==
=======
=======
pengembangan
kognitif anak usia 3 sampa
6 tahun ,melalui kegiatan Mengelompokan Benda
Sesuai Warnannya Dengan
Menggunakan Media Bola
anda bisa download di bawah ini :
=============================================================
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satuan Paud
Sejenis merupakan satuan
pendidikan anak usia
dini pada jalur
pendidikan non formal
yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak
usia tiga sampai enam tahun.Satuan
Paud Sejenis dipercaya
dapat memberikan stimulus
yang baik untuk
mengembangkan penanaman karakter, intelegensi, kemampuan sosial,kematangan motorik
anak.
Satuan Paud
sejenis Mekar Kencana
Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu adalah salah
satu dari beberapa
pendidikan anak Usia
Dini yang ada di
desa pabean udik,yang
menyelenggarakan pendidikan anak
usia dini sebagai salah
satu pengabdian kepada
masyarakat dalam upaya mencerdaskan
bangsa.
Pengurus Satuan
Paud Sejenis Mekar
Kencana mempunyai perhatian besar terhadap
pendidikan anak usia
dini sehingga mempunyai
insiatif dalam menyelenggarakan kegiatan
pengembangan yang menyenangkan .
Satuan Paud sejenis
Mekar kencana mempunyai
visi Misi sebagai berikut:
1.
VISI :
Menjadikan
Anak Bangsa Sebagai Generasi Yang
Mulia Hati, Aktif, Rajin, Kreatif , Empati,
Cinta Negara.
2.
MISI :
a.
Menjadikan generasi
yang berakhlak mulia.
b.
Menghasilkan generasi
yang tampil ,Cerdas,berkualitas,.
c.
Membantu
kepribadian cinta tanah
air.
d.
Memberi
pelayanan Pendidika Anak
Usia Dini dari
keluarga Pra sejahtera untuk
memenuhi hak anakakan
tumbuh kembang dan
pendidikan.
3. TUJUAN
Mewujudkan Anak
Usia Dini yang
beriman, sehat, cerdas ,ceria, memiliki kesiapan fisik
dan mental dalam
memasuki tahap pendidikan
berikutnya.
4.
MOTTO
SPS Mutiara
Kencana Masa Depan
Cerah Penuh Berkah.
Program S1 PGPAUD
Universitas Terbuka
menargetkan lulusan menjadi
tenaga pendidik PAUD profesonal
yaitu dapat mengembangkan program
PAUD dan membuat
inovasi inovasi salah
satu mata kuliah
yang harus ditempuh adalah Analisis
Pendidikan Anak Usia
Dini .Dalam rangka
memenuhi tugas tugas
dalam mata kuliah tersebut
maka telah dilakukan
penelitian di Satuan Paud
Sejenis Mekar Kencana Desa Pabean
Udik kecamatanIndramayu kabupaten
indramayu yang bertujuan
mengumpulkan data mengenai
kegiatan anak yang di anggap perlu
diteliti lebih lanjut
dan selanjutnya di
anlisis secara kritis.Terpenuhinya hak
anak dibidang pendidikan
dan pengasuhan serta
kesejahteraan sosial sehingga
tumbuh dan berkembang
kecerdasannya secara optimal.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan
observasi disalah satu
ruang kelas Satuan
Paud Sejenis Mekar kencana
Desa Pabean Udik
kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu,maka penelitian ini
difokuskan pada salah
satu kegiatan anak
yaitu “Mengelompokan Benda
Sesuai Warnannya Dengan
menggunakan media bola”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan :
1. Mengumpulkan data
mengenai :
a. Alasan pendidik
melakukan kegiatan “Mengelompokan
b. Benda Sesuai
Warnannya dengan menggunakan
media bola” Tujuan pendidik melakukan
kegiatn tersebut Membuat analisis kritis (
critical analisis) mengenai kegiatan
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk:
1.
Memberikan masukan
terhadap kegiatan pengembangan
anak di Satuan Paud Sejenis
Mekar Kencana desa
Pabean Udik kecamatan Indramayu kabupaten
indramayu
2.
Melatih
mahasiswa melakukan tindakan
kelas.
3.
Mengembangkan kemampuan
mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak
di lembaga SPS.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Kognitif
Anak
Menurut
Werner yang dikutip oleh Monks, dkk , pengertian perkembangan menunjuk pada
suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali. Dalam pertumbuhan, ahli psikologi tidak membedakan antara
perkembangan dan pertumbuhan, bahkan ada yang lebih memgutamakan pertumbuhan.
Sebenarnya, istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menujukkan bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik murni. Menurut banyak ahli psikologi, istilah
perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala
psikologis yang muncul.
Perkembangan
menurut Berardo yang dikutip oleh Santrock ialah pola gerakan atau perubahan
yang dimulai dari pembuatan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan.
Kebanyakan perkembangan meliputi pertumbuhan, walaupun perkembangan juga
mencakup pembusukan (seperti dalam kematian dan orang mati). Pola atau
pernyataan-pernyataan dari kelompok-kelompok penekan yang sangat vokal. Para
pembuat kebijakan sering terjebak dalam isu-isu ideologis dan moral yang
diperdebatkan secara panas, seperti keluarga berencana dan aborsi, atau
undang-undang perawatan anak dan cuti melahirkan. Pada poin ini, tidak ada
indikasi yang jelas bahwa perbedaan-perbedaan yang tajam tentang peran keluarga
dan pemerintah akan diselesaikan sesuai dengan solusi yang rasional di masa
depan yang dekat.
Maka
perkembangan manusia dapat didefinisikan sebagai suatu yang merujuk pada
perubahan-perubahan tertentu yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan
manusia, sejak masa konsepsi sampai mati, tidak dapat berulang, tidak dapat
diputar kembali, dan bersifat tetap. Perubahan yang dimaksud dapat berupa
perubahan secara kuantitatif dan perubahan secara kualitatif. Perubahan secara
kuantitatif itu seperti perubahan dalam tinggi badan, penguasaan jumlah
kosakata, perubahan berat badan, dan sebagainya. Sedangkan perubahan secara
kualitatif, seperti perubahan dalam struktur dan organisasi dalam kemampuan
berpikir, perubahan dalam kemampuan melakukan koordinasi gerakan motorik kasar
dan motorik halus, perubahan dalam mengelola emosi, perubahan kemampuan sosial
dan sebagainya.
Menurut
pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes seperti yang dikutip oleh Santrock
bahwa perkembangan masa hidup manusia mencakup tujuh kandungan dasar:
perkembangan adalah seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis,
melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual.
Perkembangan
adalah seumur hidup (lifelong) yang dimaksud adalah tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan. Para peneliti semakin mempelajari penaglaman dan
orientasi psikologis orang dewasa pada saat yang berbeda dalam perkembangan
mereka. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam
cara yang dinamis sepanang siklus kehidupan.
Perkembangan
adalah multidimensional, maksudnya ada;ah perkembangan terdiri atas
dimensi-dimensi yang berupa dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Bahkan
dalam satu dimensi seperti intelegensi, ada banyak komponen, seperti
intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain.
Perkembangan
adalah multidireksional. Beberapa atau komponen dari suatu dimensi dapat
meningkat dalam pertumbuhan, sementara atau komponen lain menurun. Misalnya,
orang dewasa tua dapat semakin arif karena mampu menjadikan pengalaman sebagai
panduan bagi pengambilan keputusan intelektual, tetapi melaksanakan secara
lebih buruk tugas-tugas yang menuntut kecepatan dalam memproses informasi.
Perkembangan
adalah lentur (plastis), maksudnya ia bergantung pada kondisi kehidupan
individu, perkembangan dapat mengambil banyak jalan. Suatu agenda penelitian
perkembangan kunci ialah pencarian akan kelenturan dan hambatan-hambatannya.
Misalnya, para peneliti telah mendemonstrasikan bahwa kemampuan penalaran orang
dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan.
Perkembangan
melekat secara kesejarahan (historically embredded), yang dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi kesejarahan. Pengalaman orang-orang yang berusia 40 tahun yang
hidup pada masa Depresi Berat (Great Depression) sangat berbeda dari pengalaman
orang-orang yang berusia 40 tahun yang hidup pada akhir Perang Dunia II yang
optimistik. Orientasi karir kebanyakan perempatan berusia 30 tahun pada tahun
1990-an sangat berbeda dari orientasi karir kebanyakan perempuan berusia 30
tahun pada tahun 1950-an.
Perkembangan
dipelajari oleh sejumlah disiplin. Para psikolog, sosiologi, antorpologi,
neurosains, peneliti kesehatan, dan dunia pendidikan semuanya mempelajari
perkembangan manusia dan berbagai persoalan untuk membuka misteri perkembangan
sepanjang masa hidup.
Perkembangan
adalah kontekstual. Individu secara tegrus menerus merespons dan bertindak
berdasarkan konteks, yang meliputi make up biologis, lingkungan lingkungan
fisik, serta konteks sosial, kesejarahan, dan kebudayaan seseorang. Dalam
pandangan kobtekstual, individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di
dalam dunia yang sedang berubah.
Menurut Myrnawati , kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam otak pada waktu manusia sedang berpikir atau proses pengolahan informasi.
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan,dan penggunaan pengetahuan . Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar .
Menurut Myrnawati , kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam otak pada waktu manusia sedang berpikir atau proses pengolahan informasi.
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan,dan penggunaan pengetahuan . Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar .
Beberapa
ahli yang berkecimpung dalam bidang pendidikan mendefenisikan intelektual atau
kognitif dengan berbagai pendapat. Seperti halnya defenisi intelegensi menurut
Gardner. Menurut Gardner intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih.
Lebih lanjut Gardner mengajukan konsep pluralistis dari intelegensi dan
membedakannya kepada delapan jenis intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari,
intelegensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni, tetapi setiap individu
memiliki campuran yang unik dari sejumlah intelegensi yaitu intelegensi
linguistic, ligis,spasial, music, kinestetika, intrapribadi dan antarpribadi,
dan naturalistis.
Perkembangan
Kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari berpikir
dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan,
dan pengertian. Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari
sepanjang pertumbuhannya. Perkembangan pikirannya, seperti: (1) belajar tentang
orang, (2) belajar tentang sesuatu, (3) belajar tentang kemampun-kemampuan
baru, (4) memperoleh banyak ingatan, dan (5) menambah banyak pengalaman.
Sepanjang perkembangannya pikran anak, maka anak akan menjadi lebih cerdas.
B. Kegiatan Mengelompokan
Atau Mengklasifikasikan
Mengelompokkan berarti
membagi dalam beberapa kelompok; menjadikan berkelompok-kelompok: panitia
perlombaan mengelompokkan anak-anak menurut umurnya
Klasifikasi adalah
penggolonganatau pengelompokkan.Ada beberapa pengertian mengenai
klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia klasifikasi adalah
penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau
standar yang ditetapkan. Harrods Librarians Glossary menyebutkan
bahwa klasifikasi adalah
pengelompokkan bendasecara logis menurut ciri-ciri kesamaannya. Menurut
Sulistyo Basuki, Klasifikasi adalah proses pengelompokkan/pengumpulan
benda atau entitas yang sama, serta memisahkan benda atas entitas yang
tidak sama.
Dalam
pengertian secara umum bahwa klasifikasi ialah suatu kegiatan yang
mengelompokkan benda yang memiliki beberapa ciri yang sama dan memisahkan
benda yang tidak sama. Dalam kaitannya di dunia perpustakaan klasifikasi
diartikan sebagai kegiatan pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan
ciri-ciri yang sama, misalnya pengarang, fisik, isi dsb.
C. Manfaat Mengelompokan Benda
Bagi Anak
Menurut
Carol Sefeldt & Barbara A. Wasik (2008: 394) penggolongan (klasifikasi)
adalah kegiatan mengelompokkan benda-benda yang serupa atau memiliki kesamaan.
Shamsudin
(2002:106) menjelaskan secara rinci bahwa pengelompokkan adalah kegiatan
menyusun, memilih, mengumpulkan atau memisahkan suatu himpunan benda ke dalam
beberapa himpunan yang lebih kecil berdasarkan atribut (ukuran, warna, bentuk)
sehingga menjadi beberapa himpunan.
Slamet
Suyanto (2005:162) mengemukakan klasifikasi adalah mengelompokkan benda-benda
ke dalam beberapa kelompok. Kelompok tersebut bisa berdasarkan warna, bentuk,
ukuran dan jenisnya.
D. Cara MenstimulasI
Agar Anak Dapat
Mau Memecahkan Masalah Sehari-Hari
1.
Metode permainan
Gunakan
metode permainan agar lebih mengasyikkan dan membuat anak tidak merasa
tertuntut dan tertekan dalam menerima pembelajaran tersebut. Manfaatkan media
bermain anak sebagai tempat pembelajaran tersebut, seperti dengan cara
bercerita atau pada kejadian sehari-hari.
2. Komunikasi dua arah
Jalinlah
komunikasi dua arah yang baik antara orang tua dan anak. Keterampilan
komunikasi yang dimiliki orang tua dapat memperlancar tujuan pembelajaran pada
anak.
3. Biarkan anak belajar
Biarkan
anak belajar memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupannya. Orang tua hanya
memfasilitasi dan akan memberi bantuan jika anak benar-benar tidak mampu
menyelesaikan masalahnya.
4. Melatih empati
Anak
dengan usia 3-5 tahun sudah mulai bisa menunjukan rasa empatinya terhadap
oranglain. Jadi, jangan heran ketika ia melihat keluarga atau temannya disakiti
ia akan menangis atau kesal.
Akan
tetapi, terkadang juga masih muncul sifat egoisnya. Nah, untuk mengasah
kemampuan si anak mengenali perasaan orang lain, ajaklah balita untuk mengenali
bahasa tubuh dan ekspresi yang dimunculkan oleh orang lain.
Dari
sini, anak-anak akan bisa menghindari dan menentukan perbuatannya terhadap
orang lain sehingga masalah bisa dihindari.
5. Asah kemampuan
Asah
kemampuan balita untuk dapat memilah dan memilih situasi dengan mengajukan
sebuah pertanyaan. Hal ini tentunya dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi
dan menghindari pertengkaran pada si anak yang akan memicu masalah.
Seperti
misalnya, tanyakan apa yang terjadi, mengapa masalah tersebut terjadi dan
lain-lain.
Jika
balita masih mengalami kesulitan untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan
masalah, maka berikan mereka pilihan solusi.
6. Selesaikan masalah dengan berbicara
Berikan
pemahaman pada balita tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang baik. Tidak
perlu ada agresi fisik seperti memukul, mencubit atau menggigit. Penyelesaian
masalah bisa dilakukan dengan dialog.
Berikan
contoh pada anak tentang bagaimana mengontrol sikap. Anda juga bisa
menyelesaikan masalah yang melibatkan balita anda dengan mengajaknya
berdiskusi. Cara ini diharapkan bisa ditiru oleh si balita dan diserapnya untuk
kemudian bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
7. Identifikasi masalah
Bantu
anak untuk mengidentifikasi masalahnya sendiri. Hal ini dilakukan agar dapat
mengetahui masalah yang sesungguhnya dan orang tua dapat membantu anak untuk
menentukan hal yang selanjutnya bisa ia lakukan.
Misalkan
ketika anak bertengkar dengan temannya, minta anak untuk duduk bersabar dan
tanyakan masalah apa yang sebenarnya terjadi. Jika masalahnya dipicu karena
salah paham, maka Anda bisa meminta anak untuk kembali bersama dengan
teman-temannya dan bermain bersama kembali.
8. Usahakan untuk tidak ikut campur
Ketika
anak menengahi pertengkaran teman-temannya. Maka, coba hargai pendapat anak dan
berikan mereka kepercayaan bahwa ia akan menemukan solusinya. Berikan waktu
untuk dapat menengahinya. Meski tak jarang hal ini akan membuat ia berlari dan
meminta bantuan orang dewasa, akan tetapi tetap berikan ruang dan kepercayaan.
Ketika
anak datang menghampiri Anda untuk meminta bantuan agar bisa menengahi
pertengkaran temannya, cobalah ajukan beberapa pertanyaan padanya. Dengan
begitu, umumnya anak-anak akan dapat menerima solusi yang diusulkan oleh orang
dewasa. Misalnya dengan mengatakan, "Kalo menurut mama, daripada kalian
bertengkar gara-gara ingin satu kelompok, lebih baik bermain bersama-sama
sayang."
9. Selalu support anak untuk
menyelesaikan masalahnya
Meskipun
masih kecil dan masih balita, bukan berarti anak-anak tidak memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Asal ada usaha dan bantuan serta
dorongan dari orangtua untuk melakukannya, perlahan namun pasti si balita akan
belajar bagaimana caranya menyesaikan sebuah konflik. Memang hasil yang diraih
tidak akan sempurna, akan tetapi proses lah yang lebih penting, bukan hasil
akhirnya.
10. Beri waktu pada anak untuk mencari
jalan keluar
Jangan
terlalu cepat ikut menyelesaikan masalah anak. Beri waktu padanya untuk
memikirkan jalan keluar terbaik. Anak-anak yang terbiasa mengatasi masalahnya
sendiri diharapkan lebih memiliki kepercayaan diri dan konsep yang lebih baik.
Anak yang terampil dalam problem solving juga akan lebih mampu
menerima tantangan, sehingga reaksinya dalam menghadapi kesulitan juga lebih
baik dan bisa menghindari keputusan-keputusan yang negatif.
Selain
bermanfaat untuk anak, pembelajaran problem solving pada anak juga
memiliki pengaruh besar pada orang tua. Antara lain, orang tua tidak terus
menerus merasa khawatir bila anaknya tidak sedang berada di dekatnya. Karena
anak sudah terlatih untuk membiasakan dirinya menyelesaikan masalah, bisa
berkembang sebagai anak mandiri dan tidak cengeng. Ini akan sangat bermanfaat
dalam pembentukan karakternya yang positif. [Tri]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subek Penelitian
Subjek penelitian
adalah anak anak,pendidik, ketua pengelola Satuan Paud
Sejenis Mekar Kencana kecamatan
pasekan Kabupaten Indramayu.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode interpretatif
yaitu menginterpretasikan data
mengenai penomena gejala yang
diteliti dilapangan.
C. Instrumen penelitian
1.
Observasi
Observasi
adalah salah satu
teknik pengumpulan data
ynag digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan
cara mengamati perilaku
anak dalam situasi
tertentu.Observasi dalam penelitian
dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan yaitu
pada hari kamis
12 April 2018.Penelitian menggunakn
observasi untuk memperoleh
data yang berkaitan
dengan aktifitas anak
didik selama proses
pembelajaran berlangsung melalui
kegiatan bermain musik
perkusi dengan media
barang bekas.
2 . Wawancara adalah
kegiatan salah satu teknik
pengumpulan data yang biasa
digunakan untuk menggali
informasi lebih mendalam
mengenai fokus penelitian.Wawancara dilakukan
oleh peeliti dengan
mengadakan tanya jawab
secara langsung dengan
pendidik dan ketua
pengelola sekolah untuk
memperoleh data tentang
peningkatan hasil belajar
kemampuan seni anak
melalui kegiatan bermain
musik perkusi dengan
menggunakan barang bekas.
2.
Dokumenrasi
Dokumentasi
adalah salah satu
teknik pengumpulan data
atau bukti bukti
serta penjelasan yang
lebih luas mengenai
fokus penelitian .Dokumentasi
digunakan dengan tujuan
mencari data yang
berasal dari dokumen,wawancara dan
catatan yang ada
hubunganya dengan objek
peneltian sebagai sumber
data.
BAB IV
ANALISIS
DATA
A. Tabulasi
Data
Untuk
memudahkan analisis data
maka data hasil penelitian
dibuat tabulasi sebagai
berikut:
Observasi
|
Wawancara
Dengan Guru
|
Wawancara dengan
Ketua Pengelola
|
Dokumentasi
|
·
Peserta didik sedang melakukan
kegiatan menggunting di kelas di bantu oleh guru dan orang tua
|
·
Kelompok Bermain Melati menerima
peserta didik usia 2-5 tahun
·
Kelompok bermain Melati
memberikan
·
Kegiatan menggunting dengan pola sederhana untuk
mengembangkan motoric halus anak agar dapat mempersiapkan kemampuan menulis
permulaan
·
Anak diberikan kesempatan
melakukan kegiatan menggunting walaupun harus di bantu orang tua karena orang tua merasa cemas jika anaknya
memegang
|
·
Melalui Kegiatan menggunting
dengan pola sederhana di harapkan dapat melatih jari jemari anak untuk
melakukan persiapan dalam menulis permulaan
·
Dengan dilaksanakannya kegiatan
menggunting diharapkan anak dapat berkreasi dalam membuat kreatifitas yang di
ajarkan oleh guru
|
|
·
Anak dibagi menjadi dua kelompok
|
·
Dalam pelaksanaan menggunting dengan pola
sederhana di Kelompok Bermain Melati agar memudahkan guru dalam membimbing
anak dalam kegiatan menggunting agar guru dapat memperhatikan anak yang belum
mampu melakukan kegiatan tersebut
·
Penyususnan kegiatan di rancang setiap bulan
mengacu pada STPPA dan Permedikbud dan media internet, buku-buku pelatihan
dan sumber lainya untuk membantu kelancaran pembelajaran dan menambah
pengetahuan dan wawasan.
|
·
Supaya anak terperhatikan oleh guru sewaktu
melakukan menggunting dengan pola sederhana
|
|
B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi
yang telah dilakukan
oleh penulis pada saat
penelitian maka diperoleh hasil dalam
kegiatan mengelompokan benda sesuai
warnannya dengan menggunakan
media bola di
satuan Paud Sejenis
Mekar Kencana Desa
Pabean Udik kecamatan
Indramayu Kabupaten Indramayu
adalah sebagai berikut:
DiSatuan
paud Sejenis mekar
Kencana desa Pabean
Udik kecamatan Indramayu kabupaten indramayu
,guru melakukan kegiatan
Mengelompokan benda Sesuai
warananya dengan menggunakan
media bola yang dilakukan di satuan
paud Sejanis Mekar
Kencana Desa Pabean Udik kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu,diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
pada bidang kognitif,melalui kegiatan mengelompokan benda
sesuai warnannya dengan menggunakan media
bola diharapkan anak
dapat mengembangkan pola
berfikirnya.
Hasil wawancara dengan
pendidik Satuan Paud
Sejenis mekar Kencana
Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayuk kabupaten
,Bahwa kegiatan Mengelompokan
benda sesuai waranannya dengan
menggunakan media bola dapat
mengembangkan anak dalam
bidang kognitifnya. Hasil Wawancara
dengan ketua pengelola Satuan
Paud Sejenis Mekar Kencana
desa Pabean Udik
kecamatan Indramayu kabupaten
indramayu ,bahwa belajar melalui
kegitan mengelompokan benda sesuai
warnanay dengan media
bola pada hakikatnya yang
pada dasarnya anak belajar
dari pola berfikir nya sendiri
sehingga dapat memunculkan
kemampuan rasa percaya diri.Jadi,analisis data
diperoleh dari data
yang terkumpul melalui observasi,wawancara dengan
pendidi k dan ketua
pengelola serta dokumentasi pada
saat penulis melakukan penelitian. sehingga disusun menjadi
tabulasi data.Data yang telah
terkumpul dianalisis secara
kualitatif.Hasil data yang
telah dicapai oleh
siswa melalui observasi
dalam kegiatan mengelompokan
benda sesuai warnanya
dengan media bola yang dilakukan di Satuan Paud
Sejenis mekar Kencana bermain
desa Pabean Udik kecamatan
Indramayu kabupaten indramayu.
C.
Analisi
kritis
Dari
data teersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan Mengelompokan benda sesuai
warnanya dengan menggunakan
media bola dapat disimpulkan
bahwa kegiatan Mengelompokan
benda sesuai warnanya
dengan menggunakan media
bola merupakan kegiatan yang
bermaksud mengembangkan berbagai
kemampuanyang dimiliki anak
salah satunya adalah
mengembangkan pola pikir anak
dalam bidang kognitifnya .
Melalui kegiatn mengelompokan benda
sesuai warnya dengan
menggunakan media bola
di Satuan Paud
Sejenis Desa Pabean Udik
kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu diharapkan mampu mengasah
kemampuan kognitif serta
melatih anak untuk
dapat membedakan benda benda
disekitarn lingkungannya sesuai
ukuran,sifat,bentuk maupun warnannya
sehngga anak tumbuh menjadi
pribadi yang percaya
diri.
Secara
umum Satuan Paud
Sejenis Mekar k encana Desa
Pabean Udik Kecamatan
Indramayu kabupaten Indramayu
telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang
baik dan terarah.kegiatan-kegiatan tersebut
telah disusun sedemikian
rupa sesuai dengan
tahap perkembangan anak , sehingga anak
dapat berkembang optimal.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari tabulasi
data analisis ,data dapat
disimpulkan beberapa hal
yaitu:
1.
satuan
Paud Sejenis Mekar
Kencana Kecamatan Indramayu
kabupaten Indramayu mempunyai
program menanamkan nilai
karakter dan menerpakan
ajaran islam dengan
tahapan perkembangan anak
usia dini.
2.
Pengembangan kemampuan
yang dimiliki anak
salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan mengelompokan benda
sesuai warna dengan menggunakan media
bola agar mengembangkan
kognitif sehingga anak
dapat membendakan benda atau
barang sesuai ukuran,warna,sifat ,maupun
bentuk yang ada di
sekitar lingkungannya .
3.
Tenaga
pendidik sigap terhadap
anak yang memerlukan
bimbingan.
B.
SARAN-SARAN
1.
Dalam
pengembangan kognitif anak
usia 3-6 tahun
diharapkan dalam kegiatan
mengelompokan benda sesuai warna
dengan menggunakan media
bola dapat memecahkan
masalah sehari-hari.
2.
Diharapkan pada
kegitan selanjutnya orang
tua diberi pengertian agar tidak
mendampingi anakanya sewaktu
dikelas.
Post a Comment