BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengasinan
merupakan suatu cara pengolahan ikan dengan hasil produk berupa ikanasin. Cara
ini telah umum dilakukan dengan tujuan agar ikan lebih awet atau tahan lamapengasinan
adalah suatu proses pengolahan ikan dengan caramemberikan garam sehingga
mempunyai kandungan garam sangat tinggi yang kemudian dikeringkan.
Cara
pengolahan tersebut telah lama dilakukan untuk beraneka ragam species
ikan.Kegiatan penangkapan ikan asin di laut eretan telah cukup lama dilakukan,
tetapimasih belum banyak dikenal mengenai proses pembuatannya, terutama
bagaimana prospeknyadilihat dari sudut pandang ekonomi.Berdasarkan hal
tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pembuatan ikan asin Deng-deng
Tanjan yang dilakukan oleh pengelola, terutama untuk mengetahui kelayakan usaha
ini..
B. Perumusan Masalah
Pembuatan
ikan asin , telah cukup lama berlangsung,yang sampai sekarang
masih
dilakukan secara tradisional. Cara pengolahan ikan asin ini masih belum
banyakdiminati, meskipun merupakan suatu cara yang relative mudah untuk
mengawetkan ikan hasiltangkapan. Hal ini terutama karena masih belum diketahui
bagaimana sebetulnya kelayakanusaha dari pengasinan ikan . Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan selain inginmengetahui proses pembuatan ikan asin ,
juga untuk mengetahui bagaimana kelayakanusaha dari pengasinan ikan Deng-deng
Tanjan tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui cara/proses pengasinan atau pembuatanikan
asin yang dilakukan oleh Pengelola ikan yang berada di tambak raya,
serta dihitung kelayakanusahanya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pembuatan ikan asin dan kelayakan usahanya dilihat secara
ekonomi. Hasil penelitianini diharapkan dapat juga bermanfaat bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari
daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode
pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat
disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan. Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan
laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau
direndam dalam larutan
garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau dipotong-potong
lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging.Karena perbedaan kepekatan
dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging
ikan keluar dari tubuhnya.
Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses ini
berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam
di luar dan di dalam daging.Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya
cairan sel akan menghentikan proses autolisis dan menghambat
pertumbuhan baktei dalam daging ikan.
1. Faktor-faktor yang berpengaruh
Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh
ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:
a.
Konsentrasi garam
Semakin
tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke
dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam krital untuk mengasinkan.
b.
Jenis garam
Garam dapur murni
(NaCI 95%)
lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik.
Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa Sulfat), kotoran, bakteri dan
lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
c.
Ketebalan daging ikan
Semakin
tebal daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama
dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah,
dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.
d.
Kadar lemak dalam daging
Kadar Lemak yang tinggi (di atas 2%)
akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.
e.
Kesegaran daging ikan
Ikan
yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah
keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk
dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
f.
Suhu daging ikan
Semakin
tinggi suhu daging
ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.Mengonsumsi ikan asin
secara terus menerus itu dapat menyebabkan kanker, juga kanker nesofaring.
Nasofaring adalah daerah tersembunyi yang terletak di belakang hidung berbentuk
kubus. serta bagian bawah merupakan langit-langit dan rongga mulut. Ikan
asin itu merupakan mediator utama dalam pembentukan dan perkembangan
virus Epstein-Barr.
Virus
Epstein-Barr adalah virus yang berperan penting dalam timbulnya kanker
nasofaring. Virus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan
tetap tinggal di nasofaring tanpa menimbulkan gejala.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Metode Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan adalah metode survei dan observasi lapang. Data yangdikumpulkan
dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur yang antara lainmencakup
cara penangkapan ikan asin, cara pembelian ikan asin, cara pengasinan
danpenjualan.
B. Jenis Penelitian
Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian SurveiYaitu dengan cara memperoleh
fakta dari gejala yang ada. Mencari keterangan secara faktual . dan Melakukan
evaluasi secara lansung terhadap pengelola ikan asin.
C. Sumber Informasi
Sumber
Informasi kami berasal dari
seorang pengelola ikan asin yang berada di tambak, yang bernama Bapak
Isal, yang telah memulai usaha pembuatan ikan asin sejak tahun 2015.
D. Analisis Data
Data
yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptip. Sedangkan untukmengetahui
kelayakan usaha (aspek ekonomi).
BAB V
HASIL
PENELITIAN
A.
(W):”Bagaimana cara pembuatan ikan asin Deng-deng Tanjaan?”
(BAPAK ISAL):’Pertama-tama yaitu, melakukan tahap
pembelahan dari ujung kepala sampai ujung ekor menggunakan pisau lalu
cara mengeluarkan isi daleman perut dengan cara menggunakan ibu jari (jempol tangan).
Setelah itu, cuci ikan hingga bersih.Lalu berlanjut ketahap pemberian air
garam ,untuk sebagai pangawet.Proses pengawetan berlangsung selama 1 malam.
Lalu ikan di jemur dibawah sinar matahari.”
B.
(W): ”Bagaimana cara mengetahui ikan masih segar?”
(BAPAKISAL): “Cara
mengetahui ikan masih segar yaitu mata terlihat jernih, tidak berwarna merah,
tidak berbau busuk(segar), kulit terlihat jernih, tidak mudah megelupas.”
C.
(W): “Bagaimana cara mengetahui ikan sudah busuk?”
(BAPAK ISAL): “Mata memerah,
badan kelihaan kusam atau lesu, berbau tidak sedap, mata agak masuk ke dalam ,
dan mudah mengelupas.”
D.
(W): ”Bagaimana tahap pengolahan ikan Deng-deng
Tanjan?”
(BAPAK ISAL):”Dengan cara tahap pembersihan,
penggaraman, penjemuran (pengeringan), pengemasan dan penjualan.”
E.
(W): ”Bagaimana
cara proses pengeringan ikan deng-deng tanjan?”
(BAPAK ISAL): “Ikan yang telah
diproses dalam penggaraman, kemudian dicuci bersih dan langsung dijemur di atas
laha. Tempat penjemuran bebas dari naungan dengan tujuan agar sinarmatahari dapat digunakan
seluruhnya.Proses Pengeringan yang dilakukan oleh pengelolah hanya dilakukan
dengan memanfaatkan, jika cuaca mendukung / panas hanya membutuhkan waktu
setengah hari untuk menjemur ikan tersebut hinga kering.Namun,jika
cuaca tidak mendukung atau hujan, biasanya para penggelolah membutuhkan waktu
untuk mengeringkan ikan tersebut sampai berhari-hari bahkan sampai ber
mainggu-minggu.”
F.
(W): “Bagaimana cara Pengemasan dan Pemasaran
(BAPAK ISAL): “Ikan yang sudah
menjadi ikan asin tersebut kemudian dikemas dalam wadah yangbetul-betul
kering.Wadah yang digunakan adalah kardus atau biasanya bak. Ikan asin ini
biasanya dipasarkan ke padaBandar ikan yang berada di pasar ikan atau di warung- warung sekitar.”
G.
(W): “Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam
pembuatan ikan asin deng-deng tanjan?”
(BAPAK ISAL): “Alat: pisau,telenan, bak (paso), terpal.Bahan:
garam,
gula, ketumbar.”
H.
(W): “Berapa Keuntungan dari mengolah ikan asin
Deng-deng Tanjan?”
(BAPAK ISAL): “Tergantung dari cuaca, Untuk harga jual ikan Deng-deng Tanjan, pada
umumnya mereka membeli
dari nelayan seharga Rp.5000 per kilogramDan setelah diproses akan di
jual dengan harga Rp. 23000 – 25000 per kilogram.
I.
(W): “Berapa Upah/Gaji yang diberikan kepada para
pegawainya.”
(BAPAK ISAL): “Biasanya upah yang dikasih tergantung berapa
banyak / berapa banyak ember yang di dapat, misal yang di dapatkan 1 ember
seharga Rp.5000 dan
upah untuk menjemur per satu lahaRp.2500
J.
(W): “ Jenis-jenis apa saja ikan yang diasini?”
(BAPAK ISAL): “Yaitu: ikan
Deng-deng Tanjan dan ikan Japuh
K.
(W): “Apa saja bahan untuk mengawetkan ikan Deng-deng
Tanjan?”
(BAPAK ISAL): “Hanya
menggunakan Air, Garam, gula, dan ketumbar.”
BAB VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengasinan
ikan Asin di daerah Tambak dilakukan secara tradisional, dengan prosestahapan
sebagai berikut: pembersihan - penggaraman – penjemuran.
2. Usaha
pengasinan ikan Deng-deng Tanjan ini masih berlaku skala usaha rumah tangga
dengan jumlahPekerja sebanyak 7 orang. yang bahan baku ikannya nya berasaldari
nelayan karangsong
3. Dari
hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan . artinya usaha ini layak untuk
dikembangkan. Karena mendapatkan keuntungan yang lumayan.
a.
Saran
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk:
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas
ikan asin yang dihasilkan sehinggadapat bersaing dengan produk ikan
asin dari daerah lain bahkan di pasar global.
2.
Perlu dikembangkan usaha pengasinan ikan asin ini
dari skala rumah tangga menjadiskala usaha yang lebih besar.
PENUTUP
Assalamualaikum wr.wb.
Atas Kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan karunia Nya. Pertama- tama saya DINI SARDIYANTI
perwakilan dari kelompok 6 meminta maaf jika ada kesalahan kata dan cara penulisan
yang kurang menarik, kami memohon maaf yang sebesar- besarnya.
Wassalamualaikum wr. wb.
Post a Comment