ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
Untuk download file makalahnya anda bisa download di bawah ini
File download lebih lengkap dari pada demo
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa “ manusia lansia
adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan
dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu
mendapat perhatuan khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan”.
Beberapa alasan timbulnya perhatian kepada lanjut usia, meliputi :
1.
Pensiun-pensiunan
dan masalah-masalahnya
2.
Kematian
mendadak karena penyakit jantung dan stroke
3.
Meningkatkan
jumlah lanjut usia
4.
Pemerataan
pelayanan kesehatan
5.
Kewajiban
Pemerintah terhadap orang cacat dan jompo
6.
Perkembangan
ilmu :
Ø Gerontologi
Ø Geriatri
7.
Program PBB
8.
Konferensi
Internasional di WINA tahun 1983.
9.
Kurangnya
jumlah tempat tidur rumah sakit
10.
Mahal
obat-obatan
11.
Tahun Lanjut
Usia Internasional 1 Oktober 1999
Berdasarkan
beberapa penjelasan di atas, penting bagi kita untuk mengetahui lebih lanjut
hal-hal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan yang perlu diberikan pada
lansia yang di bahas pada bab selanjutnya. Hal ini penting karena agar lansia
dapat hidup secara produktif dan dapat memberikan asuhan secara tepat pada
lansia sesuai dengan asuhan yang diperlukannya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana asuhan keperawatan terhadap bagi lansia?
2.
Bagaimana Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia?
3.
apa
teori-teori menua?
4.
Apa
Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia?
5.
Apa
Tugas Perkembangan Lansia?
6.
Apa Permasalahan yang timbul Pada Lansia?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Tujuan khusus
Untuk mengetahui
asuhan keperawatan bagi lansia
2.
TUJUAN UMUM
a.
Mengetahui Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia
b.
Mengetahui
teori-teori menua
c.
Mengetahui
Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia
d.
Mengetahui
Tugas Perkembangan Lansia
e.
Mengetahui Permasalahan yang timbul Pada Lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi
Masa dewasa tua (lansia)
dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok
usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan
populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter &
Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan
istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk
lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek
yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik
yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi
sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih
dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang
sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara
negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies
menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan
fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi
usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut
(elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok
usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90
tahun.
Asuhan keperawatan
lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis, kognitif, dan
kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan
fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan
produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri
sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang
berkaitan dengan kebutuhan mereka.
a)
Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia
Setiap orang memiliki
kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar
dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan
akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan
yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial
seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman,
memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan
oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat
Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik (physiological
needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan,
seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah
kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah
seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya
(3) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat
atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi,
kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem
needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya,
dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah
kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir
berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan
dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang
memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut
diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri,
serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan
tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya .
Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah
dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya
(Ismayadi, 2004).
b)
Teori – teori Proses Menua
Sebenarnya secara individual
1.
Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2.
Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3.
Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua
Ada beberapa teori tentang proses penuaan,
antara lain:
1.
Teori Genetic Clock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya suatu jam
genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi
menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung
oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2.
Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.
3.
Teori “ pemakaian dan rusak “
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah
terbakar.
4.
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “
teori akumulasi dari produk sisa”.
5.
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
6.
Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan
gizi.
7.
Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)
Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
tubuh menjadi lemah dan sakit.
8.
“ Teori imonologi saw
virus”
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
9.
Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah
terpakai.
10. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal
bebas ( kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat
regenerasi.
11. Teori rantai silang
Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan
yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
12. Theori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah
sel- sel mati.
c)
Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia
Perubahan
– perubahan fisik
1.
Sel
a.
Lebih sedikit jumlahnya
b.
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler
c.
Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati
d.
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
e.
Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%
2.
Sistem pernafasan
a.
Cepat menurunnya persarafan
b.
Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan
stres.
c.
Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
d.
Kurangnya sensitif pada sentuhan
3.
Sistem Pendengaran
a.
Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan
atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada
– nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada
usia diatas 65 tahun.
b.
Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c.
Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya
kreatin
d.
Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres
4.
Sistem penglihatan
a.
Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar
b.
Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau
kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
c.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d.
Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya
membedakan warna biru atau hijau.
5.
Sistem kardiovaskuler
a.
Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan
menjadi kaku.
b.
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.
c.
Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk,
atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d.
Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal
kurang lebih 90 mmHg
6.
Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai
faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:
a.
Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang
lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun.
b.
Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7.
Sistem Respirasi
a.
Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas silia
b.
Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.
c.
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d.
Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada
arteri tidak berganti
e.
Kemampuan untuk batuk berkurang
f.
Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
8.
Sistem gastrointestinal
a.
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b.
Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c.
Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan
menurun
d.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
e.
Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
f.
Menciutnya ovari dan uterus
g.
Atropi payudara
h.
Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.
i.
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
j.
Selaut lendir menurun
9.
Sistem Genitourinaria
Ginjal:
mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%
fungsi tubulus berkurang.
a.
Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun
sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria
susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
b.
Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 %
tahun
c.
Atrofi vulva
10.
Sistem Endokrin
a.
Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b.
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
c.
Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya
didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.
d.
Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat
e.
Menurunnya produksi aldosteron
f.
Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen
dan testosteron
11.
Sistem kulit
a.
Kulit keriput atau mengkerut
b.
Permukaan kulit kasar dan bersisik
c.
Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun.
d.
Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
e.
Rambut dan hidung dan telinga menebal.
f.
Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularitas
g.
Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
h.
Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
12.
Sistem muskoloskeletal
a.
Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
b.
Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas
geraknya.
c.
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
d.
Persendian membesar dan kaku
e.
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
f.
Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan
tremor.
B. Tugas Perkembangan Lansia
Peck
mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara
perbedaan integritas dan keputusasaan.
·
Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan
pergeseran sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi
ulang mendefinisikan kembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan
lansia untuk mengganti peran yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru.
Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka
sendiri sebagai orangtua dan okupasi.
·
Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia
mengalami beberapa penurunan fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan
kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang tersebut mungkin mengalami
kesulitan terbesar dalam mengabaiakan status fisik mereka. Orang lain memiliki
kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan aktivitas sosial
sekalipun mereka mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck
mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial
dan mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik
semata.”
·
Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara
paling konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan
dengan : ”hidup secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari
kematian personal-the night of the ego, yang bisa disebut-paras dan
perasaan kurang penting dibanding pengetahuan yang telah diperoleh seseorang
untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup
oleh ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka,
anak-anak mereka, kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka.
Mereka ”ingin membuat hidup lebih aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi
orang-orang yang meneruskan hidup setelah kematian.” Untuk mengklarifikasi,
”individu yang panjang umur cenderung lebih khawatir tentang apa yang
mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya, mereka hidup di luar
diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.
(Stanley & Beare, 2006).
C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia
Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan
lansia.
1. Permasalah Umum
a. Bersarnya jumlah
penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan upaya
peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan
jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan
Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar
41% dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).
b. Jumlah lansia miskin
makin banyak
c. Nilai perkerabatan
melemah, tatanan masyarakat makin individualistik
d. Rendahnya kualitas dan
kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia
e. Terbatasnya sarana dan
fasilitas pelayanan bagi lansia
f. Adanya dampak
pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan dan
penghidupan lansia.
2. Permasalahan Khusus
a.
Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya
perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik.
Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering
dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan
menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan
menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos
masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan
paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam
perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah,
otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama
ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria
dan sexsualitas tidak selalu menurun
b.
Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan
melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak,
kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia
D. Sikap perawat terhadap lansia
Perawatan gerontologi
atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada
orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang
lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.
Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan
kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan
pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan
tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek
keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan
advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy
usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan
kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi
dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi ,
penelitian dan administrasi.
Penting bagi perawat
untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut mempengaruhi asuhan
keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat harus menciptakan sikap
positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan penurunan rasa
nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap tersebut dapat
menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas perawatan jangka
panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini sering kali memandang
diri sendiri sebagai pecundang, dan mungkin masyarakat juga memandang mereka
seperti itu. Perawat dapat meningkatkan
kemandirian dan harga diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga.
Perawat harus menjelaskan sikap
pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan perawatan paling efektif.
Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan seorang perawat
mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota
keluarga dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam
pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan
pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia.
· Pendekatan
perawatan lanjut usia
a. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2
bagian yaitu :
–
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun
yang mengalami kelumpuhan atau sakit.
b. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai
supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung
rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan
upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka
Post a Comment