MAKALAH
IMAN TERHADAP ASMAUL HUSNA
Keterangan :
untuk download file makalah anda bisa download di bawah ini
======================================================================
BAB
II
IMAN
TERHADAP ASMAUL HUSNA
Isi materi :
يَعْمَلُونَ كَانُوا يُجْزَوْنَ مَا ۚأَسْمَائِهِ فِي يُلْحِدُونَ الَّذِينَ وَذَرُوا ۖفَادْعُوهُ الْحُسْنَىٰالْأَسْمَاءُ وَلِلَّهِ
Artinya: Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama
yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul Husna itu
dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. al-A’raf/7
: 180)
Allah memerintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya
dengan menyebut nama-nama-Nya, sebelum kita utarakan permintaan kita. Allah SWT
adalah Zat Yang Mahasempurna, meliputi zat dan sifat-Nya, sifat-sifat Allah
yang Mahasempurna terdapat dalam Asmaul Husna yang tercantum dalam kitab suci
Al-Quran.
A. Pengertian Asmaul Husna
Secara bahasa, Asma'ul Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari "asma" yaitu nama-nama, dan "al husna" yaitu baik, bagus, dan indah. Secara istilah, Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik, bagus, dan indah.
Q.S. Al-A’raf ayat 180 menjelaskan bahwa pemilik Asma'ul Husna adalah Allah. Di dalamnya terkandung sifat kemahasempurnaan Allah sebagai Khalik. Kita dianjurkan untuk menyebut nama-Nya ketika akan berdoa karena dengan menyebut Asma'ul Husna itu artinya kita memuji kemahasempurnaan Allah.
Asmaul husna berjumlah 99. Jumlah ini bukan pembatasan terhadap sifat kemahasempurnaan Allah, melainkan sebuah bilangan yang mempermudah kita untuk menghafalkannya, kemudian menjaganya, dan mengamalkannya, maka Allah akan menjamin kita masuk surga.
A. Pengertian Asmaul Husna
Secara bahasa, Asma'ul Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari "asma" yaitu nama-nama, dan "al husna" yaitu baik, bagus, dan indah. Secara istilah, Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik, bagus, dan indah.
Q.S. Al-A’raf ayat 180 menjelaskan bahwa pemilik Asma'ul Husna adalah Allah. Di dalamnya terkandung sifat kemahasempurnaan Allah sebagai Khalik. Kita dianjurkan untuk menyebut nama-Nya ketika akan berdoa karena dengan menyebut Asma'ul Husna itu artinya kita memuji kemahasempurnaan Allah.
Asmaul husna berjumlah 99. Jumlah ini bukan pembatasan terhadap sifat kemahasempurnaan Allah, melainkan sebuah bilangan yang mempermudah kita untuk menghafalkannya, kemudian menjaganya, dan mengamalkannya, maka Allah akan menjamin kita masuk surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis:
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.
bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki
sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang
menghitungnya(menjaganya), maka ia akan masuk surga." (H.R. Al-Bukhari:
2531 dan Muslim: 4836)
B. Menghayati Makna
Tujuh Asma'ul Husna
1.
Al Karim (Mahamulia)
Kemuliaan Allah terdapat dalam sifat-sifat
kemahasempurnaan-Nya, seperti Allah Maha Pengasih yang tak pernah pilih Kasih,
Allah Mah Penyayang yang rasa sayangnya tak terbilang, Allah Maha Pemberi
Rezeki yang tak pernah pamrih, dan lain sebagainya.
Artinya: Maka Mahatinggi Allah, raja yang
sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang
memiliki) ‘Arsy yang mulia. (Q.S. al-Mukminum/23: 116)
2.
Al Mu'min (Maha Pemberi Aman)
Allah adalah satu-satunya Dzat memberi kita keamanan
negeri yang patut kita syukuri dengan cara menjaga sikap kita agar bisaa
memberikan rasa aman kepada orang lain.
Artinya: Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia.
Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan,
Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci
Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. al-Hasyr/59:23)
3.
Al Wakil (Maha Melindungi)
Allah memiliki sifat Maha Melindungi dati segala
sesuatu yang tidak kita inginkan. Allah adalah satu-satunya zat yang pantas dan
harus kita jadikan sandaran dalam hidup.
Artinya: (yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan
Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, Orang-orang (Quraisy)
telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka, “ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab,
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
(Q.S. ali-‘Imran/3: 173)
4.
Al Matin (Mahakukuh)
Kekuatan Allah tidak ada tandingannya, tidak akan
ada siapa pun yang mampu mengalahkan-Nya dan kehendak-Nya tidak akan pernah
tergoyahkan oleh siapapun.
Artinya: Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang
Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh. (Q.S. az-Zariyat/51: 58)
5.
Al Jami' (Maha Mengumpulkan)
Allah Maha Mengumpulkan segala sesuatu dengan sangat
mudah, termasuk mengumpulkan manusia kelak di Padang Mahsyar.
Artinya: Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan
manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Sungguh, Allah tidak
menyalahi janji. Allah tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 9)
6.
Al ‘Adl (Mahaadil)
Allah Maha adil dalam memutuskan segala sesuatu.
Tidak ada zat yang mampu memengaruhi Allah untuk berbuat adil, termasuk dalam
memberi balasan pada hamba-Nya.
Artinya: Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali.
Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang
memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali
setelah berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebijakan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan)
minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka. (Q.S.
Yunus/10: 4)
7.
Al Akhir (Mahaakhir)
Tidak ada zat yang tersisa di dunia ini, kecuali
Allah. Dialah yang Mahaakhir, tidak ada zat setelah Allah. Hal ini menunjukkan
bahwa Allah Mahakekal dan Abadi di saat semua makhluk ciptaannya hancur dan
binasa.
Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir,
dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-Hadid/57: 3)
C. Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna
C. Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna
1.
Keluhuran Budi
Orang yang yakin bahwa Allah adalah zat yang
Mahamulia karena keluhuran dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, ia akan senantiasa
menunjukkan keluhuran budi pekertinya dengan perilaku dan perbuatan yang
terpuji dan mulia. Allah tidak akan melihat diri manusia dari jasad atau fisik,
tetapi semata karena akhlak dan perbuatan kita yang terpuji dan mulia sebagai
wujud dari implementasi nilai takwa.
2.
Kukuh Pendirian
Orang yang yakin Allah Mahakukuh, ia akan mempunyai
sikap yang kukuh dalam mempertahankan kebaikan dan kebenaran, tidak akan mudah
terpengaruh dengan kondisi dan keadaan lingkungan sekitar yang mengajaknya
melakukan hal yang tidak terpuji, dan akan tetap mempertahankan pendiriannya sekukuh
keimanannya kepada Allah.
3.
Memiliki Rasa Aman
Orang yang yakin Allah al Mukmin, ia akan selalu
bersikap dan berbuat yang bisa memberikan rasa aman kepada siapa saja.
4.
Selalu Tawakal
Orang yang yakin Allah Maha Melindungi, ia akan
selalu berserah diri kepada Allah. Sifat ini akan disertai sifat ikhtiar, yaitu
berusaha dengan sungguh-sungguh. Serta ketulusan dalam berdoa sehingga apapun
hasil yang diusahakannya akan selalu ia yakini sebagai hasil yang terbaik dari
Allah.
5.
Bersikap Adil
6.
Semangat dalam Kebaikan
Orang yang yakin bahwa tidak ada yang tersisa di
hari kiamat nanti kecuali Allah Yang Mahaakhir dan satu saat Allah Maha
Mengumpulkan akan mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar, ia akan selalu punya
jiwa semangat untuk senantiasa berbuat kebaikan pada sesama.
E. Kesimpulan
E. Kesimpulan
- Secara bahasa,
Asma'ul Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari "asma" yaitu
nama-nama, dan "al husna" yaitu baik, bagus, dan indah. Secara
istilah, Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik , bagus, dan indah.
- Asmaul husna
berjumlah 99. Jumlah ini bukan pembatasan terhadap sifat kemahasempurnaan
Allah, melainkan sebuah bilangan yang mempermudah kita untuk menghafalkannya,
kemudian menjaganya, dan mengamalkannya, maka Allah akan menjamin kita masuk
surga.
- Al Karim
artinya Mahamulia, Al Mu’min artinya Maha Pemberi Aman, Al Wakil artinya Maha
Melindungi, Al Matin artinya Maha Kukuh, Al Jami’ artinya Maha Mengumpulkan, Al
‘Adl artinya Mahaadil, Al Akhir artinya Mahaakhir.
BAB III
BERPAKAIAN
SESUAI SYARIAH ISLAM
URAIAN MATERI PEMBELAJARAN
1.
ETIKA BERPAKAIAN DAN BERHIAS MENURUT ISLAM
Fungsi berpakaian yang islami berdasarkan Q.S. Al-A’raaf 7: 36
adalah:
- Untuk menutupi aurat
- Untuk memperindah jasmani manusia
Allah
SWT berfirman :
يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا
عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذلِكَ
خَيْرٌ ذلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ.(الاعراف:36)
Artinya: “Hai anak adam (umat manusia) sesungguhnya
Kami telah menurunkan kepadamu pakaian menutupi auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian taqwa (selalu taqwa pada Allah) itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah
mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raaf, 7: 36).
Aurat
adalah bagian tubuh manusia yang tidak boleh terbuka dan dilihat orang lain.
Aurat laki-laki dewasa ialah antara pusat dan lutut, sedangkan aurat perempuan
adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian yang Islami
adalah pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian
tubuhnya anatar pusat dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup
seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Perhatikan firman Allah SWT
berikut:
يأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل
لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن
جَلاَبِيبِهِنَّ ذلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُوراً رَّحِيماً.(الاحزاب:59)
Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu ,
anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya (jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup
kepala, muka dan dada) ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab, 33: 59)
Dalam ayat Alquran tersebut jelaslah bahwa Allah SWT menyuruh
wanita-wanita beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup
seluruh auratnya. Manfaat pakaian itu selain untuk menunjukkan identitas seorang
mukmin, juga agar terhindar dari gangguan dan pelecehan yang tidak diiginkan.
Dalam
hadist dari Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ditegaskan bahwa
wanita yang tidak akan masuk surga bahkan tidak dapat mencium baunya surga
antara lain yang berpakaian tetapi telanjang (karena pakaiannya terlalu minim,
terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat atau pakaian yang merangsang
pria karena sebagian auratnya terbuka). Orang-orang beriman selain dituntut
untuk
berpakaian yang menutupi aurat juga dianjurkan untuk berhias diri agar
berpenampilan indah, Allah SWT berfirman:
يَابَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ
عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ .(الاعراف:31)
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah disetiap (memasuki) Masjid.” (QS. Al A-Raaf, 7: 31)
Hadist-hadist Nabi saw banyak menjelaskan tata cara berhias diri yaitu:
- Anjuran untuk memotong kuku,
memendekkan kumis, menyisisr rambut, dan merapikan jenggot (jika berjenggot).
- Anjuran untuk berharum-haruman,
dengan wewangian yang menyenangkan hati melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta
membangkitkan semangat dan gairah kerja.
- Larangan mencukur botak sebagian
kepala, dan sebagian lainnya tidak dicukur / dibiarkan tumbuh.
- Larangan berhias diri dengan
mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT misalnya mengeriting rambut,
memakai cemara (menyambung rambut), mencukur alis mata, membuat tahi lalat
palsu, dan larangan bertato.
- Laki-laki dilarang berhias diri
dengan menyerupai perempuan dan begitu pula sebaliknya
MANFAAT BERPAKAIAN SESUAI SYARIAT ISLAM
-
menghindari
diri dari dosa akibat mengumbat aurat
- menghindari fitnah
- mencegah timbulnya hawa nafsu
- menunjukan diri sebagi laki2 / perempuan
- melindingi tubuh dan kulit
- mencegah rasa cemburu
- mencegaj terkena penyakit
- melindungi diri kita berbagai ketindakan kejahatan
BAB IV
MANFAAT
KEJUJURAN
Manfaat Jujur Menurut Islam dan Analisisnya
1. MANFAAT PERILAKU JUJUR
a.
Kejujuran mendatangkan kebahagiaan
b.
Kejujuran mendatangkan simpati
c.
Kejujuran mendatangkan ketenangan
d.
Kejujuran mendatangkan pahala
e.
Kejujuran mendatangkan percaya diri
f.
Kejujuran mendatangkan kedamaian
g.
Kejujuran menciptakan keluarga yang nyaman
h.
Kejujuran menghindarkan seseorang dari tuduhan-tuduhan yang merugikan
2. ANALISIS
MANFAAT-MANFAAT SIKAP KEJUJURAN
a.
Kejujuran Mendatangkan Kebahagiaan
Saat kita melakukan suatu kejujuran, maka kita akan
merasa bangga pada hati. Sehingga, rasa bahagia muncul dengan sendirinya. Saat
seseorang melakukan kejujuran maka ada rasa bahagia dan bangga mucul pada diri
atau hati kita. Seperti contohnya kisah di bawah ini.
Saat itu salah seorang sahabat sedang berjalan-jalan
tak sengaja beliau mendengar percakapan seorang anak dan ibu. Sang ibu berkata
pada anaknya “ Nak, saat besok kau menjual susu hendaknya sebelum itu engkau
menambahkan air pada tong susu itu agar terlihat banyak.” Mendengar perkataan
sang ibu anak itu berkata. “ wahai ibu bukankah itu sesuatu perilaku tak jujur
ibu?” Lalu sang ibu menjawab.” Hanya dengan ini kita bisa kaya dengan cepat,
lagian tidak ada yang tahu.” Sang anak menjawab lagi.” Namun ibu, Allah dan
malaikat-Nya mengetahui itu ibu, aku takut kita berdosa.”
Mendengar hal itu, sang sahabat berkunjung kerumah
itu, lalu berkata.” Seharusnya kau bangga memiliki anak yang jujur seperti
dirinya.”
Mendengar pujian itu sang anak merasa sangat
bahagia. Karena berperilaku jujur anak itu merasakan kebahagiaan yang sangat
tinggi karena dirinya berlaku jujur.
b.
Kejujuran Mendatangkan Simpati
Ada sebuah kisah seorang anak yatim piatu yang
menemukan uang dalam kantong pelastik yang nominalnya sangatlah banyak. Tetapi
karena merasa bahwa isi dari kantong itu bukanlah miliknya anak itu akhirnya
berusaha mencari pemilik kantong itu. Setelah bertemu dengan pemiliknya anak
itu segera mengembalikannya tanpa mengambil sepeserpun uang tersebut. Melihat
tindakan jujur anak yatim piatu itu menjadi anaknya dan menyayanginya seperti
anaknya sendiri. Hal tersebut menunjukkan simpati pemilik uang tersebut kepada
sang anak karena kejujuran anak tersebut. Kisah ini menunjukkan bahwa dengan
melakukan suatu perilaku jujur, maka orang-orang disekitar kita akan merasa
simpati dan bangga kepada kita sehingga saat kita membutuhkan sesuatu banyak
yang akan bersedia untuk membantu.
c.
Kejujuran Mendatangkan Ketenangan
Dizaman ini kejujuran sangatlah susah untuk
didapatkan. Jarang sekali kita melihat orang yang jujur di zaman ini. Seseorang
yang jujur sudah pasti ia merasa tenang berbeda degan orang yang senag berdusta
mereka akan selalu merasa gelisah. Kadang kala jujur itu sangatlah menyakitkan,
tetapi orang yang berkata sesuai dengan apa adanya mereka akan selalu tenang
walau pada awalnya itu sangat sakit. Berbeda dengan orang yang sering berdusta.
Walaupun berbohong bagi mereka itu baik tetapi sebenarnya berbohong inilah yang
akan membuat mereka selalu diwanti-wanti atau selalu merasa gelisah ataupun
tidak tenang. Kejujuran yang mendatangkan ketenangan pula ini terdapat pada
hadist yaitu.
55- الثَّاني
: عَنْ أبي مُحَمَّدٍ الْحَسنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أبي طَالِبٍ ، رَضيَ اللَّهُ عَنْهما ، قَالَ حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
: « دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ
» رواه التِرْمذي وقال : حديثٌ صحيحٌ .
قَوْلُهُ : « يرِيبُكَ » هُوَ بفتحِ الياء وضَمِّها ، وَمَعْناهُ
: اتْرُكْ ما تَشُكُّ في حِلِّه ، واعْدِلْ إِلى مَا لا تَشُكُّ فيه .
Kedua:
Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali رضي الله عنه
, Ia Berkata Aku menghafal hadits dari Nabi صلی الله عليه وسلم,
Yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada
yang tidak kamu ragukan,Sesungguhnya Kejujuran itu ketenangan dan Kedustaan itu
kebimbangan”Hadits Shohih Riwayat Tirmidzi
Jadi yakinlah bahwa jujur itu tidak rugi. Jujur
malah akan berdampak baik bagi diri kita sendiri.
d.
Kejujuran Mendatangkan Pahala
Salah satu manfaat dari perilaku jujur ini adalah
orang yang jujur dapat mendatangkan pahala. Orang jujur sudah pasti akan
mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Salah satunya adalah jaminan pahala
hal ini diatur dalam Al-Quran dan hadist.
Firman Allah SWT :
يـاَيـُّهَا الَّذِيـْنَ امَنُوا
اتَّـقُوا اللهَ وَ قُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيـْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ
وَ يَغْفِرْلَكُمْ ذُنـُوْبَكُمْ، وَ مَنْ يُّـطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَـقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. الاحزاب:70-71
Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar. [Al-Ahzab : 70 – 71]
Hadist Rasulullah
Hadist Rasulullah
عَنِ ابـْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى
اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ
يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا. وَ
اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَـهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ
اْلفُجُوْرُ يَـهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ وَ
يَـتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ كَـذَّابـًا. البخارى و مسلم
و ابو داود و الترمذى و صححه و اللفظ له
Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur
itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan
terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke
neraka. Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan memilih yang dusta
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”.
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkannya dan lafadh
baginya]
Dari hadist dan ayat tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa seseorang yang jujur akan masuk surga dan akan diterima di
sisi Allah SWT. Sahabatku sekalian ingatlah, dengan berperilaku jujur dosa-dosa
yang kita perbuat sedikit demi sedikit akan berkurang dengan adanya perilaku
jujur ini.
e.
Kejujuran Mendatangkan Percaya Diri
Apabila kita ingin mengemukakan sesuatu lantas
sesuatu itu kita katakan dengan jujur dan benar adanya pastilah kita akan
percaya diri dan tidak akan ragu dalam mengatakan sesuatu karena hal itu dapat
di buktikan dan memang benar adanya. Serta dengan mengatakan suatu kejujuran
akan memberi motivasi dan saran yang meyakinkan kepada orang lain dan kita
tidak perlu melakukan kebohongan dalam melakukan sesuatu.
وَ قُلْ لِّـعِبَادِيْ يَـقُوْلُـوا
الَّـتِيْ هِيَ اَحْسَنُ، اِنَّ الشَّيْطنَ يَنْزَغُ بَـيْنَـهُمْ، اِنَّ
الشَّيْطنَ كَانَ لِلإِنــْسَانِ عَدُوًّا مُّبِـيْنًا. الاسراء:53
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku :
“Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya
syaitan (suka) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. [Al-Israa’ :
53]
f.Kejujuran
Mendatangkan Kedamaian
Jika kita
senantiasa berkata jujur pastilah hati kita akan selalu damai dan tenang. Tidak
ada beban dihati kita karna tiada yang pernah di sembunyikan atau di takutkan
ketahuan oleh orang lain. Hati kita akan senantiasa bahagia karena kita
bertindak jujur , kita tidak akan pernah takut
mengecewakan orang lain karena kita telah mengatakan semuanya dengan
jujur. Dengan membiasakan perilaku jujur maka akan membuat kita semakin ringan,
tidak ada yang perlu di takutkan.
hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ
يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang
tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan
dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”[2] Jujur
adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang
namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan
selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.
g.Kejujuran
Menciptakan Keluarga Yang Nyaman
Kejujuran sangat penting dalam kehidupan keluarga,
tanpa adanya kejujuran dalam keluarga akan menimbulkan keadaan keluarga yang
kurang harmonis. Kejujuran dalam keluarga berdampak sangat besar dalam
kehidupan berkeluarga. Contohnya, apabila kita ingin pergi ke rumah teman
sepulang sekolah tetapi hal itu belum diberitahukan oleh orang tua karena lupa
ataupun rencana kerumah teman itu mendadak dan saat kita pulang dari rumah
teman sedangkan orang tua kita sudah merasa khawatir dan marah, untuk
menghindari kemarahan orang tua kita mencari alasan agar tidak di marahi dengan
mengatakan bahwa ada pelajaran tambahan. Mungkin pada saat itu orang tua kita
akan percaya dan tidak memarahi atau menegur kita tetapi saat kebenarannya
diketahui oleh orang tua kita hal ini akan menimbulkan masalah yang lebih besar
lagi. Tetapi, apabila kita berkata jujur dan berkata apa adanya kemarahan orang
tua mungkin bisa lebih berkurang dan tidak akan menimbulkan pemasalahan yang
lebih besar lagi.
h.Menghindarka
dari Tuduhan-Tuduhan yang Merugikan
Di dunia ini banyak sekali sifat dan karakter
manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Dengan bergaul dengan orang yang baik
dan selalu berkata jujur atau sesuai dengan kenyataan maka dapat menghindarkan
kita dari tuduhan-tuduhan yang merugikan ataupun tidak benar karena kita tidak
pernah ikut serta dan melakukan suatu
kegiatan kebohongan sehingga kepercayaan orang terhadap kita semakin bertambah
dan akhirnya orang-orang bukannya menuduh kita yang merugikan malah memuji kita
karena karak ter dan sifat kejujuran yang selalu kita junjung di manapun,
kapanpu dan dalam kondisi apapun baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Sesuai hadist dan Al-Quran
عَنْ اَبــِى هُرَيــْرَةَ رض قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: لاَ يُـؤْمـِنُ اْلعَبْدُ اْلاِيـْمَانَ كُـلَّهُ حَتَّى
يـَتْرُكَ اْلكَـذِبَ فِى اْلمَزَاحَةِ وَ اْلمِرَاءَ وَ اِنْ كَانَ صَادِقًا.
احمد و الطبرانى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah beriman seorang hamba dengan iman
sepenuhnya sehingga ia meninggalkan berdusta dalam bergurau dan (meninggalkan)
berbantah meskipun ia benar”. [HR. Ahmad dan
Thabrani]
Surah
At-Taubah ayat 119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar.”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan hendaklah bersama orang-orang yang benar.”
Surat An-Nahl ayat 105
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengadakan kebohongan ialah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka adalah orang yang pendusta.”
Post a Comment