MAKALAH
SEPUTAR
METODE IQRA’
=====================================================================
Keterangan :
Jika ingin donwload file makalah ini anda bisa download di bawah ini
=====================================================================
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena
kehendal-Nya lah kami masih dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seputar
Metode Iqro” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Fiqih, Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik
dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini.
Makalh ini disusun sebagai sara mahasiswa untuk
belajar mengembangkan wawasan pendidikan Islam
Kami menyadari pada makalh ini masih terdapat kekurangan
oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bias yutur andil dalam
mencerdaskan civitas akademik.
Indramayu, 21 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI..................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN..............................................................................
1
A.
Latar Belakang...................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah..............................................................................
2
C.
Tujuan.................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
4
A.
Pengertian
Pembelajaran Al-Qur’an...................................................
4
B.
Metode Iqra’ Dalam
Pembelajaran Al- Qur’an..................................
7
BAB
III PENUTUP.......................................................................................
13
A. Kesimpulan.........................................................................................
13
B. Saran...................................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak
bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh
kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara
individu maupun kelompok. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu
proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih
baik. Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama
selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik
intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya
menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan
spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral,
intoleran, kurang solidaritas dan tidak humanis. Negara kita ini sekarang
memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan
masyarakat semakin cepat.
Untuk
dapat membina akhlak pembelajaran Alquran terhadap anak sebagai salah satu
pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara
sistematis. Umat islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan
yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang
teknologi. Umat islam lupa bahwa mereka mempunyai Alquran yang merupakan kitab
suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa
manusia. Al-qur’an merupakan pedoman umat islam dan membimbing manusia dalam
mengarungi hidupnya sehingga sangat layak bila Al-qur’an mendapat perhatian
istimewa. Sekarang ini sangat prihatin sekali, Alquran telah hilang dari pendengaran
kita, jarang sekali Alquran di kumandangkan oleh di masjid dan di musollah
dikarenakan Semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu
dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu
agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang
demikian ini jelas keliru menurut kaca mata islam. Menurut persepsi islam,
kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang
mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang
mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Disisi
lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji
Alquran secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan
intelektual. Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak
usia dini di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat
ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak
tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung
jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif untuk
kehidupannya. Kita harus berusaha mendidik anak-anak mulai dari lahir, agar
mereka menjadi generasi yang berguna bagi negara khususnya agama. Dari
penjelasan di atas intinya bahwa kita dalam ajaran islam ada perintah untuk
mendidik anak berdasarkan agama. Sedangkan salah satu materi pendidikan agama
adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an. Membaca Alquran itu tidak
boleh asal baca dan harus hati-hati karena tidak boleh salah cara pengucapan
makhrajnya, tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Al-qur’an itu. Untuk
itu di perlukan metode yang cocok agar anak bisa membaca Alquran dengan baik
dan benar sesuai dengan hukum bacaannya. Salah satu metode membaca Al-Qur’an
adalah metode Iqra’. Banyak guru yang menggunakan metode ini dalam
pembelajaran. Namun terkadang metode ini di anggap kurang menarik bagi anak
usia dini. Untuk itu penulis menambahkan dan memodifikasi media dari metode
iqra’ ini sehingga menjadi lebih menarik dan efektif.
B.
Rumusan Masalah
1) Apa
yang dimaksud dengan pembelajaran Alqur’an?
2) Bagaimana
Metode Iqra’ dalam pembelajaran Al-Qur’an?
3) Bagaimana
bentuk modifikasi Media dan Metode Iqra’?
C.
Tujuan
1) Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran Alqur’an
2) Untuk
mengetahui Metode Iqra’ dalam pembelajaran Al-Qur’an
3) Untuk
mengetahui bentuk modifikasi Media dan Metode Iqra’
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an
Sebelum
membahas tentang pembelajaran Al-Qur’an, terlebih dahulu diuraikan tentang
pengertian dari istilah tersebut. Pembelajaran Al-Qur’an terdiri dari dua kata
yakni “kata pembelajaran”dan “kata Al-Qur’an”. Kata pembelajaran yang kami
analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kata
pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran. Dalam bahasa arab
di istilahkan “ta’lim” dalam kamus inggris elias dan Elias (1982) diartikan “to
teach; to educated; to intruct; to train” yaitu mengajar, mendidik, atau
melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Syah
(1996), yaitu “allamal ilma”. Yang berarti to teach atau to intruct (mengajar atau
membelajarkan).
Menurut
Tardik (1987), pembelajaran disebut instruction yaitu proses kependidikan yang
sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Dan Degeng (1989)
dalam (Gafar dan Jamal, 2003: 22) mengistilahkan pembelajaran sebagai upaya
untuk membelajarkan pebelajar (anak didik).
Kata
pembelajaran tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah belajar. Karena
sebagai objek dari pembelajaran, maka anak didik mempunyai tugas untuk
memberdayakan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Mengenai
belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai
berikut:
a.
Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 1999: 2).
b.
M. Arifin(1976) Dalam Ramayulis
(2002: 26) menyatakan, belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima,
menganggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disjikan oleh
pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang
telah disajikan.
Dari kedua definisi tersebut
dapat dilihat ciri-ciri belajar yaitu:
1)
Belajar adalah aktivitas yang menghasilakn
perubahan pada diri individu yang belajar, baik actual maupun potensial.
2)
Perubahan tersebut pada pokoknya adalah
didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu relatif lama.
3)
Perubahan tersebut terjadi karena usaha
(Muhaimin, 1996: 45).
Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses
belajar-mengajar yang direncanakan sebelumnya dan diarahkan untuk mencapai
tujuan melalui bimbingan, latihan dan mendidik. Sedangkan Al-Qur’an diambil
dari bahasa arab yakni “Qara’a, Yaqro’u, Qiroatan atau Qur’anan” yang berarti menghimpun
huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian yang lain secara teratur.
(Muhaimin, 1994: 86). Al-Asy’ari menyatakan kata Al-Qur’an diambil dari kata
Qarana yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena surat, ayat
dan huruf-hurufnya beriringan yang satu dengan yang lain dan ada pula yang
mengatakan Al-Qur’an berasal dari kata Qara’in mengingat bahwa ayat Al-Qur’an
satu sama lainnya saling membenarkan. (Zaini, 1999: 1).
Dari
kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Al-Qur’an harus dibaca dan
diusahakan untuk dimengerti isinya, hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT
dalam surat Shaad ayat 29:
كِتَابٌ أً؎َنْزَلْناَهُ إِلَيْكَ مُباَرَكٌ
لِيَدَّبًَّرُوْاأيتِه وَلِيَتَذَكًّرُوااُولُواْلاَ لْبَابِ
Artinya:
“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai pikiran”(QS. Shaad: 29).
Menurut
istilah ini merupakan rumusan definisi Al-Qur’an yang dipandang dapat diterima
oleh para ulama’, terutama oleh para ahli figh, ahli bahasa dan ushul figh.
Dari pengertian tersebut bahwa membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku
atau majalah, sebab membaca Al-Qur’an saja sudah termasuk ibadah. Al-Qur'an
adalah kalamullah yang diturunkan (diiwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril, yang merupakan mu’jizat, yang diriwayatkan
secara mutawatir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. sebagai
rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya (Syarifuddin,
2004: 16)\
Al-Qur’an
adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah
satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta dan petunjuk atau hidayah bagi
setiap manusia muttaqin. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat
Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:
ذَالِكَ اْلكِتاَبُ لاَرَيْبَ ِفيْهِ هُدًى
ِلْلمُتَّقِيْنَ
Artinya: Kitab
(Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (QS. Al-Baqarah: 2)
Dari
berbagai definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW bukan sekedar mukjizat saja
tetapi disamping itu untuk dibaca, dipahami, diamalkan, dan dijadikan sumber
hidayat dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad yang mengandung unsur-unsur petunjuk-petunjuk bagi ummat manusia.
Al-Qur’an ini diturunkan untuk dijadikan pegagang dan pedoman bagi mereka yang ingin
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari
uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Al-Qur'an Adalah
proses perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang berdasarkan
pada nilai-nilai Al-Qur'an dimana dalam Al-Qur’an tersebut terdapat berbagai
peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia yaitu meliputi Ibadah dan
Muamalah. Ibadah adalah perbuatan yang berhubungan dengan Allah dan muamalah
adalah perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah meliputi tindakan yang
menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan. Sehingga dapat mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Metode Iqra’ Dalam Pembelajaran Al- Qur’an
1.
Sejarah Metode Iqra’
Dengan
metode Qiro’ati yang menggunakan pendekatan Shautiyah, Ustadz As’ad Humam
menyusun dan mengeksperimentasikan Metode Iqro. Dimana dengan menggunakan
metode tersebut anak-anak bisa membaca Al-Qur’an dalam waktu yang relative
lebih singkat dibanding Metode Baghdadiyah. Pada tahun 1991 Menteri Agama
RI saat itu bapak Prof. Munawir Syadjali meresmikanmetode ini sebagai metode
membaca Al-Qur’an yang berlaku untuk seluruh Indonesia dengan Juz’Amma,
dimana didalamnya terdapat surat-surat pendek dari al-qur’an juz 30 yang
mayoritas banyak digunakan dalam ibadah sholat lima waktu dan sholat sunnah.
2.
Pencetus/penemu Metode Iqra’ serta
Perkembangannya
Pencetus/ Penemu Metode Iqro’
Metode
Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab
Iqro’ dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang
doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud
memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur’an.
Bagi
kebanyakan umat Islam Indonesia, nama K.H. As’ad Humam sudah tidak asing lagi
karena karyanya berupa metode praktis membaca Al-Qur’an serta lembaga
pendidikan TKA (Taman Kanak-kanak Alqur’an) dan TPA (Taman Pendidikan AlQur’an)
telah menyebar keseluruh Indonesia, ke Malaysia dan mancanegara lainnya. Bahkan
di Malaysia metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.
Pria
yang lahir tahun 1933 yang cacat fisik sejak remaja ini ternyata sebagai
penemu Metode Iqro yang menghebohkan banyak kalangan. Banyak para penguji
mencoba mengadakan pengujian terhadap keakuratan metode ini.
Ternyata karena selain sererhana dengan metode iqro sangat mudah mempelajari
Al-Qur’an.
Menurut
Meneg, K.H. As’ad Humam yang hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin
Muhammadiyah Yogyakarta (Setinggi SMP) ini juga bisa disebut “pahlawan”,
yakni pahlawan penjaga kelestarian Al-Qur’an dan pahlawan yang telah
membebaskan jutaan anak Indonesia dari buta Al-Qur’an. Berkat hasil karyanya
ini jutaan anak muslim Indonesia dengan mudah mempelajari Al-Qur’an.
Sebelum
K.H. As’ad Humam meluncurkan metode Iqro’ memang sudah ada metode membaca
Al-Qur’an yang dimanfaatkan oleh umat islam Indonesia antara lain dalam metode
Juz Amma, methode Al-Banjary, methode Al-Barqy dan banyak methode
lainnya. K.H. As’ad Humam dalam menyusun karyanya ini juga berdasarkan
metode yang saudah ada sebelumnya. Tetapi begitu metode Iqro muncul,
sekitar tahun 1988 langsung mendapat sambutan hangat masyarakat. Sebab metode
yang digunakan juga praktis dan membuat anak kecil bisa cepat menbaca Al-Qur’an
dengan fasih dan tartil, padahal sebelumnya anak-anak seusia TK umumnya belum
bisa membaca Al-Qur’an.
Pada
awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun sang penemu metode
ini K.H. As’ad Humam telah dipanggil Allah SWT. Dan menghembuskan
nafas terakhirnya di Bulan Suci Ramadhan hari Jum’at(2/2) sekitar Pukul
11:30 memang, dimana sejak 14 Desember tahun l1995 ia telah sakit
dan pernah diopname di Rumahsakit Muhammadiyah Yogyakarta sekitar 2
bulan. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman
Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi.
Pada
saat pelepasan menuju tempat peristirahatan terakhir jenazah bapak 6 anak dan
kakek 10 benar-benar dikenang masyarakat luas baik masyarakat Indonesia maupun
mancanegara. Hal ini terbukti pada sambutan Menteri Agama RI yang saat itu Dr.
H. Tarmizi Taher yang dibacakan Kakanwil Daerah Istimewa Yogyakarta Muhda
Hadisaputro SH pada saat upacara pemakaman. Ia menjelaskan dalam
pidatonya bahwa Hasil karya K.H. As’ad Humam benar-benar sudah go
internasional. Lebih lanjut oleh Menag RI dijelaskan Metode Iqro selain
sudah diterapkan di beberapa negara tetangga, semacam Malaysia, Singapura dan
Brunai Darusalam.juga sudah diterjemaahkan kedalam berbagai bahasa, bahkan
dilakukan penjagaan penggunaannya oleh kalangan muslimin di Amerika Serikat.
3.
Perkembangan Metode Iqra’
Tak
mengherankan kalau metode iqro berkembang pesat. Sampai saat ini (data penulis
tahun 2007) tercatat 30 ribu TKA/ TPA. Dengan santri mencapai 6 juta lebih
menerapkan metode ini. Bulan Juli tahun 1995 Presiden Soeharto
mewisuda ribuan santri TKA/TPA. Wakil persiden juga melakukan hal yang serupa
di Yogya dalam berbagai even misalnya MTQ juga acap menampilkan santri TKA yang
mendemonstrasikan kemampuan mereka membaca Al-Qur’an.
Metode
Iqro memang sudah diakui dan dimanfaatkan banyak orang. Pemerintah sendiri juga
telah menganugrahkan penghargaan kepada K.H. As’ad Humam atas hasil
karyanya ini. Tahun 1991 Mentri Agama RI (waktu H Munawir Sjadzali MA.
Menjadikan TKA /TPA yang didiriakn K.H. As’ad Humam di kampung Selokraman
Kotagede Yogya sebagai balaii litbang LPTQ Nasional, yang berfungsi sebagai
Balai Latihan dan pengembangan dan lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an.
Dari
waktu kewaktu metode Iqro semakin memasyarakat. Bukan saja masyarakat sekitar
yang memanfaatkannya, tetapi merembet masyarakat pelosok di DIY, berbagai
daerah di luar YID, bahkan akhirnya merembet ke seluruh Indonesia. Yang
mempermudah persebaran metode ini antara lain karena keihklasan K.H. As’ad
Humam dan para anak buahnya di sekretariat Team Tadarus AMM Kota Gede, yang merupakan
markas dan cikal bakal TKA/TPA sebagai realisasi pengajaran metode Iqro
terhadap masyarakat yang datang dan ingin memanfaatkan metode ini.
4.
Pengertian Iqra’
Iqro’ ialah
sebuah media pembelajaran al-qur’an dari pengenalan
huruf-huruf hijaiyah yang disesuaikan berdasarkan jilid 1 sampai jilid 6.
Jika dilihat dari segi arti kata iqro’ berarti bacalah, yang dapat
dimaknai segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan harus berawal
dari membaca. Begitu juga dengan iqro’ yang fungsinya sebagai tahap awal
untuk bisa dan lancar membaca al-qur’an.
Buku
Iqro’ (Humam, 2000), merupakan cara cepat belajar membaca Al Qur’an. Buku ini
mempunyai 10 kelebihan yaitu bacaan langsung, bersifat CBSA, bisa digunakan
secara privat atau klasikal, praktis, sistematis, variatif, komunikatif,
fleksibel, bersifat modul dan asistensi.
5.
Pengertian Metode Iqra’
Metode Iqra’ adalah
suatu metode membaca al-Qur‟an yang menekankan langsung pada latihan membaca.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di
Yogyakarta. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat
yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid
terdapatpetunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang
yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur'an. Metode iqro’ ini dalam
prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan
pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an dengan fasih). Bacaan langsung
tanpa dieja dan lebih bersifat individual.
Cara
belajar membaca al-Qur‟an dengan motode Iqra’ ini pernah
dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan
minat baca terhadap kitab suci al-Qur‟an. Meski demikian, harus diakui bahwa
setiap metode memiliki kelebihan dan juga kelemahanya sendiri. Oleh karena itu
perlu ada upaya konvergensi dengan memodivikasi beberapa metode guna
mendapatkan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan efektif.
6.
Karakteristik Metode Iqra’
Metode
Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang memikat perhatian
anak TK Al-Qur’an. Selain itu, didalam masing-masing jilid dari buku panduan
Iqro’ ini sudah dilengkapi dengan bagaimana cara membaca dan petunjuk
mengajarkan kepada santri.
Ada
10 macam sifat-sifat buku Iqro’ yatu :
a.
Bacaan langsung.
b.
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
c.
Prifat
d.
Modul
e.
Asistensi
f.
Praktis
g.
Sistematis
h.
Variatif
i.
Komunikatif
j.
Fleksibe.
Bentuk-bentuk
pengajaran dengan metode Iqro’ antara lain :
a.
TK Al-Qur’an
b.
TP Al-Qur’an
c.
Digunakan pada pengajian anak-anak di
masjid/musholla
d.
Menjadi materi dalam kursus baca tulis
Al-Qur’an
e.
Menjadi program ekstra kurikuler sekolah
f.
Digunakan di majelis-majelis taklim
7.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Iqra’
Setiap
metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki metode tersendiri, namun
secara umum metode pelaksanaan pembelajran untuk membuka pembelajran itu sama,
seperti pemasangan niat, berdoa, berwudhu dan lain-lain, namun dalam kegiatan
intinya yang memilki teknik-teknik atau langkah-langkah masing-masing yang
berbeda setiap metode pembelajaran.
Adapun
proses pelaksanaan pembelajaran metode ini berlangusng melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
a.
Ath Thoriqah bil Muhaakah,
yaitu ustadz/ustadzah memberikan contoh bacaan yang benar dan santri
menirukannya.
b.
Ath Thoriqah bil Musyaafahah,
yaitu santri melihat gerak-gerik bibir ustadz/uztadzah dan demikian pula
sebaliknya ustadz/ustadzah melihat gerak gerik mulut santri untuk mengajarkan
makhorijul huruf serta menhindari kesalahan dalam pelafalan huruf, atau untuk
melihat apakah santri sudah tepat dalam melafalkannya atau belumAth Thoriqoh
Bil Kalaamish Shoriih, yaitu ustadz/ustadzah harusmenggunakan ucapan yang jelas
dan komunikatif.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode Iqra’ adalah
suatu metode membaca al-Qur‟an yang menekankan langsung pada latihan membaca.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di
Yogyakarta. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat
yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang
doa-doa. Prinsip-prinsip dasar metode Iqra' terdiri dari lima
tingkatan pengenalan yaitu: Tariqat Asshautiyah (penguasaan
atau pengenalan bunyi), Tariqat Adtadrij (pengenalan dari yang
mudah pada yang sulit), Tariqat Biriyadhotil Athfal (pengenalan
melalui latihan-latihan dimana lebih menekankan pada anak didik untuk
aktif), Attawassuk Fi Maqosid La Fil Alat adalah pengajaran
yang berorientsi pada tujuan bukan pada alat yang dipergunakan untuk menacapi
tujuan itu. Yakni anak bisa membaca Al-qur'an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah kaidah tajwid yang ada, Tariqot Bimuraat Al
Isti'dadi Wattabik adalah pengajaran yang yang harus memperhatikan
kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan watak anak didik (Budiyanto,
1995:15). Pelaksanaan metode ini yaitu ustadz/ustadzah memberikan
contoh bacaan yang benar dan santri menirukannya, santri melihat gerak-gerik
bibir ustadz/uztadzah dan demikian pula sebaliknya ustadz/ustadzah melihat
gerak gerik mulut santri untuk mengajarkan makhorijul huruf serta menhindari
kesalahan dalam pelafalan huruf, atau untuk melihat apakah santri sudah tepat
dalam melafalkannya.
B.
Saran
Hendaknya
para guru memiliki kemampuan untuk memodifikasi pembelajaran yang menyenangkan
dan bermakna bagi anak termasuk dalam
pembelajaran Al-Qur’an sehingga anak memahami konsep dan bekal untuk
masa selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiyanto.
1995. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan
Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional.
Yogyakarta. Team Tadarrus
Humam,
As’ad. 2000. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al
Qur’an. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional
Munir,
Ahmad & Sudarsono.1994. Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an. Jakarta:Rineka
Cipta
Muhaimin,
Dkk. 1996. Strategi belajar mengajar. Surabaya. CV. Citra Media Karya Anak
Bangsa.
Miftahuljannah.
2012. https://miftahuljannah122.wordpress.com/2012/12/15/metode-iqro/, diakses
pada tanggal 15 April 2015
Syarifuddin,
Ahmad. 2004. Mendidik Anaka Membaca, Menulis, dan
Post a Comment