MAKALAH DASAR KEHAMILAN
Keterangan
untuk download file makalahnya anda bisa download disini
==================================================================
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah
suatu proses/ rangkaian peristiwa baru yang akan dialami oleh wanita bila
sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma yang berasal dari tubuh pria dalam proses
reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula sedang
mengandung. Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan pertanyaan, mengandung apa?
Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel
mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
dengan lahirnya janin ke dunia luar. Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster ketiga
dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis,
dan sosial pada ibu oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya
memelihara kehamilan. Pada primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang
pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar
terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu maupun
pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinan adalah yang
terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan
dengan pertandingan olahraga, prestasi pertandingan tidak ditentukan oleh
daya upaya untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat
tergantung pada persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus
dimulai sejak ibu semasa hamil.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana konsep dasar kehamilan?
2.
Bagaimana fisiologi pertumbuhan janin?
3.
Apa saja tanda dan gejala kehamilan?
4.
Apa saja perubahan fisiologi pada
kehamilan?
5.
Bagaimana pemeriksaan ibu hamil?
6.
Bagaimana jadwal pemeriksaan kehamilan?
7.
Bagaimana konsep asuhan keperawatan?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui konsep dasar kehamilan
2. Untuk
mengetahui fisiologi pertumbuhan janin
3. Untuk
mengetahui tanda dan gejala kehamilan
4. Untuk
mengetahui perubahan fisiologi pada kehamilan
5. Untuk
mengetahui pemeriksaan ibu hamil
6. Untuk
mengetahui jadwal pemeriksaan kehamilan
7. Untuk
mengetahui konsep asuhan keperawatan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
1.
Ovulasi
Ovulasi
adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang
menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan
folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai
devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin
mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba
makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras
menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebutovum pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebutovum pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).
2.
Spermatozoa
Proses
pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal
dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit
kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan
spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra,
hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga spermatogonium
dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor
(panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak).
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia
wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi (Manuaba, 2010).
3.
Konsepsi
Pertemuan
inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
a. Ovum
yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada
ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut
vitelus.
c. Dalam
perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi
terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh
nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup
terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum
siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar masuk
melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi
proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi
4.
Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan
masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan kembali
pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan
pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi
“haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan
inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
pria maupun wanita.
Pada
manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan
2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan
kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom X
dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin
wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin
laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis
kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak
suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang
dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus berjalan
menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk ruangan
yang mengandung cairan yang disbut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah
siap untuk mengadakan nidasi.
5.
Pembentukan plasenta
Nidasi
atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata
sehingga bagian blastula dengan inner
cell mass akan tertanam ke dalam endometrium.terjadinya nidasi
(implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat
dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning
telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio
terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari
unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati
korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai
pembentuk darah bersama dengan hati, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua
sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang
menuju body
stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada
minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.
B. Fisiologi
pertumbuhan janin
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan
perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat
bulan bila lebih dari 42 minggu. (Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama,
hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu
ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut
fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode
kehamilan.
Tabel
2.1
Proses
Pertumbuhan Janin
Umur
kehamilan
|
Panjang
fetus
|
Pembentukan
organ
|
4 minggu
|
7,5-10 mm
|
Rudimental mata, telinga dan tulang
|
8 minggu
|
2,5 cm
|
Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk,
kepala menekur ke dada
|
12 minggu
|
9 cm
|
Daun kuping lebih jelas, kelopak mata
melekat, leher mulai berbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum
berdiferensisasi
|
16 minggu
|
16-18 cm
|
Genitalia eksterna berbentuk dan dapat
dikenal, kulit tipis dan warna merah
|
20 minggu
|
25 cm
|
Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh
dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit
|
24 minggu
|
30-32 cm
|
Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat bernapas tetapi hanya
bertahan hidup beberapa jam saja
|
28 minggu
|
35 cm
|
Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa.
Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah. Bayi imatur
|
32 minggu
|
40-43 cm
|
Kulit merah dan keriput, bila lahir
kelihatan seperti orang tua kecil (little
old man)
|
36 minggu
|
46 cm
|
Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
|
40 minggu
|
50-55 cm
|
Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks
kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria,
testis sudah berada dalam skrotum sedangkan pada wanita labia mayora
berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang
|
Sumber: Mochtar, 1998
Faktor dan subfaktor
pertumbuhan dan perkembangan jnin
1. Faktor
ibu
a. Keadaan
kesehatan ibu saat hamil.
b. Penyakit
yang menyertai kehamilan.
c. Penyulit
kehamilan.
d. Kelainan
pada uterus.
e. Kehamilan
tunggal atau ganda atau triplet.
f. Kebiasaan
ibu, merokok, alkohol, kecanduan.
2. Faktor
janin
a. Jenis
kelamin janin.
b. Penyimpangan
genetik: kelaianan kongenital, pertumbuhan abnormal.
c. Infeksi
intrauterin.
3. Faktor
plasenta
Plasenta adalah akar janin
untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu, plasenta
sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim yang
ditetapkan dengan indeks plasenta.
Indeks
plasenta =
|
Berat plasenta
|
Berat badan bayi
|
Sumber: Manuaba, 2010.
4. Pernapasan
janin
Janin dalam kandungan sudah
mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam
alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar o2 co2di dalam tubuh janin. (Mochtar,
1998).
5. Sirkulasi
darah janin
Sistem sirkulasi darah janin
yaitu:
a. Foramen
Ovale
b. Duktus
Arteriosus Botali
c. Arteriae
Umbilikales Lateralis
d. Duktus
Venosus Aranti
Darah
yang kaya o2 dan
nutrisi yang berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikus.
Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena
kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi
mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior seperti tadi. Dalam
atrium kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke dalam
atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengalir ke
ventrikel kiri yang selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah
dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
datang dari vena kava superior.
Karena
tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian besar darah dari
ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui
aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil
darah menuju paru-paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari
aorta, darah akan mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ
tubuh janin (Mochtar, 1998).
6. Saluran
pencernaan (traktus digestivus)
Saluran
pencernaan telah siap terbentuk pada kehamilan 16 minggu. Janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah banyak yang diarbsorbsi oleh mukosa saluran
pencernaan. Mekonium yang ada dalam saluran pencernaan berwarna hijau tua
karena penghancuran bilirubin. Pada gawat janin timbul hipoksia berat, mekonium
keluar karena usus mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh
(mencret) sehingga air ketuban berwarna kehijauan. Secara normal janin meminum
air ketuban 450 cc setiap hari. Hati telah berfungsi pada kehamilan 16 minggu
yaitu untuk hemopoiesis dan metabolisme hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan
vitamin D disimpan dalam hati (Mochtar, 1998).
7. Saluran
kemih (traktus urinarius)
Ginjal
janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu dimana dalam kandung kemih telah
ada air kemih yang diekskresi ke dalam air ketuban. Pada bayi baru lahir,
kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata
0,05-0,10 cc per menit (Mochtar, 1998).
8. Usia
kehamilan
Lama
kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan. Ibu termuda yang
hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua
yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan
(trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu, kehamilan triwulan II
antara 12-28 minggu dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar,
1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan
dengan:
a. Menggunakan
rumus Naegele. Rumus Naegele menggunakan usia kehamilan yang berlangsung selama
288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung dengan menentukan hari pertama haid
terakhir yang kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat dihitung dengan
menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah
sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993, maka perhitungan perkiraan
kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah 22
Oktober 1993.
b. Gerakan
pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada usia
kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan
ini tidak akurat.
c. Perkiraan
tinggi fundus uteri. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia
kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan
seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Usia
kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.
Tinggi
Fundus Uteri
|
Usia
kehamilan
|
1/3 di atas simfisis
|
12
minggu
|
½ di atas simfisi pusat
|
16
minggu
|
2/3 di atas simfisis
|
20
minggu
|
Setinggi pusat
|
22
minggu
|
1/3 di atas pusat
|
28
minggu
|
½ pusat-prosesus xifoideus
|
34
minggu
|
Setinggi prosesus xifoideus
|
36
minggu
|
Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus
|
40
minggu
|
d. Penentuan
usia kehamilan dengan ultrasonografi. Dengan menentukan usia kehamilan melalui
ultrasonografi dapat diketahui: diameter kantung gestasi, jarak kepala-bokong,
jarak tulang biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang femur (sumber:
Manuaba, 2010).
C. Tanda
dan gejala kehamilan
1. Tanda-tanda
presumptive
a.
Amenorea (tidak dapat haid)
b.
Mual dan muntah (nausea and vomiting)
c.
Mengidam (ingin makan sesuatu)
d.
Tidak tahan suatu bau-bauan
e.
Pingsan
f.
Tidak ada selera makan (anoreksia)
g.
Lelah (fetique)
h.
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri,
disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
i.
Miksi sering karena kandung kemih tertekan
oleh rahim yang membesar.
j.
Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun
oleh pengaruh hormon steroid.
k.
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon
kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola
payudara, leher dan dinding perut (linea nigra = grisea).
l.
Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
m.
Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi
pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda
kemungkinan hamil
a.
Perut membesar
b.
Uterus membesar: terjadi perubahan dalam
bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
c.
Tanda Hegar
d.
Tanda Chadwick
e.
Tanda Piscaseck
f.
Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila
dirangsang = Braxton-Hiks
g.
Teraba Ballotement
h.
Reaksi kehamilan positif
3. Tanda
pasti (tanda positif)
a.
Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa
atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b.
Denyut jantung janin
1)
Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2)
Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3)
Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4)
Dilihat pada ultrasonografi
c. Terlihat
tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber: Mochtar, 1998.
D. Perubahan
Fisiologi Pada Kehamilan
1. Perubahan
pada sistem reproduksi
a.
Uterus
1)
Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin,
rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium menjadi desidua,
ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000 cc.
2)
Berat: berat uterus naik secara luar biasa
dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
3)
Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama
kehamilan, bentuk rahim seperti alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat
dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira
sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3
bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan
hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft)
disebut Tanda Hegar.
4)
Posisi rahim dalam kehamilan
5)
Pada permulaan kehamilan dalam letak
antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula kehamilan rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati dan rahim yang hamil biasanya mobil, lebih
mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
6)
Vaskularisasi
7)
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam
diameter, panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena)
mengembang dan bertambah.
8)
Serviks uteri
9)
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi
lunak (soft) disebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut tanda Chadwick.
b. Indung
telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih
terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih
pengeluaran estrogen dan progesteron.
c. Vagina
dan vulva
Karena pengaruh estrogen
terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan
vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio
serviks disebut tanda Chadwick.
d. Dinding
perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan
peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah kulit sehingga
timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti bahkan hernia.
Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
e. Payudara
Selama kehamilan, payudara
bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi
kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting
susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum)
berwarna kuning.
3. Perubahan
pada organ dan sistem lainnya
a.
Sistem sirkulasi darah
1)
Volume darah
Volume
darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu menderita
penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
2)
Protein darah
Gambaran
protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan gamaglobin menurun
dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
Beta-globin dan fibrinogen terus meningkat.
3)
Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit
cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit
cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor o2yang sangat diperlukan selama
kehamilan.
4)
Nadi dan tekanan darah
Tekanan
darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian
akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan vena dalam batas-batas normal
pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester
pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
5)
Jantung
Pompa
jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi
pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
b. Sistem
pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang
mengeluh sesak napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit
selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c. Saluran
pencernaan
Salivasi meningkat dan pada
trimester pertama mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan
melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah
(emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi
(morning sickness).
d. Tulang
dan gigi
Persendian panggul akan terasa
lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit
pelebaran pada ruang persendian. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan
kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan gingivitis kehamilan adalah
gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar
mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu
terjadi hiperpigmentasi:
1) Muka:
disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2) Payudara:
puting susu dan areola payudara.
3) Perut:
linea nigra striae.
4) vulva
f. Kelenjar
endokrin
1) Kelenjar
tiroid dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar
hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar
adrenal tidak begitu terpengaruh
E. Pemeriksaan
Ibu Hamil
1. Anamnesa
a. Anamnesa
tentang identitas: nama diri sendiri, suami, alamat, pekerjaan dan sebagainya.
b. Anamnesa
obstetri: kehamilan ke berapa; apakah persalinan lahir spontan aterm, hidup
atau dengan tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida lama kawin dan
usia; tanggal haid terakhir.
c. Anamnesis
tentang keluhan utama.
2. Pemerikaan
fisik
a. Pemeriksaan
fisik umum
1) Keadaan
umum: kompos mentis, tampak sakit.
2) Pemeriksaan
tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat badan.
b. Pemeriksaan
khusus obstetri
1) Inspeksi
(tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang tampak).
2) Palpasi
(menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik
pemeriksaan leopold:
a) Leopold
I
- Kedua
telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga
perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
- Bagian
apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat
terasa keras dan melenting pada goyangan, pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tak melenting dan tidak bulat, pada letak lintang,
fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b) Leopold
II
- Kemudian
kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian apa yang
terletak dibagian samping.
- Letak
membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci.
- Pada
letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c) Lepold
III
-
Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
- Kepala
akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak
bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan kosong.
d) Lepold
IV
- Pada
pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu untuk menetapkan
bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
- Bila
bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan
yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum
masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
3) Perkusi
(meteorisme, tanda cairan bebas).
4) Auskultasi
(bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal lain yang
terdengar).
3. Pemeriksaan
dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan bagian terendah,
penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri
panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
- Indikasi
sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan, sebelum ditinggalkan oleh penolong.
- Jika
ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
- Jika
ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
- Jika
karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
- Jika
akan diambil tindakan obstetriboperatif.
- Menentukan
nilai skor pelvis.
4. Pemeriksaan
tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air
ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Sumber:
Manuaba, 2010.
F. Jadwal
Pemeriksaan Kehamilan
1. Trimester
I dan II
- Setiap
bulan sekali.
- Diambil
data tentang laboratorium.
- Pemeriksaan
ultrasonografi.
- Nasehat
tentang diet 4 sehat 5 sempurna, tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1 telur/
hari).
- Observasi
adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan dan imunisasi
tetanus 1.
2. Trimester
III
- Setiap
2 minggu sekali sampai ada tanda kehamilan.
- Evaluasi
data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
- Diet
4 sehat 5 sempurna.
- Pemeriksaan
ultrasonografi.
- Imunisasi
tetanus 2.
- Observasi
adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ke-3.
- Rencana
pengobatan.
- Nasihat
tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.
Sumber: Manuaba, 2010.
G. Konsep
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan status.
b. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan
muntah
c. Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus,
lamanya, banyaknya, HPHT, perkiraan persalinan, Flour Albus.
d. Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa,
umur kehamilan, penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin
anak dan masa nifas.
e. Riwayat
kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang
digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat
kontrasepsi.
f. Riwayat
Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti
pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang
budaya dan etnik, serta status sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan
informasi tentang dekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung dan
anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik atau familial dan
kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
g. Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang
diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema, reflex tungkai,
TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
h. Kebutuhan Dasar Manusia
1) Nutrisi
Ø Frekuensi
makan : 3 x sehari
Ø Jenis
makanan : nasi, lauk-pauk, sayur,
dan buah-buahan.
Ø Minum : 6-7 kali sehari
Ø Nafsu
makan : tidak nafsu, alasan :
karena mual dan muntah
2) Eliminasi
BAK
Ø Frekwensi : 6-7 kali sehari
Ø Warna : kekuningan
Ø Bau : tercium bau aseton
Ø Keluhan : urin sedikit
BAB
Ø Frekwensi :3 kali seminggu
Ø Warna : coklat
Ø Bau : khas
Ø Konsistensi : padat
Ø Keluhan : sulit saat BAB
3) Istirahat Dan Tidur
Ø Tidur
siang : 1-2 jam
Ø Tidur
malam : 7-8 jam
4) Personal Hygiene
Ø Mandi
2 kali sehari.
Ø Keramas
3 kali seminggu.
Ø Sikat
gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Ø Mengganti
pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Ø Mengganti
pakaian dalam tiap kali lembab.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Ø Kepala
Ø Mata
Ø Leher
Ø Kardiovaskuler
Ø Pencernaan/abdomen
Ø Ekstremitas
Ø Sistem
persyarafan
Ø Genito
urinaria
Ø Pemeriksaan
janin
Ø Tinggi
badan
Ø Berat
badan sebelum hamil
Ø Berat
badan
sekarang
Ø Lila
Ø Tanda-tanda
vital
2) Pemeriksaan penunjang
Ø Hasil
pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya hematokrik (menggambarkan
anemia).
Ø Waktu
masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis untuk protein,
glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk crossmatching untuk
persiapan bila ada transfusi.
3) Pengkajian khusus fetal
Ø DJJ,
air ketuban dan penyusupan kepala janin.
Ø DJJ
: hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda gawat
janin.
Ø Warna
dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Ø Molase
atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan adalah indicator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras
(tulang) panggul ibu.
2. Diagnosa
a. Ansietas
b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang pengetahuan tentang
proses persalinan.
b. Nyeri
akut b/d agen cedera
c. Konstipasi
berhubungan dengan kehamilan
d. Keletihan berhubungan
dengan kehamilan
3. Perencanaan
a. Ansietas
berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan
Goal: klien akan menurunkan
tingkat kecemasan selama dalam perawatan.
Objective: klien dapat
beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24
jam perawatan klien akan :
1) Tidak
gelisah
2) Tidak
mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup.
3) Ada
kontak mata
4) Tidak
ketakuatan
5) Wajah
tidak tegang, tangan tidak tremor
6) Tidak
ada peningkatan ketegangan
7) Tidak
ada peningkatan keringat
8) Tekanan
darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas normal(TD: systole
100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)
9) Berkonsentrasi
10) Tidak
ada blocking pikiran.
Intervensi
dan rasional
1)
Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk
dilakukan sekurang-kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.
R/:
Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
2)
Kurangi stressor (termasuk membatasi akses
individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien
R/:
Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan
teraupetik.
3)
Berikan kesempatan kepada
pasien untuk mendiskusikan perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah
kesehatan yang sama
R/:
Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
4)
Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik
pasien. Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai
langkah-langkah yang memberikan rasa nyaman.
R/:
Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien bahwa kebutuhannya akan
terpenuhi.
5)
Pantau respon verbal dan non verbal yang
menunjukan kecemasan klien
R/:
Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan dapat
dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya
kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
6)
Kolaborasi pemberian obat sesuai yang
diresepkan.
R/:
Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat
b. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) : kontraksi uterus
Goal:
Klien akan terbebas dari nyeri akut.
Objective:
Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam perawatan
Outcomes:
Dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1)
Melaporkan nyeri berkurang secara
verbal
2)
Tidak tampak meringis dan diaforesis
3)
Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas
normal (TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit,
RR: 12-24 X/ menit).
Intervensi
:
1)
Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui
jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk menghindari
interpretasi subjektif.
2)
Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang
nyaman dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila
diperlukan.
R/ Untuk menurunkan
ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan kembali tekanan pada
bagian tubuh.
3)
Rencanakan aktivitas distraksi.
R/
Membantu klien
memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan nyeri.
4)
Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu
kentara, implementasikan teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik
nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri pasien berada pada
tingkat yang dapat ditoleransi.
5)
Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi
nyeri, bergantung pada gambaran nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan
keefektifan obat.
c. Keletihan berhubungan
dengan kehamilan
Goal
: klien mengalami keletihan selama perawatan
Objective
: klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya
Outcomes
: dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1) Tidak
terjadi peningkatan keluhan fisik
2) Tidak
terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah
3) Mampu
memulihkan energy setelah tidur
4) Mampu
melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa
Intervensi
dan Rasional
1)
Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya
zat besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari
anemia dan demineralisasi
2)
Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien
mengalami keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
3)
Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas
dengan periode istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur
dapat membantu menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina
4)
Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat
membantu mengurangi keletihan
5)
Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk
keletihan pasien.
d. Konstipasi
berhubungan dengan kehamilan
Goal : Klien tidak mengalami
kopnstipasi
Objective :
outcome
1)
Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar
tanpa menggunakan obat
2)
Konsistensifses lunak
3)
Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
4)
Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )
Rencana
tindakan
1)
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga
tentang penyebab konstipasi
R/
Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
2)
Auskultasi bising usus
R/
Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik
3)
Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang
mengandung serat
R/
Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi
reguler
4)
Berikan intake cairan yang cukup (2 liter
perhari) jika tidak ada kontraindikasi
R/
Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai
pada usus dan membantu eliminasi reguler
5)
Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/
Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen
dan merangsang nafsu makan dan peristaltik
6)
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
R/
Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa
feses dan membantu eliminasi
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan
tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama,
hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu
ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut
fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode
kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya
adalah Tanda-tanda presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti
(tanda positif).
Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan terjadi
pada sistem reproduksi diantaranya Uterus, Indung telur (ovarium), Vagina
vulva, Dinding perut (abdominal wall) dan Payudara. Serta Perubahan pada organ
dan sistem lainnya diantaranya Sistem sirkulasi darah, Sistem pernapasan, Saluran
pencernaan, Tulang dan gigi, Kulit dan Kelenjar endokrin.
Pemeriksaan Ibu Hamil meliputi tahap
Anamnesa, Pemerikaan fisik, Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks,
ketuban, penurunan bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai
bagian terendah, pelvimetri panggul) dan Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan
laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan
bakteriologis).
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan yaitu pada
Trimester I dan II Setiap bulan sekali serta pada Trimester III Setiap 2 minggu
sekali sampai ada tanda kehamilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian
Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri. Elstar.
Bandung.
Mochtar,
R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo.
(2006). Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor,
C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi
10, Jakarta:EGC.
Post a Comment