MAKALAH PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DIKELAS

Posted by GLOBAL MAKALAH

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS

Hy selamat siang, pengjunjung www.globalmakalah.blogspot.co.id kali ini saya akan membagikan file atau privew Makalah untuk anda semua.




Makalah ini berjudul : Makalah Pengaruh Pelaksanaan Ujian Nasional Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas.

Makalah ini memiliki perumusan makalah : Bagaimana pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi siswa kelas XII di SMAIT Al-Multazam.
Untuk melihat demo Makalah anda bisa lihat di bawah ini :

Dan jika ingin mendownload file ini anda bisa download  disini :



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[1] Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan bakat dan kemampuan untuk pribadi dan masyarakat.
Hampir seluruh tenaga kependidikan sepakat akan perlunya ujian untuk mengetahui keefektifan berbagai upaya yang telah dilakukan selama proses pendidikan. Namun, pemerintah telah menentukan nilai Ujian Nasional minimal yang harus dicapai siswa sebelum bisa dinyatakan kelulusannya oleh sekolah.
Ujian akhir nasional merupakan bentuk lain dari EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) yang sekarang telah dihapus keberadaannya. Ujian Nasional adalah sistem evaluasi dalam bentuk pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik tingkat dasar dan menengah secara nasional yang diselenggarakan pemerintah untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang telah berada di tingkat akhir di setiap jenjang yang mereka ikuti.
Ujian Nasional menjadi agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah berusaha mengganti Ujian Nasional berbasis kertas (PBT / Paper Based Test) menjadi berbasis komputer (CBT / Computer Based Test) karena beberapa alasan, seperti untuk menekan biaya pengadaan Ujian Nasional dan Mendikbud menganggap bahhwa Indonesia mampu menerapkan ujian berbasis computer yang dapat menambah indeks integritas sekolah.[2] Walaupun pemerintah Nampak sangat optimis tentang pelaksanaan UNBK ini, tetap saja ada beberapa masalah tak terelakan. Beberapa kendalanya yaitu kendala teknis pasokan listrik, koneksi internet yang tidak stabil hingga server yang tidak dapat tersambung dengan komputer peserta. Namun pemerintah dengan sigap dapat mengatasi kendala-kendala tersebut walaupun pelaksanaan UNBK ini belum dapat menyentuh seluruh daerah di Indonesia.[3]
Ujian Nasional yang menjadi salah satu kriteria kelulusan seorang siswa akan memunculkan perasaan cemas (anxiety) akan kegagalan dalam Ujian Nasional. Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman[4].Kecemasan yang dialami para siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional bersifat  normal. Namun, setiap siswa punya respons yang berbeda untuk menghadapi rasa cemas yang dialaminya sebagai bentuk menghadapi ancaman.
Dampak kecemasan ada yang bersifat positif dan negatif. Apabila kita tiddak dapat menghadapi kecemasan kita secara baik, maka kecemasan akan menggerogoti kita perlahan-lahan dan membuat kita depresi. Tetapi jika kita dapat mengantisipasi kecemasan dan mengatasinya, kecemasan justru akan menjadi sumber motivator kita agar lebih keras berusaha dalam suatu hal.
Belajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan siswa untuk mengatasi rasa cemasnya. Namun untuk belajar siswa sangat memerlukan motivasi belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Motivasi sendiri merupakan hal yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Dalam kasus ini, Motivasi berfungsi untuk meraih prestasi belajar yang tinggi.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam Ujian Akhir Nasional diperlukan aksi Belajar yang mumpuni. Sedangkan kegiatan Belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan Motivasi Belajar siswa. Sayangnya motivasi adalah hal yang tidak kasat mata sehingga kita sulit mengidentifikasinya.
Hal ini menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti karena kemampuan  tiap siswa dalam menghadapi masalah seperti Ujian Nasional pastilah berbeda-beda. Kondisi tersebut sesuai dengan subjek pada kelas XII SMAIT Al-Multazam dalam menghadapi UN yang kian mendekat.
Berdasarkan berbagai pemaparan diatas, penelitian makalah ini dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam hubungan dari penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional dengan peningkatan Motivasi Belajar Siswa kelas XII SMAIT Al-Multazam.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi siswa kelas XII di SMAIT Al-Multazam?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi Tujuan Penelitian Penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi siswa kelas XII di SMAIT Al-Multazam

D.    .Manfaat Penulisan
1.      Bagi sekolah
Makalah ini berguna bagi pihak sekolah agar mengetahui bagaimana kondisi siwa secara psikis menjelang ujian nasional. Dengan mengetahuinya, sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah dampak buruk dari ujian nasional sekaligus menemukan cara yang lebih efektif untuk membuat siswa belajar lebih optimal.
2.      Bagi guru
Makalah ini berguna bagi pihak guru selaku pemberi materi pelajaran dan motivasi di kelas agar bisa lebih optimal lagi menmpersiapkan para siswa dalam menghadapi ujian nasional, baik persiapan secara materi pelajaran ataupun persiapan membangun mental menghadapinya.
3.      Bagi orang tua siswa
Makalah ini berguna bagi pihak orangtua siswa agar dapat lebih bisa memahami kondisi para siswa saat akan menghadapi ujian nasional. Contoh bantuannya bisa dengan membantu siswa dengan lebih memotivasi ataupun menyediakan situasi belajar yang kondusif bagi anak mereka.
4.      Bagi siswa
Makalah ini berguna bagi siswa agar mereka bisa mengetahui apa saja penanggulangan yang dapat dilakukan oleh mereka jika mengalami serangan kecemasan mereka menjelang ujian nasional.



[1]Lihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia
[2] Mengutip dari hasil wawancara dengan Mendikbud yang diposting oleh BBC Indonesia pada tanggal 13 April 2015
[3]Berita tentang pelaksaan UNBK yang diperoleh dari Antara News dan diposting pada tanggal 11 April 2017
[4] Lihat di Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa oleh Yusuf Ah dkk halaman 86

=====================================================================
PEMBAHASAN

A.    Pelaksanaan Ujian Nasional
1.      Pengertian dan tujuan diadakannya Ujian Nasional.
Ujian Nasional atau yang biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia.[1] Ujian Nasional akan dilaksanakan setiap tahun untuk seluruh siswa yang berada di jenjang akhir dari pendidikan yang diikutinya.
Ujian nasional memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:
a.    Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b.    Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c.    Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
d.   Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.[2]
 Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Proses pengawasan evaluasi harus dilakukan terus menerus agal bias memperbaiki sistem dan mutu yang telah berlangsung menjadi lebih baik.
Karena Ujian Nasional bertujuan pula agar seorang siswa berkompetensi secara nasional di mata pelajaran dalam kelompok ilmu pengetahuan tertentu yang telah ditentukan pemerintah, maka seorang siswa dapat dikatakan kompeten / berhak lulus ketika ia telah melewati batas nilai minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam pelaksanaan Ujian Nasional.
Ujian nasional juga menjadi salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Berikut ini adalah syarat-syarat untuk lulus dari satuan pendidikan:
a.       Meneyelesaikan seluruh program pembelajaran
b.      Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan ahlak, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
c.       Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
d.      lulus Ujian Nasional
2.      Landasan hukum pelaksanaan Ujian Nasional.
a.       Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pasal 58 ayat (2): “evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan”.
b.      Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
-        Pasal 63  ayat (1).
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a.       Penilaian hasil belajar oleh pendidik.
b.      Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c.       Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
-        Pasal 69 ayat (1):
Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus oleh satuan pendidikan.
Draf revisi 20 desember 2011:
-        Pasal 69 ayat (2):
Setiap peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.
-        Pasal 69 ayat (3):
Peeserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BNSP.
c.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 tahun 2009 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Masdarasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010.
d.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional
3.      Bentuk pelaksanaan Ujian Nasional
Saat ini Ujian Nasional mempunyai dua cara pengerjaan yaitu berbasis kertas (PBT / Paper Based Test) atau berbasis komputer (CBT / Computer Based Test).
UN-PBT adalah sistem ujian tulis yang masih menggunakan kertas dan pensil untuk mengerjakannya. Sistem ini adalah sistem yang biasa digunakan untuk ujian nasional di tahun tahun sebelumnya. Cara pengerjaannya ialah peserta menjawab soal-soal di kertas lembar jawaban komputer (LJK) menggunakan penisl 2B lalu LJK akan di-scanning komputer untuk mengetahui nilai akhir.
Berikut ini adalah keunggulan dari sistem ujian PBT:
·         Sebagian besar siswa di Indonesia telah terbiasa dengan ujian model PBT
·         Kertas soal dapat dicorat-coret
Sedangkan kelemahan dari sistem PBT ini adalah sebagai berikut:
·         Proses penghitaman jawaban di LJK memakan cukup banyak waktu
·         Repot jika ingin mengganti jawaban yang sudah ada
Berbeda dengan UN-PBT, UN-CBT adalah sistem pengerjaan ujian yang baru-baru ini dikembangkan di Indonesia. Pemerintah pemerintah pertama kali menguji coba sistem UN-CBT secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur pada tahun 2014[3]. Hasil dari UN-CBT kedua sekolah tersebut terbilang bagus maka di tahun-tahun berikutnya, pemerintah tengah berupaya untuk mengganti UN-PBT menjadi UN-CBT.
UN-CBT atau resminya disebut sebagai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) baru mulai diluaskan secara bertahap pada tahun 2015 lalu. UNBK sendiri adalah sistem pelaksanaan Ujian Nasional yang menggunakan komputer sebagai media ujian. Ujian dilaksanakan dengan sistem semi-online dimana masing-masing peserta akan mengirimkan jawaban kepada server sekolah masing masing secara online, lalu server akan mengolah data tersebut secara offline dan barulah data tersebut dikirimkan ke server pusat secara online.
Dibandingkan dengan ujian bersistem PBT, UNBK memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut, yaitu:
·         Meminimalisasi human error
·         Waktu lebih efisien karena tidak menghitung waktu penghitaman jawaban seperti di UN-PBT
·         Tidak perlu takut LJK akan rusak
Namun UNBK juga memiliki kelemahannya sendiri yaitu:
·         Mata peserta mungkin akan cepat lelah karena terus-terusan menatap layar monitor
·         Tidak bisa mencorat-coret soal
4.      Dampak ujian nasional terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional
Walaupun Ujian Nasional dimaksudkan pemerintah untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, pada nyatanya kita perlu lebih dari sekedar Ujian Nasional untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan kita secara nasional. Berikut ini adalah poin-poin mengapa ujian nasional tidak dapat dijadikan sebagai peningkat mutu pendidikan:
a.       Ujian nasional hanya menguji aspek kognitif (pengetahuan) siswa dan tidak melihat dari aspek keterampilan dan sikap.
b.      Ujian nasional hanya menilai siswa dari nilai yang diperoleh pada saat pelaksanaan ujian saja tanpa melihat rangkaian proses belajarnya.
c.       Pemerintah belum dapat menyamakan fasilitas pendukung pendidikan di semua sekolah di Indonnesia. Juga tidak melihat adanya jurang pemisah keadaan yang sangat besar antara sekolah di daerah pusat dengan daerah terpencil.
Walaupun begitu Ujian nasional tetap penting karena selain bertujuan untuk memetakan kualitas sekolah, ujian nasional juga berguna untuk mengetahui kualitas murid dari berbagai daerah di Indonesia sekaligus sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan secara nasional di berbagai tingkat.

B.     Motivasi Belajar
Motivasi adalah hal yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Allah telah member kita motivasi untuk belajar dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah 58:11 yang berbunyi

Ya ayyuhallazina amanu iza kila lakum tafassahu fil majalisi fafsahu yafsahıllahu lakum, wa iza kilansuzu fansuzu yarfaillahullazina amanu minkum wallazina utul ilma darajat(darajatin), wallahu bi ma ta’maluna habir(habirun).”
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dalam ayat tersebut Allah telah memotivasi manusia untuk belajar, karena orang-orang yang berilmu telah dijanjikan olehnya untuk ditinggikan beberapa derajat. Dari ayat ini kita bias menyimpulakn bahwa kita dituntut oleh tuhan kita sendiri agar selalu menimba ilmu sepanjang hayat kita. Terdapat pula hadis yang menerangkan tentang motivasi kita terhadap sesuatu yaitu;

Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu bersabda bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Amal itu niatnya dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak tergantung dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai kemana ia hijrah” (HR. Bukhari, Muslim dan empat imam Ahli Hadits)

Hadis diatas adalah hadis masyhur yang menerangkan tentang pentingnya niat dalam melaksanakan segla jenis aktivitas. Niat dapat diartikan juga sebagai motivasi dalam melakukan suatu perbuatan. Sama halnya dengan Motivasi Belajar yang mempunyai niat tertentu dalam pelaksanaannya.

1.      Pengertian Motivasi Belajar
Di dalam segala perbuatan yang kita lakukan, tentu kita mempunyai motivasi atau butuh motivasi tertentu  mengapa kita bisa melakukan hal tersebut. Sebenarnya, motivasi itulah yang membuat kita berani mengambil resiko dari segala perbuatan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sesuai dengan asal katanya yaitu “motif” yang berarti sesuatu yang memberikan dorongan atau tenaga untuk melakukan sesuatu. Motivasi merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi seseorang untuk menjalankan berbagai hal dalam rangka pengembangan dirinya termasuk proses belajar. Motivasi dapat berasal dari diri sendiri ataupun dari luar dirinya.
Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar. Belajar sendiri bertujuan untuk berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dengan berlatih atau dapat juga memiliki pengertian berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Maka tujuan dari proses belajar ialah memperoleh manfaat dari belajar itu sendiri. Motivasi dalam belajar akan mendorong dan menumbuhkan minat dan semangat belajar untuk mencapai suatu tujan.
Tidak sedikit siswa yang menghadapi kendala dalam proses belajarnya yang akan berakibat pada hasil belajar yang tidak diharapkan ataupun tidak memuaskan. Maka dari itu Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena merupakan syarat mutlak untuk belajar serta memberikan pengaruh besar dalam menjaga semangat belajar. Walaupun Motivasi belajar pada individu dapat berbeda beda, misalkan ada siswa yang hanya ingin sekedar menghindari nilai jelek, hanya berorientasi pada nilai yang tinggi atau hanya sekedar formalitas dari mengikuti kenggiatan belajar di sekolah. Namun terlepas dari itu semua, ada pula siswa yang serius ingin mengembangkan wawasan pengetahuanya.
Motivasi dan Belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Dapat diibaratkan dengan Motivasi adalah motor penggerak, seseorang tidak akan melakukan kenggiatan belajar tanpa adanya motivasi. Bermula dari motivasi belajar, seseorang akan memiliki semangat baru untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari motivasi belajar yang di tangkap oleh penulis:
·         Memberi semangat kepada siswa-siswa
·         Memusatkan fokus siswa kepada pelajaran
·         Membuat siswa semakin tekun belajar
·         Menjadi pengingat dan pengembali semangat dikala siswa sedang merasa kesulitan dengan apa yang dihadapinya
Oleh karena itu, motivasi dapat tumbuh dari suatu kebutuhan (need) sesorang. Misalkan seorang pedagang yang sedang memiliki anak kecil di rumahnya, ia akan berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang agar bisa memenuhi kebutuhan anaknya.
2.      Jenis-jenis motivasi
Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda pula. Berikut adalah jenis jenis motivasi:
· Motivasi prestasi
Orang yang memiliki tipe motivasi ini fokus kepada pecapaian tujuan. Biasanya mereka menetapkan target yang realistis dan lebih bias untuk menghormati diri sendiri.
· Motivasi peningkatan diri
Jika kita tidak dapat menemukan motivasi di sekeliling kita, kita dapat memotivasinya dengan diri sendiri. Motivasi jenis ini dapat pula disebut dengan motivasi intrinsik. Motivasi diri penting untuk kehidupan pribadi setiap individu.
· Motivasi ekstrinsik
Motivasi yang disebabkan oleh hal-hal di sekeliling kita. Motivasi ini muncul dalam bentuk positif (hadiah) ataupun negative (ancaman) namun pada akhirnya kedua bentuk ini akan sama efektifnya satu sama lain.
· Motivasi ketakutan
Motivasi ketakutan ini akan mendorong individu untuk membuat keputusan yang baik untuk keselamatan individu terssebut seperti contohnya “pakailah sabuk pengaman anda ketika menyetir” seseorang akan memakai sabuk pengaman dengan dalih takut terjadi kecelakaan.
· Motivasi investasi
Motivasi ini ini lebih terkait dengan menginvestasikan diri dalam bentuk fisik, emosional dan finansial dalam suatu tujuan. Contohnya seseorang yang bermimpi menjadi polisi harus berkomitmen total dan bekerja keras agar dapat mencapai tujuannya.
· Motivasi sosial
Motivasi terbesar dari tipe ini adalah kehidupan sosial individu tersebut agar dapat diterima dilingkungan yang diinginkannya. Contohnya seorang aktris yang menjaga nama baik nnya agar bia tetap eksis di dunia hiburan.
· Motivasi sikap
Sikap positif akan membantu seseorang untuk membangun hubungan yang kuat dengan orang lain sekaliguss membuat diri semakin termotivasi. Dengan berpikir positif seseorang bisa secara mencapai hal-hal yang kadang dianggap tidak realistis.[4]
Walaupun motivasi dapat berbeda beda jenisnya namun hal yang paling bias memotivasi seseorang adalah dirinya sendiri.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar tidak dapat terlepas dengan keadaan seseorang. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi pengaruh utama terhadap kuatnya motivasi belajar:
a.       Keluarga
Keluarga adalah lingkungan sekaligus sekolah pertama bagi setiap individu. Maka sudah pasti bahwa orang tua memberi pengaruh utama dari segala aspek dalam hal motivasi belajar seorang anak. Pengaruh dari keluarga akan menempel sebegitu kuatnya kepada sang anak hingga terbawa ketika anak tersebut tumbuh dewasa nanti dan kelak, dalam mendidik anak-anaknya sendiri. Maka dari itu, tidaklah berlebihan jika keluarga menjadi tahapan yang sangat penting dalam perkembangan serang anak.
b.      Sekolah
Dalam lingkungan sekolah, sekelompok anak akan dibimbing oleh guru yang bertugas menjadi orang tua pengganti ketika berada di sekolah. Guru adalah seseorang yang membukakan pintu pengetahuan kepada siswa-siswa nya menuju ilmu pengetahuan yang menajubkan. Walaupun dalam banyak hal guru tidak sama seperti orang tua di rumah, guru dapat memotivasi anak walaupun pengaruhnya tidak sekuat keluarga walaupun dalam beberapa kasus bisa sama kuatnya.
c.       Lingkungan pergaulan
Keluarga dan sekolah kadang tidak dapat mengawasi seorang anak dalam memilih lingkungan pergaulannya. Lingkungan pergaulan dapat menjadi pelarian seorang anak dari tekanan tekanan yang terjadi di lingkungan sekolah ataupun keluarga. Lingkungan adalah factor yang kompleks karena lingkungan pergaulan dipenuhi dengan berbagai macam orang dengan berbagai macam latar belakang yang dapat mempengaruhi seorang anak menjadi lebih baik dan sejalan dengan apa yang dipelajarinya di sekolah dan rumah ataupun menjadi menyimpang dari apa yang telah dipelajarinya.
d.      Budaya
Masing-masing kelompok etnik atau suku mempunyai nilai adat-adat tersendiri yang secara tidak langsung juga menetapkan nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai pengetahuan. Adat tersebut dapat berupa nilai agama, nilai hukum yang berlaku ataupun nilai sosial yang terjadi.
e.       Diri sendiri
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan berbagai macam hal yang terjadi di sekitarnya yang dapat mempengaruhi motivasi seorang anak, pada akhirnya semua itu kembali kepada dirinya sendiri. Jika ia masih dapat fokus, serius, memiliki kualitas, mempunyai tujuan yang jelas, kemauan yang kuat dan dapat mengatur diri sendiri maka ia akan dapat mengatasi gangguan-gangguan disekitarnya.
Dapat dilihat dari berbagai peranan dan pengaruh yang ditimbulkannya, peran keluarga dan guru adalah yang paling berpengaruh. Maka, kolaborasi yang bagus diantara guru dan orang tua akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa terhadap motivasi belajar siswa. Dengan kolaborasi ini, kelemahan dan kelebihan siswa dapat diketahui dengan lebih akurat sehingga motivasi siswa akan dapat diarahkan dengan lebih jelas dan tepat.
4.      Indikator Motivasi Belajar
Pengaruh motivasi dapat diamati secara langsung dengan mengambil kesimpulan lewat perilaku atau sikap yang ditunjukan. Berikut adalah cirri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi:
a.       Tekun dalam mengerjakan tugas
b.      Ulet dalam menghadapi kesulitan
c.       Tidak cepat berpuas diri dengan prestassi yang telah diraihnya
d.      Senang mencari dan memecahkan permasalahan-permasalahan baru atau soal
e.       Cepat bosan dengan tugas tugas rutin
f.       Dapat mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin terhadap suatu hal
g.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya
5.      Upaya untuk meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan beberapa cara seperti:
a.       Memberikan hadiah dan pujian
Pemberian hadiah dan pujian kepada siswa karena hasil kerjanya yang baik akan mendorong mereka mempertahankan dan selalu berusaha menjadi lebih baik lagi. Hingga pada akhirnya akan belajar lebih giat lagi karena pujian akan memberikan rasa senang, memupuk suasana hati siswa dan mempertinggi motivasi sedangkan hadiah akan memotivasi kuat dimana siswa yang berhasil mendapat hadiah akan merasa puas.
b.      Kerja kelompok
Kadang, saat melakukan kerjasama dalam satu kelompok, siswa akan merasa tertantang agar tidak menjadi yang ‘paling ketinggalan’ dalam kelompoknya. Perasaan untuk menjaga nama baik dan reputasi kelompok belajar juga dapat menjadi pendorong kuat tiap individu untuk belajar.
c.       Menonton film edukasi
Siswa pasti akan senang dengan kenggiatan menonton film karena bisa dianggap sebagai rekreasi. Berikan film yang menggambarkan buah dari kerja keras yang dikemas dengan isi cerita yang menarik agar dapat mengunggah motivasi siswa.
d.      Mengadakan kompetisi
Sedikit persaingan baik dalam individu atau kelompok akan membuat siswa tertantang untuk tidak dikalahkan. Karena terkadang dengan adanya saingan, siswa akan menjadi lebih semangat untuk mencapai hasil yang terbaik.
e.       Mengadakan dan mengumumkan hasil tes evaluasi
Tes evaluasi berguna untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai suatu materi. Para siswa akan giat belajar jika mengetahui akan diadakan ulangan. Sedangkan mengetahui nilai tes akan membuat siswa merasa terdorong untuk belajar dengan giat. Jika ia mendapatkan hasil belajar yang bagus ia akan berusaha mempertahankannya ayau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya. Namun, lebih baik tes evaluasi ini tidak diberikan terlalu sering dan terlalu banyak karena hal itu malah akan berbalik menekan siswa sehingga mereka akan sulit konsentrasi.
Hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi belajar diatas dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Namun, pihak sekolah juga harus bisa memberikan sarana dan prasarana belajar yang mumpuni untuk para siswa. Karena di khawatirkan jika hanya guru yang memotivasi siswa tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang layak, akan terjadi penurunan minat sang motivator untuk membangkitkan motivasi siswa. Oleh karena itu, diharapkan guru dan pihak sekolah dapat berkordinasi satu sama lain demi tercapainya lingkungan yang saling mendukung.

C.    Hubungan antara penyelenggaraan Ujian Nasional dengan Motivasi belajar siswa
1.      Dampak ujian nasional bagi siswa
Ujian nasional dapat memberikan dampak yang baik maupun buruk bagi psikologi siswa. Kondisi psikologi siswa yang bermacam-macam dalam menghadapi Ujian Nasional disebabkan oleh adanya dinamika psikis[5] yang berbeda-beda dalam diri siswa. Siswa yang memiliki kondisi psikis yang baik tidak akan mengalami masalah yang berarti dalam menghadapi ujian nasional. Sebaliknya, siswa yang memiliki kondisi psikis yang tidak baik akan mengalami kecemasan dan ketakutan dalam menghadapi ujian nasional.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang diakibatkan oleh pelaksanaan Ujian Nasional yang dapat diamati dari kelas XII Al-Multazam:
a.       Siswa yang merasa cemas dan takut
Umumnya, siswa akan merasa cemas karena takut akan kegagalan di Ujian Nasional kelak. Juga karena seorang siswa kehilangan kepercayaan dirinya untuk bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa yang mengalami keadaan ini adalah siswa yang sedang dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Kecemasan merupakan respons individu terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan dan dialami oleh seluruh mahluk hidup.[6]
Kecemasan dan ketakutan ini akan berbahaya bagi seorang siswa terlebih lagi, kita tidak dapat mengetahui apa yang dirasakan siswa tersebut secara pasti dan akurat. Walaupun setiap siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi kecemasannya, berikut ini adalah beberapa kiat-kiat untuk membantu mereka mendapatkan kepercayaan dirinya kembali:
·         Melakukan sesi konseling dengan konselor atau guru BK. Konseling merupakan proses membantu seseorang belajar menyelesaikan masalah interpersolan, emosional dan memutuskan sesuatu depkes2007).[7]  Dengan kenggiatan bertukar pikiran ini selain pada akhirnya selain kita mengerti aspek apa yang membuat siswa cemas, kita juga dapat memberikan motivasi-motivasi agar siswa tidak patah semangat.
·         Rajin untuk membuat evaluasi agar para siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya dan akhirnya mereka dapat memperbaikinya. Sehingga pada akhirnya, siswa akan mengurangi rasa cemas nya karena telah menegtahui kemampuannya.
b.      Siswa akan lebih giat melakukan kenggiatan keagamaan
Siswa-siswa percaya bahwa ada aspek lain yang mempengaruhi hasil yang didapat yaitu tuhan. Siswa percaya bahwa setelah apapun yang mereka usahakan hasilnya akan kembali dari tuhan. Contoh dari hal ini adalah semakin banyaknya siswa kelas XII Al-Multazam yang melakukan shalat dhuha di waktu pagi dan kenggiatan rutin membaca surat Al-Mulk setiap istirahat.
c.       Siswa akan menjadi lebih giat belajar menjelang ujian nasional
Siswa melakukan hal ini sebagai persiapan untuk diri mereka mengingat materi yang diujikan juga tidaklah sedikit. Siswa yang menunjukan respon seperti ini cenderung akan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dalam menghadapi ujian nasional.
            Siswa yang memiliki kondisi psikis yang buruk akan cenderung mengalami kondisi cemas dan takut. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:
·         Tidak percaya diri dan tidak siap menghadapi ujian
·         belum terlalu menguasai materi pembelajaran yang akan diujikan
·         pembelajaran di sekolah dianggap belum mencukupi untuk dapat menjadi bekal dalam ujian nasional
·         tidak dapat menerima kegagalan
·         melihat ujian nasional sebagai momok yang menakutkan
sedangkan siswa yang memiliki kondisi psikis yang baik tidak akan mengalami kecemasan yang berlebihan. Hal itu disebabkan karena beberapa hal berikut:
·         sudah dapat menguasai  materi yang akan diujikan
·         penuh percaya diri dan siap menghadapi ujian nasional
·         menganggap ujian adalah proses yang diperlukan dalam sebuah pembelajaran
·         menganggap bahwa lulus atau gagal adalah hal yang wajar dalam ujian
·         dapat mensugesti diri secara positif akan keberhasilan dalam menghadapi ujian nasional

2.      Cara mengatasi dampak negatif bagi siswa dalam menghadapi ujian nasional.
Walaupun setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda dalam menyikapi ujian yang semakin mendekat, selalu ada cara untuk bisa menanggulangi hal-hal negatif yang akan mempengaruhi para siswa. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional:
a.       Mulai berusaha untuk  menguasai materi ujian
Sebelum mengerjakan ujian, siswa hendaknya memang telah mengusai materi apa saja yang akan diujikan. Banyak cara untuk aspek ini misalkan dengan mengikuti kursus tambahan diluar jam sekolah ataupun belajar berkelompok dengan menetapkan target untuk jangka waktu tertentu.
Tidak hanya siswa, guru berperan vital untuk aspek ini. Peran yang harus dilakukan guru antara lain adalah:
·         Menuntaskan materi hingga sekesai
·         Melakukan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa
·         Mengadakan jam tambahan untuk mengingat kembali pelajaran yang telah lalu
·         Selalu memotivasi siswa untuk menjadi manusia yang lebih baik dan maju kedepan
b.      Mendekatkan diri dengan tuhan
Tidak dapat dipungkiri bahwa apapun yang kita kerjakan sebetulnya sudah ditakdirkan oleh tuhan apa hasilnya. Yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha dan lebih giat dalam beribadah seperti melakukan amalan-amalan sunnah, tilawah atau lain sebagainya.
Tidak hanya giat beribadah sebelum ujian saja, setelah ujian pun kita harus bertawakal[8] dengan apa yang telah kita kerjakan.
c.       Mengembangkan sikap disiplin dan fokus
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh dalam melaksanakan pekerjaan tertentu yang sudah menjadi tanggungjawabnya. Disiplin sangat penting dan diperlukan untuk bisa berhasil dalam suatu proses. Disiplin memungkinkan siswa memperoleh kepuasan lewat pujian yang sudah sepantaasnya ia dapatkan karena hasil yang diperolehnya.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan siswa untuk mengembangkan disiplin dalam belajar:
·         Menetapkan target setiap periode tertentu
·         Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan dalam periode tertentu
·         Sebisa mungkin menepati jadwal yang telah di buat
·         Berusaha untuk menjaga komitmen dalam belajar
d.      Mengelola waktu secara efektif dan efisien
Waktu adalah komoditas paling berharga yang tidak dapat dibeli oleh uang juga seseorang tidak mungkin untuk kembali memperbaiki kesalahan di waktu lampau. Siswa harus bisa membagi waktu antara kewajiban sekolah dan kewajiban di rumah. Maka dari itu selain sharus bisa mengelola waktu dengan efisien, siswa perlu juga untuk dapat menilai hal apa yang patut di prioritaskan dikala itu juga. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dilakukan siswa agar dapat memanfaatkan waktu secara efisien:
·         Selalu menepati rencana belajar yang telah dibuat dan tidak menunda-nunda hal tersebut.
·         Sebisa mungkin tidak telat.
·         Belajar dengan sungguh-sungguh dan giat.
e.       Ketekunan belajar
Tekun atau rajin akan menghassilkan kekuatan dan nilai tambah tersendiri dalam proses belajar. Ketekunan dapat diciptakan dari beberapa hal, diantaranya:
·         Kemampuan untuk mempertahankan ketekunan akan membawa hasil yang setimpal
·         Ketekunan akan menguatkan seseorang dan membukakan peluang yang lebih besar bagi dirinya
·         Tekun dan tabah ketika tingkatan makin sulit akan membawa kesuksesan dalam belajar.
·         Belajar untuk nmengabaikan hal-hal tidak penting yang dapat mengganggu proses belajar.
f.       Selalu memotivasi diri secara positif
Motivasi akan menimbulkan keyakinan dalam diri seseorang. Siswa yang percaya diri mempunyai kesempatan berhasil dan sukses lebih besar dibandingkan dengan siswa yang pesimis. Untuk menumbuhkan motivasi dan percaya diri, seorang siswa harus memahami beberapa hal seperti berikut:
·         Tetap berorientasi pada cita-cita dan masa depan
·         Mengembangkan dan membuat rencana untuk waktu yang mendatang sehingga siswa akan termotivasi sendiri oleh rencana tersebut.
·         Mengembangkan dan menumbuhkan suasana persaingan yang sehat sehingga muncul rasa bangga dalam diri siswa.
Setelah mempraktekan poin-poin diatas, jangan lupakan bahwa siswa tetap membutuhkan dukungan dari yang memiliki porsi terbesar dalam pengaruh motivasi dan minat siswa yaitu rumah dan keluarga siswa. Karena keluarga bagaimanapun juga menjadi tempat pertama seorang anak menumbuhkan karakternya dan tempat dimana kepribadian akan terus tumbuh.


1 dikutip dari Wikipedia.org tentang Ujian Nasional
2 dikutip dari Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3 dikutip dari website resmi Kemdikbud Indonesia
[4] Mengutip dari artikel majalah National Geographic bulan Juli 2013
[5] Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti kekuatan, berkembang dan dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan (pen.)
[6] Sumiati dkk. 200. Kesehatan jiwa remaja dan konseling. Jakarta: trans info media jakarta p.122
[7] Ibid hal. 129
[8] Menyerahkan hasil dari usaha yang telah kita kerjakan dengan kehendak tuhan


Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan untuk anda semua, semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan komentar ya…
Terima kasih.

Related Post



Post a Comment