KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
lancar, untuk memenuhi kewajiban kami pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Adapun tujuan
dalam pembuatan makalah ini untuk menumbuhkan wawasan kami dan pembaca dalam
mencermati, memahami serta mendalami mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam secara menyeluruh tanpa dibatasi oleh waktu. Dalam makalah ini
kami mengangkat tema Proses Pendidikan Islam.
Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami. Tapi kami optimis dan giat dalam
mencari bahan-bahan pendukung guna tercapainya makalah kami yang baik dan
mempunyai arti nilai penting bagi kami dan pembaca.
Sebelum dan
sesudahnya kami mohon ma’af dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok
kami dan pembaca pada umumnya, Amiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A.
Latar
Belakang Masalah....................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A.
Definisi
Pendidikan secara Umum....................................................... 2
B.
Definisi
Pendidikan Menurut Islam..................................................... 2
C.
Cakupan
Pendidikan Islam................................................................... 3
D.
Proses Pendidikan Islam ..................................................................... 6
BAB III. PENUTUP...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu proses pembaharuan makna pengalaman yang ada pada manusia.
Pendidikan akan berlangsung terus menerus dan abadi selama ia hidup tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Pendidikan dapat berlangsung di mana saja tidak harus
di lembaga pendidikan.
Pendidikan
islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa serta sadar mengarahkan
dan membimbing pertumbuhan serat perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak
didik melalui ajaran islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya.
Ada
banyak macam pendidikan , diantaranya adalah pendidikan Islam. Pendidikan islam
adalah suatu pendidikan yang berlandaskan islam. Tidak hanya berisi
naskah-naskah keagamaan saja tapi meluas pada semua aspek kehidupan manusia
yang berlandaskan islam.
Pendidikan
islam mempunyai proses dan cakupan yang luas. Bahkan cakupannya sama luasnya
dengan pendidikan umum. Untuk itu perlu diperjelas bagaimana proses dan cakupan
pendidikan islam itu berlangsung.
Keberlangsungan
pendidikan islam sangat bergantung dengan prosesnya. Proses ini harus
berlangsung kontinyu agar tercapai tujuan pendidikan islam yaitu menuju
membentuk manusia yang kamil, bermanfaat untuk pribadi, masyarakat dan agamanya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan,
yaitu:
1. Apa Definisi Pendidikan secara Umum?
2.
Apa
Definisi Pendidikan Menurut Islam?
3.
Apa
Cakupan (Ruang Lingkup) Pendidikan Islam?
4. Apa Proses Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pendidikan Secara Umum
Definisi
pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:
·
Menurut
John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan
makna pengalaman, Hal ini mungkin akan terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup .
·
Menurut
H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
·
Menurut
Frederick J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang
diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan
behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang
dilakukan oleh sesorang.
·
Menurut
M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap
pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan
atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
B.
Definisi Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan
Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah
teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian
pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena.
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah
peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah
berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada
salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan
atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an
dan Sunnah (Hadist).
C.
Cakupan Pendidikan Islam
1.
Pendidikan
Keimanan
“Dan
ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran
kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
a.
Menciptakan
hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits
Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang
siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan
kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
b.
Menghadirkan
sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti
ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan
katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik
seperti beli roti.
c.
Memanfaatkan
momen religious
Seperti
Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
d.
Memberi kesan positif tentang Allah dan
kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
e.
Beri
teladan
Anak
akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang
tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
f.
Kreatif
dan terus belajar
Sejalan
dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai
orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus
dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan
anak.
2.
Pendidikan
Akhlak
Hadits
dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“…
Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.
Rasulullah
saw bersabda:
”Suruhlah
anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan
pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Bagaimana
cara mengenalkan akhlak kepada anak :
a.
Penuhilah
kebutuhan emosinya
Dengan
mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan
cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar
anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
Hadits
Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R
Bukhari)
b.
Memberikan
pendidikan mengenai yang haq dan bathil
“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti
bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu
baik.
c.
Memenuhi
janji
Hadits
Rasulullah :”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah janji
itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi rizki
kepada mereka.” (H.R Bukhari)
d.
Meminta
maaf jika melakukan kesalahan
e.
Meminta
tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
f.
Mengajak
anak mengunjungi kerabat
3.
Pendidikan
intelektual
Menurut
kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu proses
kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan.
Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
Periode 1, 0
tahun – 2 tahun (sensori motorik)
-
Mengorganisasikan
tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam
dan memukul pada usia ini cukup dicontohkan melalui
seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika kita beraktivitas
membaca bismillah.
Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
-
Anak
mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi
cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit
Operasional)
-
Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir
sistematik
Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan
begitu juga dengan Allah SWT tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
-
Kapasitas
berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep
4.
Pendidikan
fisik
Dengan
memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas
yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti
yang disunahkan Rasulullah
“ Ajarilah
anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)
5.
Pendidikan
Psikis
“Dan
janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula berduka cita, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (QS. 3:139)
-
Memberikan
kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku
santun dan bijak.
-
Menumbuhkan rasa percaya diri
-
Memberikan
semangat tidak melemahkan
D.
Proses Pendidikan Islam
Pendidikan
islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa serta sadar mengarahkan
dan membimbing pertumbuhan serat perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak
didik melalui ajaran islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pendidikan
secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opveoding) kepada jiwa
anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan
menumbuhkan kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan
sesuai dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem kependidikan
Islam, baik melalui kelembagaan maupun sistem kurikuler.
Esensi dari
potensi dinamis dalam setiap diri manusia ini terletak pada keimanan atau
keyakinan, ilmu pengetahun, akhlak (moralitas) dan pengalamannya.dan adalam
keempat potensi esensi ini menjadi tujuan fungsional pendidikan Islam. Oleh
karenanya, dalam strategi pendidikan Islam, keempat potensi dinamis yang
esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran kependidikan Islam sampai
kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan, yaitu manusia dewasa yangmukmin
atau muslim dan muhlis muttakin.
Bilamana
pendidikan Islam kita artikan sebagai proses, maka diperlkan adanya sistem dan
sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses melalui sistem tertentu.
Hal ini karena proses didikan tanpa sasaran dan tujuan yang jelas berarti
oportunisme, yang akan menghilangkan nilai hakiki pendidikan. Oleh karena itu,
proses yang demikian mengandung makna yang bertentangan dengan pekerjaan
mendidik itu sendiri, bahkan dapat menafikan harkat dan martabat serta niali
manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, di mana aspek-aspek kemampuan individual
(al-fadiyah), sosialitas (al-ijmaiyah) dan moralitas (al-ahlaqiyah), merupakan
hakikat kemanusiaannya. Dalam sistem proses, terdapat umpan balik (feedback)
melalui evaluasi yang bertujuan mempernbaiaki mutu pendidikan.
Oleh karena itu adanya sasaran dan tujuan merupakan kemutlakan dalam proses pendidikan. Sasaran yang hendak dicapai yang dirumuskan secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses pendidikan Islam kea rah perkembangan optimal pada ketiga aspek kenmampuan tersebut yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sedanng evaluasi merupakan alat pengoreksi kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam proses yang berakibat pada produk yang tidak tepat. Proses mengandung pengertian sebagai penerapan cara-cara atau sarana untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Oleh karena itu adanya sasaran dan tujuan merupakan kemutlakan dalam proses pendidikan. Sasaran yang hendak dicapai yang dirumuskan secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses pendidikan Islam kea rah perkembangan optimal pada ketiga aspek kenmampuan tersebut yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sedanng evaluasi merupakan alat pengoreksi kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam proses yang berakibat pada produk yang tidak tepat. Proses mengandung pengertian sebagai penerapan cara-cara atau sarana untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Proses
pendidikan islam yaitu dimana proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sejalan
dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi sekalian makhluk
di ala mini, pendidikan Islam mengidentifikasikan sasaannya pada empat
pengembangan fungsi manusia yaitu :
1.
Menyadarkan
manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang
hidup di
tengah-tengah makhluk lain, menusia harus bisa memerankan fungsi dan tanggung
jawabnya, manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama
diantar makhluk lainnya. Dan menfungsikan sebagia khalifah di muka bumi ini.
Malaikatpun bersujud kepadanya, karena amanusia sedikit lebih tinggi
kejadiaanya dari malaikat, yang hanya terdiri dari unsure-unsur rohaniah yaitu
nur ilahi. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari perpaduan unsure-unsur
rohani dan jasmani.
2.
Menyadarkan
funsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
social manusia
harus mengadakan interelasi dan interaksi denngan sesamanya dalam kehidupan
bermasyarakat. Itulah sebabnya Islam mengajarkan tentang persamaan,
persaudaraan. Gotong royong dan musyawarah sebagai upaya membentuk masyarakat
yang menjadi persekutuan hidup yang utuh.
3.
Menyadarkan,
manusia shamba Allah SWT. Manusia sebagai Homo
Divinans
(mahkluk yang berketuhanan), sikap dan watak religiulitasnya perlu dikembangkan
sedemikian rupa sehingga mampu menjiawi dan mewarnai kehidupannya .
Proses pendidikan islam dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:
Proses pendidikan islam dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:
1.
Proses
Pendidikan Islam Universal
Menyoroti
asal usul pendidikan Islam haruslah disertai dengan pemahaman tentang motivasi
awal proses belajar mengajar yang dilakukan kaum muslim sepanjang sejarah
dengan penekanan pada periode awal. Sebagai bukti terdapat kaitan erat antara
belajar dan penggerak utamanya. Ketika Islam sebagai suatu agama menempatkan ilmu
pengetahuan pada status yang sangat istimewa. Allah akan meninggikan derajat
mereka yang beriman diantara kaum muslim dan mereka yang berilmu .
Penggerak
utama dari wahyu inilah yang sangat memotifasi muslim dalam belajar. Selain itu
mereka belajar juga dalam rangka mengembangkan fitrah mereka. Ini berpedoman
bahwa pendidikan Islam secara universal yaitu bahwa manusia dilahirkan secara
fitrah (HR. Muslim), karena itu pengembangan fitrah-fitrah harus dilakukan
dengan ajaran agama Islam (wahyu) sebagaimana dalam QS: an-Nahl:89 .
Proses
perkembangan pendidikan islam secara universal pada masa Islam klasik abad
pertengahan memperlihatkan adanya transformasi dari masjid ke madrasah.
Selanjutnya setelah masa kejumudan pada abad ke-19 banyak negara Islam
melakukan modernisasi sebagai akibat dari pengaruh Barat.
Pembaharuan
dan modernisasi pendidikan Islam dimulai di Turki. Semangat yang ada di Turki
ini kemudian menular pada beberapa kawasan lainnya, terutama seluruh wilayah
kekuasaan Turki Ustmani di Timur Tengah. Ada dua kebijakan fundamental yang
dilakukakn terkait dengan pengelolaan kelembagaan pendidikan, yaitu pembentukan
sekolah-sekolah baru sesuai dengan sistem pendidikan Eropa dan penghapusan
sistem madrese dengan mengubahnya menjadi sekolah-sekolah umum.
Selain
Mustafa Kemal Ataruk, di Mesir Muhammad Ali Pasya juga melakukan pembaharuan.
Pembaharuan Ali Pasya ini berlanjut hingga ke Gamal Abdul Naser yang
menghapuskan sistem madrasah dan kuttab.
Bentuk
modernisasi dalam Islam membentuk polar sendiri, di sisi lain ada suatu gerakan
yang mengatasnamakan pembaharuan. Islam yang menyebar keseluruh dunia bercambur
dengan budaya lokal mulai dimasuki oleh tradisi, pemikiran, ideologi, dan
mazhab baru yang muncul sebagai proses dialektika kesejarahan manusia modern,
ada sejumlah umat yang merasa Islam sudah dikotori oleh faktor eksternal
(sesuatu di luar Islam). Yang pada gilirannya memunculkan gerakan pemurnian
yang mengarah pada pemberantasan terhadap tradisi keberagamaan masyarakat.
Watak
seperti ini sejatinya mencerminkan betapa Islam sebagai agama tidak boleh
dimasuki paham-paham lain di luar Islam. Karena itu, tokoh-tokoh seperti Ibnu
Taimiyah dan Muhammad Ibn Abd al-Wahhab gencar melakukan pemurnian Islam dalam
jargon pembaruan Islam. Paham seperti ini terus mengeksiskan diri dalam bentuk
gerakan baru, gerakan baru ini memetakan bentuk-bentuk pendidikan dan lembaga
pendidikan yang didirikan oleh para organisasi pembaharuan tersebut.
2.
Proses
Pendidikan Islam Lokal
Masyarakat
Indonesia dengan tingkat kemajemukan sangat tinggi baik etnik, budaya, ras,
bahasa, dan agama merupakan potensi sekaligus ancaman. Secara spesifik
pendidikan agama di tuding telah gagal menjalin keragaman melalui pendidikan
yang melampui sekat-sekat agama. Pendidikan agama seharusnya dapat dijadikan
sebagai wahana untuk mengembangkan moralitas universal yang ada dalam
agama-agama.
Padahal
keragaman sosial budaya, ekonomi dan aspirasi politik dan kemampuan ekonomi
adalah suatu realita masyakarat dan bangsa indonesia. Namun demikian keragaman
tersebut yang seharusnya menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan
filsafat, teori, visi, pengembangan dokumen, sosialisasi kurikulum dan
pelaksanaan kurikulum nampaknya belum dijadikan sebagai faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan di negara kita.
Dalam tingkat lokal di Indonesia, pendidikan Islam mengalami pergeseran sebagai akibat dari kolonialisme dan kontak dengan budaya luar. Pemerintah kolonial Belanda di Indonesia mendirikan volkschoolen , walaupun sekolah ini kebanyakan gagal karena tingginya angka putus sekolah dan mutu pengajaran yang amat rendah, tapi banyak kalangan pesantren di Jawa yang akomodatif terhadap modernisasi semacam itu.Sikap akomodatif itu dikarenakan:
Dalam tingkat lokal di Indonesia, pendidikan Islam mengalami pergeseran sebagai akibat dari kolonialisme dan kontak dengan budaya luar. Pemerintah kolonial Belanda di Indonesia mendirikan volkschoolen , walaupun sekolah ini kebanyakan gagal karena tingginya angka putus sekolah dan mutu pengajaran yang amat rendah, tapi banyak kalangan pesantren di Jawa yang akomodatif terhadap modernisasi semacam itu.Sikap akomodatif itu dikarenakan:
1.
Sekolah
rakyat dalam kenyataannya telah melahirkan sebagaian masyarakat pribumi menjadi
terdidik.
2.
Untuk
menimbangi dan menjawab kolonialisme dan kristenisasi.
3.
Beberapa
kalangan tradisional pesantren mengambil sikap akomodatif dengan mendirikan
madrasah di dalam pesantren.
Kemudian karena kontak intellektual dari luar
terutama Timur Tengah banyak yang mendirikan Organisasi-organisasi Islam
seperti NU, Muhammadiyyah, Persis, Mathla’ul Khoir dan sebagainya yang banyak
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan modern yang kebanyakan dari lembaga
tersebut adalah lembaga kombinasi antara model pendidikan Barat dan Islam.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan
adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Yang menjadikannya mampu
mandiri sebagai makhluk individu, sosial dan bermoral. Pendidikan islam
merupakan suatu proses membentuk manusia agar menjadi insan yang kamil.
Cakupan
pendidikan Islam sangat luas sekali bahkan lebih luas dari pendidikan umum.
Namun yang perlu ditekankan bahwa semua itu harus bersumber dan berlandaskan
pada Islam. Proses ini berlangsung secara secara kontinyu dan terus
menerus.
Proses
perkembangan pendidikan islam secara universal pada masa Islam klasik abad
pertengahan memperlihatkan adanya transformasi dari masjid ke madrasah.
Kemudian mengalami modernisasi dengan dimotori perubahan di Turki dan menular ke kawasan lain.
Kemudian mengalami modernisasi dengan dimotori perubahan di Turki dan menular ke kawasan lain.
Proses
pendidkan islam lokal bisa berwujud dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan
lokal yang berorientasi pada penekanan bidang agama seperti madrasah yang sudah
menggunakan model kurikulum yang sistematis. Juga memunculkan banyak organisasi
kemasyarakatan yang berbasis agama seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
H. A. Yunus, Drs., S.H., MBA. Filsafat Pendidikan, CV. Citra Sarana Grafika. Bandung. 1999
Arifin, H.M.,
M.Ed., Prof., Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauana Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner,Bumi Aksara. Jakarta .2003
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
Hamdani Ihsan, Drs. H., A, Fuad Ihsan, Drs. H, Filsafat Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2007
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
Hamdani Ihsan, Drs. H., A, Fuad Ihsan, Drs. H, Filsafat Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2007
Qutub,
Muhammad, Manhaj Al-tarbiyah Al-Islamiyah, Dar Al-Qalam, Cairo, 1967
Al-Abrasyi, Mohammad Athiyah, Dr., At-Tarbiyah Al Islamiyah (terjemah Prof. H. Bustami A. Gani & Djohar Bachry), LIS, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1974
Al-Abrasyi, Mohammad Athiyah, Dr., At-Tarbiyah Al Islamiyah (terjemah Prof. H. Bustami A. Gani & Djohar Bachry), LIS, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1974
Muhammad Qutub,
Sistem Pendidikan Islam, terjemahan Drs. Salman Harun, Al-Ma’arif, bandung,
1984, hlm. 324 – 327
Post a Comment