MAKALAH SUHU DAN KALOR

Posted by GLOBAL MAKALAH


jika anda ingin mendownload makalah ini anda bisa click link di bawah ini :
---------------------------------------------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata pelajaran fisika. Penulis sampaikan terimakasih kepada guru mata pelajaran fisika yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.


Penyusun











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.....................................................................................  i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1  
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.     Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Perbedaan suhu dan kalor....................................................................... 3
B.     Kenggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu................................ 3
C.     Mengkonversikan skala berbagai thermometer....................................... 6
D.    Perbahan wujud dalam kehidupan ......................................................... 9
E.     Pemuaian serta koefisien pengukurannya............................................... 10
F.      Hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah...............   13
G.    Gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses
perubahan wujud benda.......................................................................... 15
H.    Cara perpindahan kalor pada benda........................................................ 15
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 17
B.     Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti hal yang paling sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari, penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi kalor energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.Pada dasarnya kehidupan manusia selam ini tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini.
Maklah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok pembahasannya meliputi :
a.       Pengertian suhu dan kalor
b.      Komponen yang ada dalam suhu dan kalor

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Perbedaan suhu dan kalor?
2.      Apa saja Keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?...................
3.      Bagaimana cara mengkonversikanskala berbagai termometer?
4.      Apa saja perbahan wujud dalam kehidupan?
5.      Bagaimana cara menghitung Pemuaian serta koeifisen pengukurannya?
6.      Apa bunyi Hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah?
7.      Bagaimana gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan wujud benda?
8.      Bagaimana cara perpindahan kalor pada benda?    
                   
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui Perbedaan suhu dan kalor
2.      Untuk mengetahui Kenggulan dan  kelemahan berbagai alat ukur suhu
3.      Untuk mengetahui  mengkonversikanskala berbagai thermometer
4.      Untuk mengetahui saja perbahan wujud dalam kehidupan
5.      Untuk mengetahui cara menghitung Pemuaian serta koeifisen pengukurannya
6.      Untuk mengetahuiHukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah
7.      Untuk mengetahui gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan wujud benda
8.      Untuk mengetahui  cara perpindahan kalor pada benda








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perbedaan suhu dan kalor
Suhu adalah ukura energi kinetik rata-rata dari molekul suatu  benda.suhu adalah angka yang berubungan dngan energi tetapi bukan energi itu sendiri.suhu diukur dengan sejumlah satun seperti kelvn, Fahrenheit, da Celsius. Jadi, suhu adalah tingkat atau ukuran panas suatu benda.
Kalor dalah energi total yang terkandng oleh benda, baik yang berhubungan dengan energi baik energi potesial maupun kinetik atau kalor adalah banyaknya energi panas yang terkandung dalam zat. Energi poensial adalah energi yang tersimpan sementara energi kinetikadalah energi gerak. Hal in diukur dalam joule (J).

B.     Kenggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu
1.      Termometer Alkohol
Kelebihan termometer alcohol :
a.    Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhaap kenaikan suhu
b.    Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
c.    Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
d.   Alkohol lebih murah
e.    Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kanaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat
Kekurangan termometer alcohol :
a.    Titik didihnya rendah yaitu 78C
b.    Alkohol membasahi dinding tabung
c.    Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca
d.   Alkohol pemuaiannya tidak teratur



2.      Termometer raksa
Kelebihan termometer raksa
a.    Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih teliti
b.    Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar -39C-357C
c.    Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
d.   Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
e.    Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu
Kekurangan termometer raksa:
a.    Harga raksa mahal dan susah dicari
b.    Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun
c.    Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39C, padahal suhu dikutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.

3.      Termometer Bimetal
Kelebihan termometer bimetal:
a.    Tahan dari goncangan
b.    Tidak mudah terbakar
c.    Harganya relatif murah
d.   Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
e.    Dapat digunakan untuk termograf
Kekurangan termometer Bimetal:
a.    Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap perubahan suhu lambat
b.    Kurang akurat

4.      Termometer klinis
Kelebihan termometer klinis:
a.    Saat ditempatkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan dalam bentuk angka
b.    Tidak mudah rusak
c.    Cepat menangkap suhu/menyamkan suhu dengan benda yang diukur
d.   Bisa digunakan disemua site
kelemahan termometer klinis :
a.    Termasuk termometer yang mahal
b.    Kurang akurat
c.    Gampang berubah posisi

5.      Termometer Infra merah
Kelebihan termometer inframerah:
a.    Non-kontak pengukuran temperatur tidak berpengaruh pada objek yang diukur
b.    Cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien
c.    Keakuratan pengukuran, resolusi tinggi kecil
d.   Rentang pengukuran besar
e.    Suhu pengukuran wilayah kecil
f.     Bisa menjadi titik waktu yang sama, garis, suhu permukaan
g.    Dapat diukur suhu mutlak, kelembaban relatif dapat diukur
Kelemahan termometer infra merah:
a.    Paparan terhadap pengaruh temperatur pada suhu objek yang diukur
b.    Tidak cocok untuk mengukur suhu transien
c.    Tidak mudah untuk  mengukur benda bergerak
d.   Rentang pengukuran tidak cukup luas, dan perlengkapan
e.    Tidak cocok untuk mengukur beracun, tekanan tinggi, dan kesempatan berbahaya.

6.      Termometer kawat platinum
Kelebihan termometer kawat platinum
a.    Rentang suhu tinggi dapat mengukur adalah dari -260C samapai 1700C
b.    Akulturasi suhu tinggi
c.    Bisa digunakan untuk mengukur air mendidih dan zat yang suhunya sangat dingin dan sangat panas
d.   Praktis karena menggunakan sistem sensor
Kelemahan termometer kawat platinum
a.    Tidak sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam suhu
b.    Waktu respon lambat 20
c.    Cenderung mudah rusak, maka harus berhati-hati
d.   Menggunakan zat berbahaya
e.    Harga cenderung mahal

7.      Termometer Gas
Kelebihan  termometer gas
a.    Lebih teliti
b.    Dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250C
c.    Dapat emngukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500C
Kelemahan termometer gas:
a.    Pengukuran lambat

C.    Mengkonversikan skala berbagai termometer
Untuk mengukur suhu, termometer diberi skala. Untuk membuat skala, diperlukan titik tetap bawah dan atas. Diantara dua titik tetap tersebut dibagi menjadi sejumlah bagian-bagian yang sama panjang. Setiap bagian itu disebut satu derajat. Ada empat skala termometer yang banyak digunakan. Keempat skala tersebut adalah skala Celsius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Termometer skala Celcius
Merupakan termometer  yang  menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajat Celcius dibagi dalam 100 skala.




1.      Termometer skala Reamur
Merupakan termometer yang menggunakan skala  Reamur (R).
Titik didih air: 80 derajat Reamur (80 R)
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajat Reamur dibagi dalam 80 skala.

2.      Termometer skala Fahrenheit
Merupakan termometer yang menggunakan skala Fahrenheit (F).
Titik didih air: 212 derajat Fahrenheit (212 F)
Titik bekunya: 32 derajat Fahrenheit (32 F)
Dari 32 derajat Fahrenheit sampai 212 derajat Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.

3.      Termometer skala Kelvin
Merupakan termometer yang menggunakan skala Kelvin (K).
Titik didih air: 373 Kelvin (373 K)
Titikbekunya: 273 Kelvin (273 K)
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100 skala.
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari satu skala kedalam skala lainnya. Jadi, suhusuatu benda dalam Celcius dapat dikonversi (diubah) kedalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain, dapat menggunakan rumus atau formula tertentu yang sudahditetapkan.
Ø Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 80 dalam skala Reamur (R).
Ø Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi kedalam skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 212 dalam skala Fahrenheit (F).
Ø Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhudalam Kelvin
C = suhudalamCelcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi kedalam Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 373 dalam skala Kelvin (K).
Tak hanya dari skala Celcius (C), konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K).
Secara ringkas, rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya adalah :
Ø  Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
Ø  Konversi suhu dari Reamur (R) keCelcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
Ø  Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K) adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
Ø  Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32

D.    Perubahan wujud benda dalam kehidupan
(Purwanto, Budi; 2013, Hal. 185) Hubungan antara kalor, massa benda, dan perubahan suhu benda dirumskan sebagai berikut :
Q= m.c. 
Kalor yang diberikan pada suatu zat digunakan untuk menaikkan suhu dan mengubah wujud benda. Perubahan jumlah kalor pada suatu benda ditandai dengan kenaikkan atau penurunan suhu atau bahkan perubahan wujud benda itu. Jika benda menerima kalor, suhunya akan naik . sebaliknya, suhu akan turun jika melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan suatu benda sebanding dengan besar kenaikkan atau penurunan suhunya.

Ada beberapa perubahan wujud benda yaitu:
1.      Mencair (melebur)
Mencair adalah Proses perubahan wujud dari padat ke cair. Contohnya es dan mentega berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya kenaikan suhu (panas). Peristiwa tersebut dinamakan mencair atau melebur
2.      Membeku
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair ke padat. Contohnya es adalah wujud air dalam bentuk padat jika dimasukkan ke daam kulkas
3.      Menguap
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair ke gas.penguapan terjadi jika kenaikan suhu yang besar. Ada empat cara mempercepat penguapan yaitu, memanaskan, memperluas permukaan, meniupkan udara ke atasnya dan mengurangi tekanan diatas.
4.      Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud benda gas menjadi cair. Contohnya embun dipagi hari
5.      Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas.
6.      Mengkristal
Adalah perubahan wujud gas menjadi padat.

E.     Pemuaian serta koefisien pengukurannya
Pemuaian zat adalah bertambahnya ukuran benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertabahnya ukuran benda karena menerima kalor.pemuaian benda dapat diamati dalam dalam bentuk pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.


1.      Pemuaian zat padat
Pemuaian yang terjadi pada zat padat ada tiga kemungkinan yaitu, muai panjang, muai luas, dan muai volume.
a.       Muai panjang
Adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena perubahan suhu. Muai panjang terjadi pada benda yang bentuknya  batang (memanjang). Yang secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
Sedangakan panjang benda setelah memuia adalah sebagai berikut :
b.      Pemuaian luas
Adalah bertamabhnya ukuran luas permukaan suatu benda karena perubahan suhu.
Sebuah benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki luas dan volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda dipanaskan, selain terjadi pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas. 
Perumusan pada pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang, yaitu sebagai berikut :
dengan β adalah koefisien muai luas.
satuan dari β adalah /K sama seperti koefisien muai panjang (α ). Coba Anda perhatikan sebuah tembaga berbentuk persegi sama sisi. Misalkan, panjang sisi tembaga adalah L0maka luas tembaga adalah L02 (Pangkat dua). 
Jika tembaga tersebut dipanasi sampai terjadi perubahan temperatur sebesar ΔT maka sisi-sisi tembaga akan memuai dan panjang sisi tembaga menjadi L0 + ΔT. Luas tembaga setelah memuai akan berubah menjadi (L0 + ΔT)2 dan perubahan luas setelah pemuaian adalah:
dari perumusan koefisien muai luas, yaitu:
Oleh karena perubahan panjang ΔL tembaga sangatlah kecil maka nilai ΔL2
dapat diabaikan. Jika ditulis ulang, persamaan tersebut menjadi seperti yang telah Anda ketahui bahwa 
c.       Pemuaian volume
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti memiliki volume.Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan maka volume benda tersebut juga ikut memuai. 
Perumusan untuk pemuaian volume sama dengan perumusan panjang dan luas, yaitu: 
dengan γ adalah koefisien muai volume: 
Perlu Anda ketahui terdapat hubungan antara α dan β terhadap 

Contoh soal
1.      Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m.
Tentukanlah pertambahan panjang kuningan tersebut jika temperaturenyanaik dari 10°C sampai 40°C.
Jawaban:
Diketahui: L0 = 1 m,
ΔT = 40°C – 10°C = 30°C = 303,15K, dan
       αkuningan = 19 × 106/K.
ΔL = α L0 ΔT
      = (19 × 10–6/K)(1 m)(303,15 K)
      = 5,76 × 10–3 = 5,76 mm
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 40° adalah 5,76 mm.

2.      Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium tersebut dipanaskan mulai dari 0°C sampai 30°C, berapakah perubahan luasnya setelah terjadi pemuaian? (Diketahui: α = 24 × 106/K).
Jawaban:
Diketahui: A0 = 100 cm2 = 1 m2,
           ΔT  = 30°C – 0°C = 30°C = 303,15 K, dan
           β  = 2α = 48 × 106/K.
ΔA = β A0ΔT
ΔA = 48 × 10–6/K × 1 m2 × 303,15 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 0,0145 m2.

3.      Sebuah bola yang memiliki volume 50 m3jika dipanaskan hingga mencapai temperature 50°C. Jika pada kondisiawal kondisi tersebut memiliki temperature 0°C, tentukanlah volume akhir bola tersebut setelah terjadi pemuaian (Diketahui α = 17 × 106/K)
Jawaban:
Diketahui: V0 = 50 m3,
             ΔT = 50°C – 0°C = 50°C = 323,15 K, dan
             γ = 3α = 51 × 10–6/K.
ΔV = γ Vo ΔT
ΔV = 51 × 10–6/K × 50 m3 × 323,15 K
ΔV = 0,82 m3
ΔV = V – Vo
V = ΔV + Vo
V = 0,82 m3 + 50 m3 = 50,82 m3
Jadi, volume akhir bola setelah pemuaian adalah 50,82 m3

F.     Hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah
Kalor merupakan bentuk energi, yaitu  energi panas. Hukum kekekalan energi kalor disebut dengan Asas Black. Jadi energi kalor (panas) bisa pindah atau mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhuna lebih rendah. Sama dengan halnya dengan energi listrik dimana muatan listri akan mengalir dari yang potensialnya lebih tinggi menuju ke potensial yang lebih rendah. Atau bisa di otentikkan seperti air yang mengalir dari dari tempat yang memiliki energi potensial grafitasi tinggi menuju yang grafitasinya rendah.


Asas Black ini menyatakan dengan persamaan matematika.
Q lepas=Q terima
Atau         
Keterangan:
m1 dan m2  = massa zat pertama dan zat kedua
c1 dan c2 = kalor jenis zat 1 dan zat 2
selisih suhu zat 1 dan zat 2

Contoh soal
Air 100 gram  pada suhu 200C dicampur dengan air 50 gram pada suhu 800C. Tentukan suhu campuran air tersebut.( c air = 1 kal/g)
Penyelesaian:
Diketahui m1=100 g, t1 = 200C
                  M2=50 g, t2 = 800C
Untuk mencari suhu air campuran, anda gunakan asas black , yaitu jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.
Q terima= Qlepas
= mc 
= m1c(tc-t1)
=100.1.(tc-20)
= 100 tc – 2.000
......... Q lepas=m2c(t2-tc)
=50. 1.(80-tc)
=4000-50 tc
Karena Qterima=Qlepas maka
100 tc-2000 = 4000-50tc
150 t= 6000                  
tc=400C
Jadi suhu campuran adalah 400C


G.    Gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan wujud benda
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipananskan sampai menjadi uap.dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu samapai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenikkan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikkan suhu kembali (Q5).

H.    Cara perpindahan kalor pada benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
a.    Konduksi
Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskan dalam selang waktu tertentu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalordari bagian logam yang bersuhu tinggi kebagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya.
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkanisolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
b.    Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaansuhu antara benda dengan fluida.

c.    Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energy radiasi.Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar.Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energy kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetikdengan berbagai panjang gelombang. Yosef Stefan menemukan bahwa lajur ambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luaspermukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda.Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalordaripada benda yang hitan dan kusam.Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih suka rmenyerap kalor dari pada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi bahwabenda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangakan benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalora dalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada :
1.      Massa benda
2.      Kalor jenis benda
3.      Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1.      Konduksi
2.      Konveksi
3.      Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, pada zat gas.

B.     Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita tahu apa itu materi dan bagaimana perubahannya, sehingga materi tersebut bisa bermanfaat di dunia ini.dan semoga kita lebih kritis lagi dalam membedakan suhu dan kalor .


DAFTAR PUSTAKA

Geogle. Grafik hubungan suhu terhadap waktu. Diambil dari http://www.geogle.co.id/searct?q=grafik+hubungan+suhu+terhadap+waktu (diakses pada hari sabtu, 11 november 7017, jam 12:55)

Purwanto budi.2013 ” Fisika”  PT Wangsa Jatra Lestari,Solo

Sandy Hermawan,ST.Mini book master fisika SMA Kelas X,XI,XII; Sandy

Hermawan, ST.; penyunting:Ahmad Fauzi,S.Si.-Cet.1-Jakarta:Wahyumedia,2012

Related Post



Post a Comment