuangan
untuk maju di bagian-bagian lain di Asia, apabila mereka terus melanjutkan
kegiatan dengan cara-cara tradisionaldalam menggerakan Islam
Munculnya kesadaran “kritis” di kalangan
umat Islam Indonesia tersebisadilepaskan dari kiprah kaum terdidik lulusan
pendidikan Mesir atau Timur Tengah yang telah banyak menyerap semangat
pembaruan (modernisme) di sana. Sekembalinya ke tanah air, mereka melakukan
pengembangan institusi pendidikan baru yang lazim disebut madrasah dengan
menerapkan metode dan kurikulum yang juga baru. Dari sini, tidak mengherankan
bila kemudian terjadi beberapa perubahan mendasar dalam dinamika Islam
Indonesia yang setidaknya didorong oleh empat faktor penting, yaitu:
a.
Diberbagai tempat di dunia Islam muncul kecenderungan kuat untuk
kembali ke Al- Qur’an dan Hadist nabi
yang dijadikan titik tolak menilai kebiasaan agama dan kebudayaan yang ada.
b.
Gejolak dan sifat perlawanan nasional terhadap penguasa kolonial
Belanda.
c.
Usaha yang kuat dari umat Islam untuk memperkokoh organisasinya
di bidang sosial ekonomi, demi kepentingan mereka sendiri maupun untuk
kepentingan rakyat banyak.
d.
itu, apabila dilihat dari sudut pandang pendidikan modern Barat
kolonial, kehadiran madrasah mengandung dimensi “akulturatif” karena ia
merupakan manifestasi dan realisasi pembaruan sistem pendidikan Islam yang
diinginkan oleh sebagian umat Islam yang tengah menganggap
e.
Pemburuan pendidikan Islam yang disebabkan karena munculnya
ketidakpuasan terhadap pola tradisional.
pembaharuan Islam yang telah ada. Berdirinya madrasah adalah
bagian dari kesadaran umat Islam Indonesia untuk membangun kekuatan melawan
kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen serta keinginan untuk maju sejajar
dengan bangsa-bangsa lain di Asia
b.
Madrasah pada Awal Masa Kemerdekaan
Di awal kemerdekaan, tidak dengan sendirinya
Madrasah dimasukan kedalam sistem pendidikan nasional. Madrasah memang terus
hidup tetapi tidak memperoleh bantuan sepenuhnya dari pemerintah.madrasah dan
dunia pendidikan islam pada umumnya dibiarkan hidup meskipun dalam keadaan yang
sangat sederhana dan hidup apa adanya. Perhatian peerintah pada saat itu
hanyalah sebatas dorongan moral seperti pada :
Madrasah-madrasah itu semuanya adalah hasil usaha partikelir yang, yang
mendapat pengawasan dari Departemen Agama. Madrasah-madrasah yang sudah
mendapat pengakuan dari Departemen Agama menerima bantuan dari Departemen itu:
dengan hitungan tiap-tiap murid pada madrasah-madrasah milik perseorangan
menerima Rp. 10,- tiap tahun, sedangakan madrasah milik organisasi menerima
untuk tiap-tiap murid Rp. 30,- tiap tahun (Sejak tahun 1966 bantuan berupa uang
dari Departemen Agama ditiadakan).
c.
Madrasah Dewasa In
Belakangan ini banyak sekali kritik yang dilontarkan oleh
para pakar terhadap sistem dan model pendidikan kita. Di antara kritik tersebut
dinyatakan oleh Profesor H. A. R Tilaar bahwa pendidikan tak mampu lagi
menanamkan persatuan bangsa. Pola indroktinasi ideologi ternyata tidak berhasil
karena terdapat kesenjangan antara nilai-nilai yang diinginkan dengan praktek
kehidupan nilai yang diberikan para pemimpin. Contohnya, pemerintah dan
pemimpin yang korup tidak bisa mengharapkan rakyat melaksanakan nilai-nilai
yang baik. Padahal, kata Tilaar, pendidikan membutuhkan keteladanan.
Diperlukan
suatu peninjauan kembali mengenai posisi madrasah di dalam dinamika kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Denagn kata lain, madrasah perlu merumuskan
kembali posisinya atau reposisi madrasah. Apabial tidak demikian maka madrasah
akan kehilangan identitasnya dan menjadi seperti sekolah yang diselenggarakan
oleh pemerintah selama ini. Hal demikian apakah masih mempunyai dasar untuk
kelanjutan hidup madrasah?
Telah kita lihat tuntutan masyarakat Indonesia baru, antara lain demokratisasi
pendidikan yang memupuk lahirnya tingkah laku peserta didik yang demokratis,
hubungan yang demokratis antara guru dan peserta didik demi perkembangan
berpikir yang kreatif, pendidikan agama yang membentuk nilai-nilai moral serta
memperkuat iman dan taqwa, menguasai iptek, serta memupuk kerjasama dalam
persaingan sebagaimana yang dituntut oleh masyarakat global.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan islam mempunyai sejarah yang panjang dan berkembang seiring dengan
laju peradaban islam, kedatangan Islam mengantarkan transformasi yang sangat
berarti bagi masyarakat arab. Sebelum kedatangan Islam masyarakat arab belum
memiliki model pendidikan formal yang sistematis. Mereka hidup dalam suatau
tatatanan yang disebut dengan Jahiliyyah. Suatu polemik yang selalu muncul
diantara pemerhati sejarah pendidikan islam adalamengenai madrasah yang pertama
kali muncul dalam pendidikan
islam.
Pada awal kemerdekaan
tidak dengan sendirinya Madrasah di masukkan kedalam system pendidikan
Nasional. Madrasah memang terus hidup tetapi tidak memperoleh bantuan
sepenuhnya dari pemerintah. Madrasah dan dunia pendidikan islam pada umumnya
dibiarkan hidup meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana dan hidup apa
adanya.
Memasuki abad ke-21, bangsa Indonesia di hadapkan pada perubahan global yang
menuntut adanya system keterbukaan politik, ekonomi, dan budaya. Perubahan yang
terjadi adanya peraturan ini pada gilirannya akan mempengaruhi tata nilai
kehidupan. Lembaga pendidikan diharapkan dapat berperan besar dalam mengatur irama
tersebut. Kedudukan yang sentral dan direncanakan secara sistematik, lembaga
pendidikan diharapkan dapat menjadi perisai bagi perkembangan budaya serta
menjadi motor untuk mempercepat perubahan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Saefullah. SA.
MA, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2010, Sejarah dan kebudayaan Islam di
Asia Tenggara.Dr. Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan
Islam, Bulan Bintang, Jkt, 1979.
Dr. Hasan Basri, M.Ag.
Ilmu Pendidikan Islam( Jilid II), Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Madrasah dan
Pendidikan Anak Bangsa, Abdul Rochaman Shaleh, Jakarta, Rajawali Press, 2004.
[1] Suyuthi
Pulungan, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Cet. I; Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogyakarta, 2001
Post a Comment