MAKALAH SEJARAH BANDUNG
Keterangan :
untuk download file Makalah ini anda bisa download disini :
================
KATA PENGANTAR
Puji sukur kita panjat kan kehadirat
allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga
kami dapat mengerjakan makalah ini dengan tepat pada waktunya tentang Sejarah
Peristiwa Bandung Lautan Api Semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan kita.
Kami menyadari makalah yang kami buat
jauh dari sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada
teman –teman dan guru pembimbing sejarah perjuangan bangsa ini.
Indramayu, 03 Juni
2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasukan Sekutu
Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang
november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya.
Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya
di Indonesia.Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
- Pasukan sekutu
Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan
aksi terornya.
- Tentara sekutu
memberikan ultimatum agar bandung selatan segera dikosongkan selambat lambatnya
tanggal 29 november 1945 dengan dalih keamanan
- Perundingan
antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
- Keinginan sektu yang menuntut pengosongan
sejauh 11km dari Bandung Utara.
- Pihak sekutu membatasi wilayah di tanah
bandung yang jelas jelas bukan miliknya.
- Bendungan
sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
B. Rumusan Masalah
1.
Sejarah peristiwa bandung lautan api,?
2. Proses terjadinya pertempuran bandung lautan
api,?
3.
Dampak peristiwa bandung lautan api,?
4. Asal
istilah dari bandung lautan api,?
5. Akhir
pertempuran bandung lautan api,?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui latar belakang yang
mendasari terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
2.
Untuk mengetahui tujuan dari peristiwa
Bandung Lautan Api.
3.
Untuk mengetahui rangkaian peristiwa
Bandung Lautan Api.
4.
Untuk mengetahui dampak dari peristiwa
Bandung Lautan Api.
BAB II
ISI
A. SEJARAH PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
Mengenal sejarah
Indonesia, salah satunya ada peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa yang
terjadi di tanah Pasundan itu berawal dari pertempuran antara para pemuda dan
TKR melawan tentara Jepang pada bulan September dan Oktober 1945.Pada tanggal 9
Oktober 1945, pertempuran yang terjadi antara rakyat Bandung dan TKR melawan
tentara Jepang dapat diselesaikan dengan damai. Rakyat Bandung dan TKR berhasil
mendapatkan senjata dari pabrik senjata dan mesiu di Kiaracondong.Akan tetapi,
bersamaan dengan itu datanglah tentara sekutu memasuki Kota Bandung pada
tanggal 21 Oktober 1945.Kedatangan pasukan sekutu itu membuat suasana Kota
Bandung menjadi tegang.Pertempuran-pertempuran kecil pun tak terhindarkan.
Ketika pasukan
sekutu merasa terdesak, sekutu memberika ultimatum agar seluruh rakyat Bandung
paling lambat tanggal 29 November 1945, pukul 12 untuk meninggalkan Bandung
Utara. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, rakyat Bandung tidak
mematuhinya.Pada tanggal 24 Maret 1946, sekutu mengeluarkan ultimatum lagi agar
rakyat Bandung meninggalkan Kota Bandung.Namun, lagi-lagi ultimatum itu tidak
digubris.Akibatnya, pertempuran pun tak dapat dihindarkan.Ribuan orang mulai
meninggalkan Kota Bandung.Tentara Republik Indonesia sengaja membakar
gedung-gedung pemerintahan yang terdapat di Kota Bandung.Maksudnya, agar sekutu
tidak dapat
menggunakannya lagi.Asap membumbung tinggi. Kota Bandung menjadi lautan api.
B. PROSES TERJADINYA
PERTEMPURAN BANDUNG LAUTAN API
Suatu peristiwa di bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000
penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka,
meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan. Peristiwa itu di kenal
sebagai Bandung Lautan Api.Sebuah memorabilia sejarah Bandung.
Pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat
dan menyerahkan kepada Belanda, untuk selanjutnya digunakan sebagai basis
militer.Kesepakatan sekutu, Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil
Administration) memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda
pejuang di Bandung, ketika tentara Inggris dan NICA melakukan serangan militer
ke Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus
melanggar hasil perundingan dengan RI.Agresi militer Inggris dan NICA
Belanda pun memicu tindakan pembumihangusan kota oleh para pejuang dan
masyarakat Bandung. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua
barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh.
Sekutu dan NICA
Belanda, yang menguasai wilayah Bandung Utara (wilayah di utara jalan kereta
api yang membelah kota Bandung dari timur ke barat), memberikan ultimatum (23
Maret 1946) supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur sejauh 11 km dari
pusat kota (wilayah di selatan jalan kereta api dikuasai TRI) paling lambat
pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Akibatnya pertempuran pun kembali
menghebat. Pada saat itu datang dua buah surat perintah yang isinya
membingungkan,
yaitu
1) Dari
perdana Menteri Amir SyarifudinBahwa para pejuang / pasukan RI harus
mundur dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara pemerintah
RI dengan Sekutu yanag saat itu sedang berlangsung di Jakarta.
2) Dari
Panglima TKR (Jenderal Sudirman) Bahwa para pejuang/pasukan RI harus
mempertahankan Kota bandung sampai titik darah penghabisan.
Menghadapi dua
perintah yang berbeda ini, akhirnya pada 24 Maret 1946 pukul 10.00 WIB,
para petinggi TRI mengadakan rapat untuk menyikapi perintah PM Sjahril di
Markas Divisi III TKR. Rapat ini dihadiri para pemimpin pasukan Komandan Divisi
III Kolonel Nasution, Komandan Resimen 8 Letkol Omon Abdurrahman, Komandan
Batalyon I Mayor Abdurrahman, Komandan Batalyon II Mayor Sumarsono, Komandan
Batalyon III Mayor Ahmad Wiranatakusumah, Ketua MP3 Letkol Soetoko, Komandan
Polisi Tentara Rukana, dan perwakilan tokoh masyarakat dan pejuang
Bandung.
Dalam menyikapi
ultimatum Inggris, sikap para pejuang terbelah.Ada yang menginginkan bertahan
di Bandung sambil melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan, ada juga
yang memilih meninggalkan Bandung sambil mengatur strategi gerilya ketika
berada di luar Bandung. Meski begitu, tujuan mereka sama yakni menolak keras
upaya penjajahan kembali oleh Belanda.
Rapat pun
berlangsung alot dan panas.Berbagai usulan perlawanan disampaikan peserta
rapat, salah satu usul adalah meledakkan terowongan Sungai Citarum di
Rajamandala sehingga airnya merendam Bandung.Usul ini disampaikan Rukana. Namun
saking emosinya, Rukana menyebut usulnya agar Bandung menjadi “lautan api”,
padahal maksudnya “lautan air”. Diduga, dari rapat inilah muncul istilah
Bandung Lautan Api.
Usul lain muncul
dari tokoh Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon
(AMPTT), Soetoko, yang tidak setuju jika hanya TRI saja yang
meninggalkan Bandung. Menurutnya, rakyat harus bersama TKR mengosongkan kota
Bandung.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di antaranya TRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di antaranya TRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.
Lalu rakyat akan
diajak mengungsi bersama TRI. Selama pengungsian, TRI dan pejuang akan
melakukan perlawanan dengan taktik gerilya ke Bandung Utara dan Selatan yang
dikuasai musuh. Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution
mengumumkan: bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum
pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di Bandung agar
tidak dipakai Inggris dan NICA.
Saat malam tiba,
TRI akan menyerang Bandung. TRI juga mempersiapkan sejumlah titik pengungsian
bagi Keresidenan Priangan, Walikota Bandung, Bupati Bandung, Jawatan KA,
Jawatan PTT, rumah sakit, dan lain-lain.
Rakyat sebagian
ada yang menerima informasi tersebut, sebagian lagi hanya mendengar desas-desus
bahwa Bandung akan dibakar dan penduduknya harus ngungsi segera menyebar,
tetapi banyak juga yang tidak mengetahui sama sekali. Namun situasi umum waktu
itu mencekam, kepanikan di mana-mana.
Meski panik,
secara umum rakyat mematuhi keputusan pemerintah.Banyak rakyat yang mengungsi,
Meski berat hati harus meninggalkan rumah yang sudah mereka ditinggali sejak
kecil. Tempat tujuan pengungsi menyebar, mulai dari Cililin, Ciparay dan
Majalaya, Tasikmalaya, Cianjur, Ciwidey, Garut, Sukabumi, bahkan adaya yang
mengikuti hingga Jogjakarta.
TRI menjadwalkan
peledakan pertama dimulai pukul 24.00 WIB di Gedung Regentsweg, selatan
Alun-alun Bandung yaitu Gedung Indische Restaurant (sekarang Gedung BRI),
sebagai aba-aba untuk meledakan semua gedung.
Di tengah
persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan.Seorang pejuang, Endang Karmas,
mengaku heran dengan adanya ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan
pertama itu terlanjut dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa
melakukan pembakaran dan peledakkan gedung. Karena persiapan yang minim, banyak
gedung vital yang tidak bisa diledakkan, kalaupun meledak, tidak sanggup
merusak bangunan yang terlalu kokoh.
Beberapa
kemungkinan menjadi pemicu melesetnya jadwal ledakkan dari jadwal semula,
yakni faktor teknis atau keterampilan menguasi bahan peledak yang minim, alat
peledak yang kurang, atau ada sabotase oleh musuh untuk menggagalkan sekenario
Bandung Lautan Api. Terlebih saat persiapan pengungsian pasukan Gurkha dan NICA
terus melakukan provokasi hingga penembakan terhadap para pejuang.Hal itulah
yang membuat rencana pembakaran dan penghancuran objek vital tidak berjalan
seperti rencana.
Kebakaran hebat
justru timbul dari rumah-rumah warga yang sengaja dibakar, baik oleh pejuang
maupun oleh pemilik rumah yang sukarela membakar rumahnya sebelum berangkat
ngungsi.Rumah-rumah warga yang dibakar membentang dari Jalan Buah Batu,
Cicadas, Cimindi, Cibadak, Pagarsih, Cigereleng, Jalan Sudirman, Jalan Kopo.
Kobaran api terbesar ada di daerah Cicadas dan Tegalega, di sekitar Ciroyom,
Jalan Pangeran Sumedang (Oto Iskandar Dinata), Cikudapateuh, dan lain-lain.
Semua listrik
mati.Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi.Pertempuran
yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat
pabrik mesiu yang besar milik Sekutu.TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu
tersebut.Untuk itu diutuslah Muhammad Toha dan Ramdan.Kedua pemuda itu berhasil
meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan.Gudang besar itu meledak dan
terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut gugur sebagai pahlawan bangsa.
Sejarah heroic
itu tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai peristiwa Bandung Lautan
Api (BLA). Lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki menjadi lagi
perjuangan pada saat itu.NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat melalui
Perjanjian Renville (17 Januari 1948).
Beberapa tahun
kemudian, lagu "Halo-Halo Bandung" ditulis untuk melambangkan emosi
mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang telah menjadi lautan
api. Perlambang emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang
telah menjadi lautan api.Suatu hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam,
sekitar 200.000 penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda
mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di selatan. Beberapa tahun
kemudian, lagu “Halo Halo Bandung” ditulis untuk melambangkan emosi mereka,
seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang sekarang telah menjadi lautan
api.
C. DAMPAK PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
1. Dampak terhadap Rakyat
Indonesia :
Peristiwa
Bandung Lautan Api ini memberikan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat
Bandung, karena kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat peristiwa itu.Oleh
karena rumah rakyat sipil juga terbakar sehingga menyebabkan kerugian bagi
rakyat.
2. Dampak terhadap Sekutu :
Dampak yang
ditimbulkan oleh aksi bumi hangus dari para “pahlawan” itu terhadap gerak
ofensif sekutu sama sekali bukanlah rintangan. Gerak ofensif sekutu yang
membangun basis disekitar Bandung Utara tidaklah mendapat hambatan dari
bangunan-bangunan yang dibakar.Karena sudah sejak sebelumnya sekutu memang
berencana menggempur daerah Bandung sebelah selatan yang merupakan basis
Tentara Republik Indonesia.Dan sekutu tidak banyak dirugikan atas aksi
pembakaran tersebut.Selain itu pula, bangunan-bangunan besar buatan masa
kolonial dengan tembok dan struktur bangunannnya yang kokoh yang dicoba untuk
diledakan dengan peledak buatan lokal oleh pihak TRI ternyata tidak
menghasilkan kerusakan yang berarti.Dalam beberapa pekan kemudian
bangunan-bangunan itu sudah bisa dipergunakan kembali.
Selain
itu, NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat sepenuhnya melalui
Perjanjian Renville (17 Januari 1948) yang menekan Pemerintah Republik
Indonesia untuk mengosongkan Jawa barat dari seluruh pasukan tentara Indonesia,
menyusul kegagalan agresi militer 20 Juli – 4 Agustus 1947.NICA
melanggar`gencatan senjata dan terus menggempur basis pertahanan tentara
Indonesia hingga Januari 1948.Pasukan Indonesia (Divisi Sliwangi) terpaksa hijrah
ke Jawa Tengah pada`tanggal 1 – 22 Pebruari 1948.
D. ASAL ISTILAH BANDUNG LAUTAN API
Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal
setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah
Jenderal TRI yang dalam pertemuan diRegentsweg (sekarang
Jalan Dewi Sartika), setelah kembali
dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan
strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum
Inggris tersebut.
"Jadi saya
kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu.Memang dalam
pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang.Nah,
disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia
berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia
sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, 1 Mei 1997
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat
itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran
Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang
memerah dari Cicadas sampai
dengan Cimindi.
Setelah tiba
di Tasikmalaya, Atje Bastaman
dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api".Namun karena kurangnya
ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api".
E. AKHIR PERTEMPURAN BANDUNG
LAUTAN API
Tentara inggris tidak jadi mengambil kota bandung. Karena kota Bandung telah
dibakar oleh pejuang Indonesia yang dikomandani oleh M. Tohha. Kota Bandung tidak jadi diambil oleh penjajah
karena semua bangunannya sudah dibakar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar
yang terjadi di kota Bandung , provinsi Jawa Barat , Indonesia pada 24 Maret
1946 . Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung [1] membakar
rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung.
Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk
dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung_Lautan_Api
Post a Comment