MAKALAH PERAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPERIBADIAN ANAK DALAM ISLAM

Posted by GLOBAL MAKALAH

MAKALAH PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DALAM ISLAM

Penjelasan :
Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas adanya partisipasi serta bimbingan atau dukungan orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut Tugas utama orang tua adalah mengasuh, membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan berakhlak. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau keperluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan, misalnya, buku-buku pelajaran.


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi teman-teman mahasiswa lainnya.
Harapan penulis semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah penelitian ini

================================================================
Jika anda ingin Download Makalah ini anda bisa klik di bawah ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas adanya partisipasi serta bimbingan atau dukungan orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut Tugas utama orang tua adalah mengasuh, membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan berakhlak. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau keperluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan, misalnya, buku-buku pelajaran.
Tetapi sekarang ini banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mendidiknya membuat seorang anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, dan tidak sayang padanya. Perasaan-perasaan itulah yang membuat seorang anak prestasinya menurun, dan mempengaruhi sikap, perasaan, dan cara berfikir bahkan kecerdasannya. Anak merupakan amanat yang diberikan oleh Allah Swt, kepada orang tua. Orang tua bertanggung jawab sejak dalam kandungan, memberi nama anaknya dengan nama yang baik, memberi perhatian dan kasih sayang, mengajari dan menyuruhnya sholat, sampai mendidik dan membantunya menjadi manusia yang sempurna. Untuk tujuan inilah maka setiap orang tua ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji.
Dalam pandangan islam, anak-anak memiliki dunia yang indah dan mempesona namun tetap senantiasa membutuhkan perhatian serta penghargaan untuk melindungi kehidupan dan dunia mereka agar terhindar dari mara bahaya yang mengancam sehingga mereka tetap berada dalam lindungan tuhan Yang Maha Esa Tidak bisa kita pungkiri lagi, bahwasanya secara keseluruhan orang tualah yang mempunyai kompetensi tertinggi dalam memberikan pendidikan terhadap anak sedini mungkin, sebab ia akan mengukir dan mewarnai pribadi anak tersebut. Adapun al-Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dengan lafadz:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟
Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya? (Anaknya lahir dalam keadaan telinganya tidak cacat, namun pemiliknya lah yang kemudian memotong telinganya, -pen.).
Anak dalam perkembangannya, yang berada pada masa transisi, kepribadian mereka belumlah stabil dan masih sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif yang paling mudah mempengaruhi mereka. Apalagi di era globalisasi ini, dimana teknologi dan arus Informasi sudah berkembang dengan pesat, sudah tentu sangat mempengaruhi anak-anak yang mempunyai alat komunikasi (Handphone) yang canggih, adanya warnet, dan teknologi lainnya, sehingga anak membutuhkan perhatian, bimbingan, dan asuhan orang tua menuju kepribadian yang baik.
Untuk menyikapi fenomena ini ,maka penanaman nilai-nilai keagamaan dalam jiwa anak secara dini sangat dibutuhkan .keluarga di harapkan sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk mewujudkan masyarakat yang bermoral dan berakhlaq.keluarga merupakan titik awal keberangkatan ,sekaligus awal modal perjalanan hidup mereka.(Sahrin harahap)
Dalam fresfektif islam ada 3 lembaga utama yang bisa mempengaruhi dalam pendidikan dan perkembangan kepribadian seorang anak,yaitu :keluarga ,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 
Berdasarkan latar belakang diatas, Penulis merasa tertarik untuk meneliti keluarga yang tidak  berhasil mendidik anaknya ,karena pengaruh faktor lingkungan,yang notabone masyarakatnya  bermata pencaharian nelayan,mereka beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting,buat apa sekolah tinggi-tingi,yang penting sudah bisa baca tulis, ujung-ujungnya buat cari uang juga.makanya banyak anak-anak yang putus sekolah.akhlaq dan moral serta kepribadianya juga jauh dari aturan-aturan Allah SWT. Untuk itu kami ingin mengetahui  apa dan bagaimana Peran Orang Tua dalam pembentukan kepribadian  islam  dan faktor apa saja yang menghambat terbentuknya kepribadian islam seorang anak.sehingga banyak anak di Desa Pabean udik yang putus sekolah.dan mereka berangapan bahwa pendidikan itu cukup untuk mengetahui baca tulis saja.bagaimana membentuk Kepribadian islami anak sehingga tetap berada di jalan agama Allah dan tidak mudah terpengaruh oleh faktor-faktor yang dapat merusak kepribadiannya.

B. Fokus Penelitian
Kaitannnya dengan obyek penelitian, maka penulis memilih Desa Pabean udik untuk dijadikan obyek penelitian. Desa Pabean udik bukanlah daerah yang statis,mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan . namun merupakan daerah yang berkembang terutama jika dilihat dari pembangunan fisik, seiring dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, Pasalnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi ini, sedikit banyak berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakatnya. Untuk mencegah generasi mereka agar terhindar dari arus pergaulan yang membahayakan, maka Desa Pabean udik yang mayoritas beragama Islam, giat dalam mengembangkan pendidikan agama , seperti adanya Majlis ta’lim, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan sekolah Madrasah Diniyah. Selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, baik dikalangan orang tua, remaja maupun anak-anak.

C. Rumusan Masalah                                                     
Merujuk pada latar belakang masalah penulis mengemukakan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara  orang tua dalam membentuk kepribadian islam  pada anak di Desa pabean udik indramayu ?
2.      apa hambatan orang tua dalam membentuk kepribadian islami anak  di Desa pabean udik indramayu ?
3.      Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh orang tua dalam     pembentukan kepribadian islami anak di Desa Pabean udik indramayu ?
4.      Bagaimana peran orang tua dalam membentuk kepribadian islam anak di desa pabean udik indramayu.

D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
               Ingin mengetahui bagaimana cara orang tua dalam membentuk  kepribadian islam anak.                        
·                Ingin mengetahui apa saja hambatan orang tua dalam   membentuk kepribadian islami anak
               Ingin mengetahui Usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam pembentukan kepribadian islami anak
               Ingin mengetahui peran orang tua dalam pembentukan kepribadian islam Anak.

E. Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
               Untuk mengetahui cara orang tua dalam membentuk kepribadian islam  anak.
               Untuk mengetahui hambatan orang tua dalam membentuk  kepribadian islami anak.
               Untuk mengetahui Usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua  dalam pembentukan kepribadian islami pada anak.
               Untuk mengetahui peran orang tua dalam pembentukan kepribadian islam pada anak   
               Untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Penelitian Kualitatif.

F. Definisi Istilah
Untuk memberikan gambaran yang jelas sehubungan dengan penelitian ini serta menghindari salah tafsir agar permasalahan tidak kabur, maka dalam penelitian ini diberikan penegasan istilah untuk membatasi ruang lingkup objek penelitian, yaitu:
a.       Pengertian Peran
Peran yaitu sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristwa).Yang dimaksudkan peran dalam penelitian ini adalah fungsi ataupun kegunaan
b.      Pengertian Orang tua
Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu/bapak dan orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anak.
يا ايها الد ين امنؤ قؤ انفسكم ؤ اهلىكم نار                            
c.       Kepribadian islami,
Kepribadian islami dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah kalu secara lahiriah maupun sikap batinnya.
d.      Anak
Anak adalah orang yang masih kecil atau belum dewasa. Dalam hal ini penulis membatasi anak adalah antara usia Sekolah Dasar yaitu 6 – 12 tahun

G. Sistematika Pembahasan
Sitematika pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran isi proposal penelitian ini. Sisematika pembahasan dalam penyusunan proposal penelitian dengan judul “PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAM ANAK” di bagi dalam 3 bab yaitu : bab 1 pendahuluan,bab 2 kajian pustaka dan bab 3 metode penelitian.Bab1 pendahuluan proposal berisi: Latar Belakang penelitian, Fokus penelitian, Rumuan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian,Definisi istilah dan sistemtika pembahasa
Bab 2 kajian pustaka berisi: landasan teori Bab 3 metode penelitian berisi:Jenis penelitian dan pendekatan, Tempat penelitian, Sumber data, Tekik pengumpulan data, Tekik analisa data.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Islam Seorang anak
Sejak zaman dahulu, orang tua mengharapkan seorang anak yang sukses. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, dalam menjalankanya ada yang berhasil ada juga yang tidak. Orang tua berperan sebagai pembimbing.
Bimbingan adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan tersebut harus dilakukan oleh orang tua, karena orang tua adalah lingkungan hidup pertama yang mempengaruhi jalan hidup anak.
Keluarga adalah lingkungan social terkecil tetapi peranannya sangat besar.untuk mensosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang dapat diharapkan darinya.keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya ,baik perlindungan fisik maupun perlindungan bersifatkejiwaan.(KamantoSunarto,2004:63-64).
Dalam mendapatkan sebuah prestasi kegiatan yang wajib dilaksanakan anak adalah belajar. Dalam hal ini orang tua sangat berperan penting, karena orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memotivasi anak dalam belajar serta membimbingnya. Dalam hal tersebut maka akan menjadikan anak untuk memperhatikan apa yang harus dikerjakannya. Karena orang tuanya selalu memperhatikan apa yang harus dipelajarinya.
Dalam kegiatan tersebut orang tua harus mengetahui pertumbuhan anak. Dengan tersebut, maka orang tua akan mudah mengetahui tingkatan yang harus dipelajari anak. Selain itu kita harus mampu membuat kenyamanan dalam proses belajar dalam membentuk kepribadian islam.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang tua mempunyai peranan besar, yaitu mendidik, membimbing,membina,agar bisa membentuk jiwa seorang anak menjadi pribadi yang islami. Peran orang tua menjadi amat penting bagi keluarganya ,sehingga ketauladanan perbuatan –perbuatan baik dan positif yang di laksanakan orang tua merupakan proses pendisiplinan sejak dini.apabila tidak maka depresi mental ,tekanan kejiwaan ,stress,menderita batin,banyak terjadi dikalangan orang tua.(Thohiroh 2004).[11]                         
Bimbingan yang harus dilakukan oleh orang tua adalah harus mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang ditanamkan harus kuat serta hanya untuk bertujuan mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta jika ikatan emosional anak dan orang tua menyatu. Suasana yang aman ini akan membuat anak mengembangkan dirinya untuk menuju masa depan yang berprestasi.
Dalam membimbing dan mendidik anak orang tua tidak boleh memastikan keberhasilannya, karena hal itu dapat menjadikan anak tidak berhasil. Namun, apabila orang tua mendidiknya dengan kasih sayang, perhatian, dan membolehkan kegagalan malah dapat menjadikan keberhasilan anak. Karena pada dasarnya jika seorang anak dipaksa maka anak itu akan memberikan penolakan, rasa marah, dan benci.
Selain itu jika seorang anak diperlakukan dengan sikap orang tua yang tidak berlebihan dalam memberikan perhatian, maupun aturan, maka akan membuat anak merasa dirinya dipercaya dan dihargai serta tidak tertekan dan akan mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya khususnya belajar.
Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut pasti berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola dan cara tersebut merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pembimbingan.

Adapun hal-hal yang diberikan orang tua dalam membangun kepribadian islam anak adalah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah ,seperti yang di ajarkan oleh Rosulallah Saw,yang terdiri dari lima pilar.
1.    Pentalqinan kalimat tauhid.
2.    Cinta kepada Allah,merasa diawasi oleh Allah,meminta pertolongan hanya kepadaNya.(Isti’anah) serta beriman kepada qodho dan qadar.
3.    Mencintai Rosulallah,keluarganya ,dan para shahabatnya.
4.    Mengajarkan Al-qur’an kepada Anak.
5.    Mendidik untuk teguh dalam beraqidah dan berkorban demi sebuah keyaqinan.(Manhaj Tarbiyah Nabawiyah Lith Thifli:Ir moh Ibnu Abdul Hafidh Suwaid:9) .
 2. Peran Orang Tua dalam memebentuk kepribadian islami anak
a)                    Kedudukan Orang Tua
Keluarga, terutama orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang istimewa dimata anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka mereka dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya didunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi sebagai tempat rujukan bagi anak, baik dalam soal moral maupun untuk memperoleh informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya.
Sebagai rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat selalu menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan rujukan moral yang dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya.
Tanggung jawab yang paling menonjol dan diperhatikan oleh Islam adalah tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya yang berhak menerima pengarahan, pengajaran dan pendidikan dari mereka. Pada hakikatnya tanggung jawab itu adalah tanggungan yang besar sifatnya dan sangat penting. Sebab tanggung jawab itu dimulai sejak masa kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai masa analisa, pubertas, dan sampai anak menjadi dewasa yang memikul segala kewajiban.
Sebagai orang tua yang hidup pada zaman sekarang mereka harus mendidik dan mempersiapkan anak-anak mereka dengan matang.
Sebab anak akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman yang dialami oleh orang tua dahulu, sehingga mereka bisa menghadapi keadaan zaman yang semakin maju. Dalam hal ini Rosulullah SAW. Bersabda : Artinya : ”didiklah anak-anakmu karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini”.
b) Pengembangan aspek keimanan dan akhlakul karimah anak
Setiap anak dilahirkan dalam keadan fitrah. Orang tua dan lingkungan anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian, prilaku dan kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi pengaruh yang kuat dan cukup langgeng adalah kejadian dan pengalaman masa kecil sang anak yang tumbuh dari suasana dari keluarga yang ia tempati. Sabda Nabi saw :
 Tiada manusia lahir (dilahirkan) kecuali dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Berdasarkan hadits di atas, maka tidak ragu lagi bahwa lingkungan terutama orang tua memiliki peranan yang besar dalam mendidik dan mempengaruhi anak-anak. Seorang anak akan meniru kebijakan dan kebiasaan dalam keluarganya. Hal ini tidak sekedar pada ucapan-ucapan saja, tetapi melebar sampai pada hal-hal yang ada diluarnya, misalnya makna-makna, petunjuk-petunjuk, dan pengalaman-pengalaman.
Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap pola perilaku yang umum berlaku dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada tingkah lakunya. Anak-anak biasanya menggunakan timbangan akhlak sebagai pijakan dalam melihat segala bentuk kehidupan. Dari aspek sosial, seorang anak terbentuk ras cintanya kepada negara dan lingkungannya dimulai dari rasa perlindungannya pada keluarga, kemudian melebar keseluruh kehidupan, baik yang bersifat pesimis atau optimis.
Perlakuan lemah lembut yang penuh dengan kasih sayang, terutama dari kedua orang tuanya, merupakan unsur positif lainnya dalam kepribadiannya.
Hubungan ibu dan bapak sesama mereka mencerminkan kehidupan sakinah dan kasih saying seperti telah diajarkan dalam Islam. Jika orang tuanya taat beribadah, patuh melaksanakan ajaran agama maka si anak akan menyerap nilai-nilai agama yang dilihat, didengar dan dialaminya dalam hidup orang tuanya.
Latihan dan pembiasaan diri untuk hidup sesuai dengan petunjuk agama, termasuk sopan santun, tutur kata, pola tingkah laku dan lainnya harus dicontohkan kepada anak. Latihan dan pendidikan moral yang bersumber pada agama Islam akan dapat menjadi pengawas bagi kepribadiannya.
Semua sikap orang tua selama seseorang dalam masa kanak-kanak secara tidak langsung dan tidak sengaja merupakan pendidikan moral menjadi unsur dalam pembianaan kepribadian. Oleh karena itu seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama, rukun, damai serta berakhlak mulia, maka pada masa dewasanya nati akan dapat menikmati kebahagiaan hidup sebagai manusia yang taat beragama.
Tuntunan yang telah diberikan berdasarkan nilai-nilai keislaman ditujukan untuk membina kepribadian anak menjadi pribadi muslim. Dengan adanya latihan dan pembiasaan sejak masih bayi, diharapkan agar anak-anak dapat menyesuaikan sikap hidup dengan kondisi yang bakal mereka hadapi kelak. Dengan demikian pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah.
Sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian muslim ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan, ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya”.
ان من خيار كم احسنكم اخلا قا                                        
3. Usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam pembentukan kepribadian islami anak Untuk membentuk kepribadian islami anak, hendaknya orang tua mendidik anak dengan pendidikan keimanan dan akhlakul karimah.
1) Pengembangan aspek keimanan anak
Keimanan merupakan sumber segala keutamaan dan kesempurnaan, ada pertalian yang erat antara iman dan moral. Pendidikan keimanan merupakan pendidikan perasaan dan jiwa, sedang keduanya telah ada dan melekat pada diri anak sejak kelahirannya (fitrah), maka setiap orang tua harus mampu menanamkan rasa keimanan pada anak dengan sebaik-baiknya, karena perasaan ke-Tuhanan akan hadir secara sempurna dalam pribadi anak yang berperan sebagai dasar berbagai aspek kehidupannya kelak. Dalam pengembangan aspek keimanan anak, ayah dan ibu hendaklah memperhatikan wasiat Rosulullah saw. Sebagai berikut :
        Membuka kehidupan anak dengan kalimat
        Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
        Menyuruh anak untuk beribadah pada usia 7 tahun
        Mendidik anak untuk mencintai Rosulullah, Ahli baitnya dan                                  membaca  Al-Qur’an.
2) Pengembangan aspek akhlak anak
Pendidikan akhlak biasa dikenal dengan pendidikan tingkah laku, pendidikan moral, atau pendidikan etika. orang tua yang bijaksana akan senantiasa mengarahkan perkembangan anak menuju kesempurnaan termasuk didalamnya akhlak anak yang sesuai dengan ajaran Islam
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral, yang terdapat didalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk. [16]
c) Kepribadian Muslim
Kepribadian adalah suatu yang abstrak yang sukar dilihat atau diketahui secara nyata. Untuk mengetahui Kepribadian seseorang, diantaranya dengan melihat gejala-gejalanya, yaitu yang tercermin dalam cara bergaul, berpakaian, berbicara, dan menghadapi persoalan atau masalah. Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah kalu secara lahiriah maupun sikap batinnya. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, Kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya. Menurut H. Abu Tauhid, ciri-ciri manusia yang berkepribadian muslim adalah sebagai berikut :
        Beriman dan bertaqwa
        Giat dan gemar beribadah
        Berakhlak mulia
        Sehat jasmani, rohani dan aqli
        Giat menuntut ilmu
        Bercita-cita bahagia dunia dan akhirat.
Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Hal ini selaras dengan ungkapan zakiyah drajat, bahwa kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam. Pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama dari umurnya

G. METODE PENELITIAN
a.                     Jenis Penelitian dan pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau Library research. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan dedukatif dan indukatif serta pada analisis terhadap dinamika  hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.
b.                    Tempat Penelitian
Penulisan memilih tempat penelitian sesuai dengan tempat tinggalnya untuk lebih memudahkan jalannya penelitian, yaitu di Desa Pabean udik Idramayu, kec.Indramayu, kab.Indramayu.
c.                     Subyek dan Obyek Penelitian (sumber Data)
Subyek dari penelitian adalah keluarga muslim yang terdiri dari bapak, ibu dan anak yang hidup harmonis dan cukup baik untuk diwawancarai sebagai responden.dan keluarga muslim yang anak-anaknya putus sekolah dan tidak mempunyai kepribadian islam
Adapun obyek dari penelitian adalah peran orang tua dalam pembentukan Kepribadian muslim anak
d.                    Metode Pengumpulan Data
a. Kajian Pustaka
Penulisan menggunakan buku-buku tentang kepribadian muslim anak untuk mendapatkan data.
b. Interview
Interview yang sering disebut wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan Informasi dari responden yang berkaitan dengan obyek penelitian, juga kepala desa dan staf-stafnya tentang gambaran umum desa, letak geografis serta keadaan penduduk.
d.  Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah dapat diartikan sebagai pengamatan, pencatatan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.[24]
e.  Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulisan menyelidiki benda-benda tertulis seperi buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
f.   Metode Analisis Data
Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode analisa data deskriptif  kualitif yaitu analisis data dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Dari hasil pengolahan dan penganalisaan data ini, kemudia diberi Interprestasi terhadap masalah yang pada akhirnya digunakan oleh penulis sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Dalam menganalisa data ini penuli’s menggunakan metode berpikir sebagai berikut :
a.      Deduktif
Yaitu metode berfikir untuk mengambil suatu kesimpulan dengan berangkat dari peristiwa umum menuju ke khusus.
b.     Induktif
Yaitu metode berfikir untuk mengambil suatu kesimpulan dengan berangkat dari peristiwa khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum


DAFTAR PUTAKA


[1] Dr. Kairtini Kartono, Quo Vadis Tujuan Pendidikan, Bandung : CV Mandar Maju, 1991, halaman 63
[2] Muhyiddin Abdul Hamid, Kegelisahan Rasulullah Mendengar Tangis Anak, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1999, halaman 1
[3] Ibid. hal. 1
[4] Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya : Al-Ikhlas, halaman 50
[5] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Tri Garda Karya, 1993, halaman 290.
[6] Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT. Bumi Restu, 1978, halaman. 951.
[7] H. Abu Tauhid, Seratus Hadits Tentang Pendidikan dan Pengajaran, Purworejo : Imam Puro, 1978, halaman. 1.
[8] Bakir Yusuf Barmawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam
Iklan
[9] Ir.Moh,Ibnu Abdul Hafidh Suwaid ,Manhaj Tarbiyah Lith Thifli
[10] Kamanto Sunarto ,2004:63-64. 
Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan untuk anda, semoga bermanfaat.
Direkomendasikan untuk kalian yang tidak mau edit ulang makalah diatas anda tinggal tekan download saja diatas. Terima kasih. Semoga bermanfaat

Related Post



Post a Comment