Keterangan :
untuk download makalah ini anda bisa click di bawah ini :
---------------------------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) didirikan di Bandung pada 5 Februari 1958, yang awalnya bernama
Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status usaha sebagai badan
perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para
anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan untuk membantu meringankan beban ekonomi
para pensiunan, baik angkatan bersenjata maupun sipil. Bidang perkreditan yang
merupakan pangsa utama Bank BTPN merupakan salah satu instrumen yang sangat
penting dalam sistem operasional perbankan mengingat kredit merupakan sumber
pendapatan utama bagi Bank. Bank BTPN adalah sebuah usaha sebagai badan
perkumpulan yang menerima simpanan dan
memberikan pinjaman kepada para anggotanya sesuai dengan visinya, melaksanakan
Good Corporate Governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis Bank BTPN,
menyediakan beragam produk dan layanan
yang sesuai dengan bisnis Bank BTPN kepada nasabah. Bank merupakan
lembaga keuangan yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
dalam bentuk kredit hal ini sesuai dengan fungsi dasar dari bank yang tertera
dalam Undang - Undang no. 10 Tahun 1998.
Sebagai bisnis model pensiun Bank BTPN adalah jasa pembayaran Tunjangan
Hari Tua (THT) dan pembayaran pensiun bulanan melalui pola kerja sama dengan
mitra usaha strategis, utamanya TASPEN, dan Dana Pensiunan antara lain Dana
Pensiun Pertamina, Dana Pensiun Telkom dan Dana Pensiun Perhutani. Selain jasa
pembayaran pensiun, bank BTPN juga menyediakan produk pinjaman kepada nasabah
pensiunan dengan pemotongan cicilan bulanan langsung dari pembayaran pensiun
bulanan.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana sejarah berdirinya Bank BTPN ?
b.
Apa tujuan pendirian Bank BTPN ?
c.
Apa tugas dan peran Bank BTPN ?
d.
Bagaimana system pembayaran dana pensiun
di Bank BTPN ?
e.
Apa produk-produk dari Bank BTPN ?
f.
Bagaimana kinerja usaha terkini dari Bank BTPN
?
g.
Apa rencana kegiatan dari Bank BTPN ?
1.3 Tujuan Penulisan
a.
Mengetahui sejarah berdirinya Bank BTPN.
b.
Mengetahui tujuan pendirian Bank BTPN.
c.
Mengetahui tugas dan peran Bank BTPN.
d.
Mengetahui system pembayaran dana
pensiun di Bank BTPN.
e.
Mengetahui produk-produk dari Bank BTPN.
f.
Mengetahui kinerja usaha terkini dari
Bank BTPN.
g.
Mengetahui rencana kegiatan dari Bank
BTPN.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Bank BTPN
Bank BTPN dahulunya
bernama bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status usaha
sebagai Badan Perkumpulan. BAPEMIL didirikan pada tahun 1958 di Bandung. Sejak
awal berdirinya oleh 2 orang cacat Purnawiraman ABRI, 4 orang Purnawirawan dan
1 orang sipil. Yaitu :
a.
Rd.Ramilie Tjokroadirejo,Purnawirwan
ABRI
b.
M.R.L. Siahaan, Purnawirwan ABRI
c.
Abdul Hamid, Purnawirwan ABRI
d.
Abdurrachman, Purnawirwan ABRI
e.
Mochammad Abdul Fattah, Purnawirwan ABRI
f.
Ibrahim Byek, Purnawirwan ABRI
g.
Ny.Rd. Ayu Pandarukmini
Tjokroadirejo,sipil
Memiliki tujuan yang
mulia yaitu menolong ekonomi para pensiun baik dari ABRI maupun sipil yang
ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir.
Usaha BAPEMIL l tersebut mendapat perhatian dari pemerintah, yakni dengan
dilegitimasi SK MENKEU RI.NO. 975, tanggal 27 Juli 1976 tentang tata cara
pemberian pinjaman dan cara cicilannya melalui pembayaran pensiun. Berkat
kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986
BAPEMIL berusaha menjadi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan
izin sebagai dengan bank Tabungan.
Perubahan ini dalam
rangka memenuhi UU Perbankan NO.4 tahun 1967. Dengan diberlakukannya UU No. 2
Tahun 1992, yang menetapkan bahwa status Bank hanya ada dua yaitu bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat, maka SK MENKEU RI. NO.055, tanggal 22 Maret 1993,
status PT. Bank BTPN dirubah dari Bank Tabungan Menjadi Bank Umum. Meskipun tidak
berstatus senagai Bank Umum, PT. Bank BTPN dalam usahanya tetap mengkhususkan
pada pelayanan kepada pensiunan dan pegawai aktif. Bahkan dengan didukung
kerjasama dengan PT. TASPEN, usahanya diperluas tidak saja dalam pemberian
pinjaman dan pemotongan cicilan, potongan pinjaman, tetapi juga pelaksanaan Tri
Program taspen yaitu:
a.
Pemberian tabungan Hari Tua
b.
Pemberian JAMSOSTEK
c.
Pemberian Uang Pensiunan
Visi Misi Bank BTPN
Dalam hal ini PT Bank BTPN memiliki visi
dan misi sebagai berikut:
a.
Visi PT. Bank BTPN adalah menjadi Bank
terbaik di Indonesia dengan fokus usaha di bidang retail khususnya dalam
pelayanan nasabah-nasabah pensiun.
b.
Misi PT. Bank BTPN adalah memiliki
komitmen yang tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah,
melalui:
1) Kerjasama
sebagai tim yang tangguh dengan dilandasi sikap kerja yang professional.
2) Senantiasa
konsisten dan patuh terhadap ketentuan yang berlaku dalam rangka melaksanakan
prinsip prudential banking, untuk mencapai Bank BTPN yang sehat, basar dan
sejahtera.
Selaras dengan visi dan
misi PT Bank BTPN yaitu mengembangkan retail banking dengan sasaran pensiunan,
pegawai dan masyarakat lainnya. Bertitik tolak dari visi dan misi serta dengan
karakterisik nasabah yang khusus tersebut, maka prospek usaha PT Bank BTPN
adalah sangat besar dan baik sekali. Prospek PT Bank BTPN akan berkembang
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapital serta tingkat
kecerdasan produk sebagai berikut:
a.
Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
berarti jumlah pensiun dan pegawai semakin lama semakin bertambah banyak.
b.
Pendapatan pensiun dan pegawai pada
umumnya cenderung semakin meningkat.
c.
Kemampuan dan intelektual para pensiun
dan pegawai semakin tinggi, sehinga memiliki potensi untuk di kembangkan
menjadi entrepreneur kecil yang dibina oleh PT Bank BTPN.
d.
Kesempatan untuk mengembangkan jaringan
kantor masih terbuka luas.
Komisaris dan Direksi Bank BTPN
Pusat Periode Sekarang
Komisaris Utama : Dorojatun Kuntjoro-Jakti (Independen)
Komisaris : Asish Jaiprakash Shastry
Komisaris : Ranvir
Dewan
Komisaris : Sunata Tjiterosampurno
Komisaris : Harry Hartono (Independen)
Komisaris : Irwan Mahjudin Habsjah
Direktur Utama : Jerry Ng
Direktur : Ongki Wanadjati Dana (Wakil Direktur Utama)
Direktur : Djemi Suhenda (Wakil Direktur Utama)
Direktur : Arief Harris Tandjung
Direktur : Mulia Salim
Direktur : Anika Faisal
Direktur : Asep Nurdin Alfallah
Direktur : Kharim Indra Gupta Siregar
Direktur : Hadi Wibowo
Direktur : Mahdi Syahbuddin
2.2 Tujuan pendirian Bank BTPN
Berusaha meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan jalan
:
a.
Menghidupkan serta memajukan semangat
menabung dan memberikan kesempatan untuk menyimpan (Tabungan/Deposito) dan
memberikan pinjaman uang dengan suku bunga yang layak kepada Purnawirawan ABRI
dan Pensiunan lainnya (khususnya dari pensiun untuk pensiun), serta badan hukum
yang didirikan atau dipimpin oleh para pensiunan dan para purnawirawan ABRI,
Warga Negara Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, yang seluruh peserta dan
pimpinannya terdiri dari warga Indonesia
pada umumnya.
b.
Memberikan kredit pada Purnawirawan ABRI
dan Pensiunan lainnya, sesuai dengan Surat Ketetapan Mentri Keuangan RI
No.Kep.975/MK/I/I/1976, tanggal 17 Juli 1976 pada Warga Negara Indonesia, pada
umumnya pelaksanaan dilakukan menurut bimbingan Bank Indonesia dan tidak
bertentangan dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
c.
Turut membantu Pemerintah dalam rangka mengurangi
pinjaman gelap yang sasarannya khusus ditujukan pada masyarakat Pensiunan atau
Purnawirawan ABRI.
d.
Mendirikan dana sosial dalam arti kata
yang luas untuk kesejahteraan masyarakat pensiunan atau Purnawirawan ABRI
khususnya dan mastarakat umumnya.
e.
Membantu pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan umum, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun dalam rangka
keamanan guna tercapainya stabilitas ekonomi Negara serta mewujudkan masyarakat
adil dan makmur dengan Surat Keputusan tanggal 2 Desember 1986
No.Kep/135/KM/II/1986, Mentri Keuangan RI telah Memberikan ijin kepada Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) (NPWP 1139.7973-423), untuk melakukan usaha
Bank Tabungan sebagai kelanjutan usaha perkumpulan BAPEMIL yang pusat
kedudukannya di Bandung.
2.3 Tugas dan peran bank BTPN
Tugas bank BTPN yaitu :
1.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan.
2.
Memberikan kredit.
3.
Memindahkan uang, baik untuk kepentingan
nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri.
4.
Menerima pembayaran dari tagihan atas
surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga.
5.
Menyediakan tempat untuk menyimpan surat
berharga.
6.
Melakukan penempatan dana dari nasabah
ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa.
Peranan bank BTPN yaitu:
1.
Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu
pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana
yang diberikan pada pihak peminjam berasal dari pemilik dana yaitu unit surplus
yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam
hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus
(lender) kepada unit defisit (borrower).
2.
Transaksi (transaction)
Bank
memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi.
Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari
transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro,
tabungan, depsito, saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran.
3.
Likuiditas (liquidity)
Unit
surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk
berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut
masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingn
likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan
likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya
kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.
4.
Efisiensi (efficiency)
Peranan
bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya. Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang
saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric
information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran
bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu
jelas peran bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling
berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi
efisiensi biaya ekonomi.
2.4 Sistem Pembayaran Pensiunan
Kumorotomo (1998:8),
secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari
unsur, komponen, atau variabel-variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain dan terpadu. Menurut James O’brien (2006:9) sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan output (keluaran) dalam
proses transformasi yang teratur.
Sistem pembayaran
adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang
digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi. (UU tentang Bank Indonesia pasal 1, angka
6).
Pemberi kerja memiliki
dua jenis pegawai atau karyawan yaitu peserta aktif dan peserta pasif.
Pensiunan itu sendiri peserta pasif yang nantinya calon nasabah BTPN, jika
calon nasabah BTPN telah ditetapkan oleh kantornya atau tempat pemberi kerja
bahwa seseorang tersebut sudah bisa menerima pensiunan, maka kantor nasabah
atau pemberi kerja akan mengeluarkan
surat keputusan beserta data-data yang diperlukan kepada Dana Pensiun
dimana surat keputusan itu akan diserahkan kepada BTPN beserta data-data yang
diperlukan sebagai bukti bahwa calon nasabah tersebut akan menjadi nasabah yang
sah di BTPN jika telah memenuhi persyaratan. Dana pensiun mentransfer sejumlah
uang kepada BTPN, dan uang tersebut yang akan di pindah buku kepada rekening
tiap-tiap nasabah. Pihak BTPN akan membayarkan pensiunan kepada nasabah sesuai
dengan ketetapan yang ada.
Dana pensiunan tidak
membayar pensiunannya langsung karena keterbatasan jangkauan nasabah, maka BTPN
yang akan mengambil keuntungan dari permasalahan yang ada sekaligus nasabah
dapat mengambil kredit yang hanya khusus untuk nasabah pensiunan BTPN. Hal
inilah yang menarik nasabah untuk mengambil pensiunan dari BTPN.
2.5 Produk-produk dari Bank BTPN
BISNIS PENDANAAN
1.
BTPN Tabungan Citra
Merupakan
tabungan yang memberikan kenyamanan bertransaksi. Melalui BTPN Tabungan citra,
anda akan mendapatkan bebas transaksi tanpa batas limit, dan kemudahan transaksi untuk pindah buku
antar rekening BTPN secara on line.
2.
BTPN Taseto Premium (Tabungan dengan
bunga setara deposito)
Bunga
yang ditawarkan BTPN taseto premium
setara dengan bunga deposito. Anda pun bisa menikmati tingkat pengembalian yang
optimal dengan keleluasaan sebuah tabungan.
3.
BTPN Taseto Bisnis (Tabungan setara
deposito)
Tabungan
yang dirancang khusus untuk nasabah perusahaan, dengan tingkat pengembalian
investasi yang optimal karena setara dengan deposito.
4.
BTPN Deposito Berjangka
Simpanan
berjangka dengan pilihan periode penempatan dana yang fleksibel, memberikan
rasa aman serta tingkat pengembalian investasi yang optimal dan relatif lebih
tinggi.
5.
BTPN Deposito Maxima
Deposito
berjangka dengan jangka waktu tertentu dimana nasabah mendapatkan bunga deposito
di awal penempatan sesuai nominal Deposito dan jangka waktu penempatannya.
6.
BTPN Deposito Bonus
Simpanan berjangka yang memberikan tingkat
pengembalian optimal, dengan tambahan bonus dalam bentuk cash back.
7.
BTPN Deposito Fleksi
Simpanan
berjangka yang dapat dicairkan kapan saja, bebas pinalti, dan tetap mendapatkan
bunga sesuai dengan periode pencairannya.
BISNIS PENSIUN
Bisnis model pensiun
BTPN adalah jasa pembayaran Tunjangan Hari Tua (THT) dan pembayaran pensiun
bulanan melalui pola kerja sama dengan mitra usaha strategis, utamanya TASPEN
dan Dana Pensiunan antara lain. Dana Pensiun Pertamina, Dana Pensiun Telkom dan
Dana Pensiun Perhutani. Selain jasa pembayaran pensiun, BTPN juga menyediakan
produk pinjaman kepada nasabah pensiunan dengan pemotongan cicilan bulanan
langsung dari pembayaran pensiun bulanan. Produk dalam bisnis pensiun yaitu:
Tabungan Citra Pensiun
Pembayaran gaji
pensiunan awal bulan di BTPN merupakan moment yang dinanti sebagian para
pensiunan, kemudahan bertransaksi dalam pengambilan gaji melalui Tabungan Citra
Pensiun.
Kredit Pensiun
Mudah dan fleksibel
merupakan salah satu keunggulan fasilitas pinjaman BTPN kepada Sahabat
pensiunan, dalam mewujudkan rencana besar pensiunan dibatasi oleh gaji yang
diterima, oleh karena itu BTPN hadir memberikan solusi yang memudahkan Sahabat
Pensiunan untuk meminjam sesuai kebutuhan yang direncanakan.
Bisnis
Usaha Mikro dan Kecil
Pada tanggal 20 November 2008, BTPN
membuka kantor cabang pertama BTPN mitra usaha rakyat yang berlokasi di kota
Bandung, dimana kantor cabang ini khusus melayani para nasabah di sektor Usaha
Mikro dan Kecil (UMK). BTPN mitra usaha rakyat menawarkan solusi kembangkan
usaha dalam satu paket, yaitu Paket Mitra Usaha (PAKETMU) untuk memberikan
pinjaman plus dan pelatihan.
Bisnis Syari’ah
Gadai Emas Syariah BTPN GadaiPro adalah
produk pembiayaan yang diberikan dengan emas baik perhiasan maupun lantakan
sebagai jaminan atas pembiayaannya tersebut.
Filtur Produk:
a. Gadai
emas
Fasilitas pembiayaan kepada nasabah
berdasarkan prinsip Qardh dengan jaminan barang berupa emas.
b. Pembiayaan
Syariah
Fasilitas pembiayaan berdasarkan
prinsip Mudharabah, atau Murabahah ataupun Musyarakah yang bersifat retail yang
diberikan kepada pengusaha berskala menengah maupun kecil untuk pembiayaan
barang-barang kebutuhan modal kerja dan atau investasi dengan tujuan membantu
kelancaran dan pengembangan usaha.
c. Multi
Jasa
Fasilitas pembiayaan berdasarkan
prinsip Ijarah yang ditujukan bagi pegawai aktif dalam pembelian/penyewaan atas
manfaat suatu barang atau jasa, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan
dan pariwisata.
d. Multiguna
Fasilitas pembiayaan berdasarkan
prinsip Murabahah kepada pegawai aktif dalam pembiayaan barang-barang seperti
pembelian alat-alat/perabot rumah tangga, elektronik.
e. Giro
Nasabah sebagai pemilik dana yang
dititipkan kepada bank dapat mengambil dananya kapan saja (On Call), untuk itu
tidak ada imbalan yang dipersyaratkan.
f. Tabungan
Citra
Simpanan nasabah pada Bank
(Mudharib), dimana hasil keuntungan pengelolaan dana akan langsung diberikan
kepada pemilik dana dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah disepakati dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
g. Tabungan
Citra Pensiun
Nasabah pensiun sebagai pemilik
dana melakukan simpanan pada Bank (Mudharib), dimana hasil keuntungan yang
diperoleh dari pengelolaan dana akan langsung diberikan kepada pemilik dana
dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah disepakati dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
h. Deposito
Nasabah sebagai pemilik dana
melakukan simpanan pada bank (Mudharib), dimana hasil keuntungan yang diperoleh
dalam pengelolaan dana akan langsung
diberikan kepada pemilik dana dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah
disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
2.6 Kinerja Usaha Terkini
PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) didirikan pada tahun 1958. Pada tanggal 12 Maret 2008, BTPN
secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (“BTPN") membukukan kinerja yang positif pada akhir
tahun 2008, ditunjukkan dengan berbagai parameter keuangan seperti yang tertera
dalam Laporan Keuangan 31 Desember 2008. Telah diketahui bahwa kondisi
perekonomian pada saat ini cukup dinamis dan menantang, oleh karena itu BTPN
bersyukur tetap membukukan pertumbuhan kinerja pada tahun 2008, walaupun pada
saat yang bersamaan BTPN juga melaksanakan berbagai investasi infrastruktur
dibidang teknologi informasi dan sumber daya manusia, serta meluncurkan bisnis
usaha baru pada segmen usaha mikro dan kecil (UMK).
Pada tanggal 29
Februari 2008, BTPN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BTPN (IPO) kepada masyarakat sebanyak
267.960.220 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp2.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 12 Maret 2008.
Sejarah Pencatatan Saham
No
|
Jenis Pecatatan
|
Saham
|
Tanggal Pencatatan
|
|
Saham Perdana
|
@ Rp2.850,- 267.960.220
|
12-Mar-2008
|
|
Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing)
|
666.536.608
|
12-Mar-2008
|
|
Penawaran Terbatas (Right Issue I)
|
186.899.366
|
29-Des-2010
|
|
Pemecahan Saham (Stock Split)
|
4.485.584.776
|
28-Mar-2011
|
|
Penambahan Saham Tanpa HMETD
|
174.903.414
|
15-Mar-2012
|
Catatan: Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank
Umum Pasal 4 Ayat 2 dan 3, yang antara lain menetapkan bahwa saham bank hanya
boleh tercatat di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99%.
PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) mencatat kenaikan laba bersih hingga 36,6% menjadi Rp
211 miliar per 30 Juni 2008. Sementara pertumbuhan kredit tumbuh 42,5% dengan
total penyaluran kredit mencapai Rp 9,365 triliun. Pertumbuhan kredit yang
tinggi tersebut diikuti dengan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kredit
yang tercermin dari NPL gross 0,67% dan NPL netto 0,03% per 30 Juni 2008. Laba
operasional BTPN per 30 Juni mencapai Rp 329 miliar atau tumbuh 39,4%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) yang
berhasil dihimpun BTPN mencapai Rp 11,123 triliun atau meningkat 61,3%
dibandingkan posisi 30 Juni 2007 sebesar Rp 6,895 triliun. Rasio-rasio keuangan
lain BTPN per 30 Juni 2008 adalah Return on Equity (ROE) sebesar 32,7% dan
Return on Asset sebesar 5,25%. Sementara itu rasio kecukupan modal (Capital
Adequacy Ratio/CAR) mencapai ROA) se25,91%.
Kedepan BTPN akan terus
mengkaji berbagai peluang khususnya pada bidang
usaha mikro dan kecil (UMK) yang masih memiliki potensi sangat besar di
Indonesia. Untuk itu BTPN akan terus memacu pengembangan infrastruktur di
bidang sumber daya manusia (SDM), teknologi informasi, operasional
administratif dan manajemen risiko.
Masuknya pemegang saham
mayoritas baru, Texas Pacific Group Nusantara yang memiliki latar belakang
internasional memberikan nilai positif bagi BTPN khususnya terkait dengan
penerapan prinsip good corporate governance yakni transparansi, integritas dan
meritokrasi yang menjadi landasan tumbuhnya kinerja perusahaan secara
berkesinambungan. Konsorsium yang dipimpin Texas Pacific Group (TPG) tanggal 14
Maret 2008, mengakuisisi saham Bank BTPN sebesar 675.975.970 saham atau 71,61%
dari modal ditempatkan dan disetor dari PT Bank BTPN. Dengan akusisi ini maka
komposisi pemegang saham di Bank BTPN menjadi 71,61% dimiliki oleh TPG
Nusantara S.a.r.l, dan 27,39% milik publik. Sampai dengan Juni 2008, BTPN telah
memiliki 412 kantor, yang terdiri dari kantor pusat, 44 kantor cabang, 74
kantor cabang pembantu, 238 kantor kas, serta 27 payment point dan 24 kas mobil
yang tersebar di 23 provinsi.
Terhitung selama 51 tahun, diketahui
bahwa BTPN memiliki fokus bisnis di segmen pensiunan, yang merupakan bisnis
inti yang telah ditekuni BTPN selama bertahun-tahun. Selain mengembangkan
bisnis baru di segmen UMK, BTPN juga senantiasa mengembangkan bisnis pensiunan melalui
peningkatan pelayanan serta lebih meningkatkan program tanggung jawab sosial
yang berkelanjutan. Sementara terkait dengan pengembangan segmen usaha, mikro
dan kecil (UMK) yang saat ini sedang dilakukan, BTPN terpanggil untuk
mengembangkan segmen UMK ini untuk memberikan akses pembiayaan kepada usaha
mikro dan kecil serta membuka lapangan kerja khususnya di tengah kondisi
ekonomi saat ini. Berdasarkan data, 90% unit usaha di Indonesia masuk dalam
kategori UMK.
Penopang pertumbuhan
segmen UMK tersebut, dimulai sejak akhir 2008 lalu sampai Maret 2009. BTPN
telah membuka 107 cabang BTPN - Mitra Usaha Rakyat (MUR), sehingga total
jaringan BTPN menjadi 540, yang tersebar diseluruh Indonesia. Sementara itu
dalam rangka pengembangan infrastruktur dan meningkatkan layanan kepada
nasabah, BTPN telah melakukan peningkatan kapasitas teknologi informasi
sehingga seluruh kantor cabang dan cabang pembantu BTPN kini telah terhubung
secara online real time.
Bank BTPN juga
melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menopang pertumbuhan usaha.
Sampai saat ini BTPN telah merekrut dan melatih 2.200 karyawan baru dan
direncanakan sampai dengan akhir 2009 akan direkrut tambahan 6.000 karyawan
baru yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Pengembangan segmen UMK dan
rekrutmen sumber daya manusia di berbagai daerah ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif pada perekonomian daerah dimana pun cabang BTPN
berada.
Bank BTPN membukukan
pendapatan bunga bersih sebesar Rp 1,31 triliun atau meningkat 25,85% dan laba
bersih Rp 378,89 miliar atau tumbuh 9,06% selama tahun 2008 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Jumlah kredit yang disalurkan sampai akhir 2008 adalah
sebesar Rp 10,43 triliun atau meningkat 32,81% dibandingkan dengan per akhir
2007. Sementara rasio kredit bermasalah kotor atau non-performing loan (NPL)
gross mengalami penurunan per akhir 2008 menjadi 0,59% dibandingkan dengan
posisi per akhir 2007 sebesar 1,31%.
Pertumbuhan kredit yang
diikuti dengan peningkatan kualitas aktiva produktif merupakan cermin penerapan
praktik perbankan yang berhati-hati sekaligus menjadi pendorong utama
dibukukannya peningkatan pendapatan bunga bersih dan laba bersih BTPN. Akhir
tahun 2008, Bank BTPN juga membukukan pertumbuhan dana masyarakat sebesar
29,28% dibandingkan dengan posisi akhir 2007 atau menjadi Rp 11,38 triliun.
Sementara itu total aktiva atau aset tumbuh sebesar 29,47% menjadi Rp 13,70
triliun dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 23,67
% dan Return on Equity (ROE) sebesar 28,44%.
Mewujudkan aspirasi
sebagai bank yang memberikan kontribusi pada bangsa pensiunan dan UMK. BTPN
senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua stakeholder, khususnya dengan
nasabah dan regulator. Pengakuan pihak luar terhadap pencapaian kinerja BTPN
tercermin dalam bentuk penghargaan- penghargaan dari lembaga-lembaga terkemuka
dan kredibel antara lain:
a.
"Best Performance Banking
2008" untuk kategori Bank Swasta Menengah, Asian Banking Finance and
Informatic (ABFI) Award yang diselenggarakan oleh Perbanas.
b.
"The Best Bank 2008" untuk
kategori Bank Umum dengan aset Rp 1
triliun - Rp 25 triliun, dari Majalah Investor.
c.
"Golden Trophy Award 2008"
karena telah tujuh kali berturut-turut mendapat penghargaan sejak tahun 2002
dengan predikat Bank "Sangat Bagus" untuk kategori Bank dengan
kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu dengan modal Rp 100 miliar -
Rp 10 triliun, dari Majalah Info Bank.
d.
"Peringkat pertama InfoBank Award
2008" untuk kategori Bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha
tertentu dengan modal Rp 100 miliar - Rp 10 triliun, dari Majalah Info Bank
e.
"Banking Efficiency Award
2008" untuk kategori Bank dengan aset Rp 10 triliun - Rp 50 triliun, dari
Bisnis Indonesia.
2.7 Rencana Kegiatan
Rencana pengembangan
kegiatan ke depan, Bank BTPN mengembangkan pelatihan yang mengarah kepada
peningkatan kompetensi penguasaan industri jasa keuangan, inovatif dalam
pengembangan produk dan layanan. Serta menciptakan karyawan yang peduli kepada
nasabah dengan memberikan rasa aman, kepercayaan dan kemudahan akses bagi
nasabah. Upaya Bank BTPN untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dilakukan
melalui perbaikan kualitas pengelolaan SDM. Hal tersebut dimulai dari
penempatan karyawan sesuai dengan kompetensinya (staffing), Penyempurnaan
System Manajemen Sumber Daya Manusia dan membangun Human Resource Information
System (HRIS). Termasuk menata system remunerasi yang berbasis dimensi
kompetensi skill, problem solving dan accountability. Pelatihan yang diperlukan
merupakan suatu aspek penting dari strategi jangka panjang perusahaan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan kesempatan
pengembangan karir.
Prestasi BTPN dari tahun 2000-2013:
Tahun 2000
a.
Peringkat 10 besar bank peraih laba pada
tahun 2000. Penyelenggara Majalah InfoBank.
b.
Bank dengan kinerja terbaik, yakni
memiliki ROA dan ROE pada urutan ke-12 diantara bank-bank seAsia. Penyelenggara
Asiaweek Magazine.
c.
Tahun 2001
d.
Bank dengan kinerja terbaik, yakni
memiliki ROA pada urutan ke-13 dan ROE pada urutan ke-5 diantara bank-bank se
Asia. Penyelenggara Asiaweek Magazine.
Tahun 2002 – 2004
a.
InfoBank Award di tahun 2002, 2003, dan
2004 untuk predikat “Bank sangat Bagus”. Penyelenggara Majalah InfoBank.
Tahun 2005
a.
InfoBank Award 2005, untuk predikat
“Sangat Bagus” selama 4 tahun terakhir berturut-turut. Penyelenggara Majalah
InfoBank.
Tahun 2006
a.
Infobank Award 2006, peringkat ke-3 bank
dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu. Penyelenggara
Majalah Infobank.
b.
Golden Award 2006, untuk predikat
“Sangat Bagus” selama 5 tahun terakhir berturut-turut. Penyelenggara oleh
Majalah Infobank.
c.
Tahun 2007
d.
InfoBank Award untuk predikat Bank
“Sangat Bagus”. Penyelenggara Majalah Infobank.
e.
Bank Umum Terbaik dengan aset Rp 1
Triliun – Rp 10 Triliun. Penyelenggara Majalah Investor.
Tahun 2008
a.
Best Performance Banking 2008 untuk
kategori Bank Swasta Menengah, Asian Banking Finance & Informatic (ABFI)
Award 2008. Penyelenggara PERBANAS.
b.
The Best Bank 2008 Majalah Investor
untuk kategori Bank Umum dengan aset Rp 1 triliun – Rp 25 triliun. Penyelenggara
Majalah Investor.
c.
Golden Trophy Award 2008 karena telah
tujuh kali berturut-turut mendapat penghargaan sejak tahun 2002 dengan predikat
“Sangat Bagus” untuk kategori Bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen
usaha tertentu dengan modal Rp 100 miliar – Rp 10 triliun. Penyelenggara
Majalah Infobank.
d.
Peringkat pertama Infobank Award 2008
untuk kategori Bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu
dengan modal Rp 100 miliar – Rp 10 triliun. Penyelenggara Majalah InfoBank.
e.
Penghargaan Banking Efficiency Award
2008 untuk kategori Bank dengan aset Rp 10 – 50 triliun. Penyelenggara Harian
Bisnis Indonesia.
Tahun 2009
a.
Infobank Golden Trophy Award 2009 untuk
kategori bank dengan kinerja keuangan "Sangat Bagus" selama lima
tahun berturut-turut pada tahun 2004-2008. Penyelenggara Majalah Infobank
b.
Infobank Award 2009 untuk predikat
"Sangat Bagus" atas kinerja keuangan tahun 2009. Penyelenggara
Majalah Infobank
c.
Penghargaan Banking Efficiency Award
2009 untuk kategori Bank dengan aset Rp 10 – 50 triliun. Penyelenggara Harian
Bisnis Indonesia
Tahun 2010
a.
Best Perfomance Bank Kategori Swasta
Menengah dalam ABFI Banking Award 2010. Penyelenggara ABFI Institute PERBANAS
b.
Peringkat 1 Rating Bank Go Public.
Penyelenggara Majalah Infobank.
c.
Platinum Trophy 2010 atas Kinerja
"Sangat Bagus" 10 tahun berturut - turut (2000 - 2009). Penyelenggara
Majalah Infobank.
d.
Bank dengan predikat "Sangat
Bagus" atas Kinerja Keuangan Tahun 2009. Penyelenggara Majalah Infobank.
e.
Best Bank 2010 Kategori bank dengan aset
> Rp 10 Triliun - 50 Triliun. Penyelenggara Majalah Investor.
f.
Best Emiten 2010 Kategori sektor
Perbankan dengan kapitalisasi pasar ≤ Rp 10 Triliun.
g.
Indonesia Best e-Corp 2010 oleh majalah
SWA atas kinerja IT dalam mendukung perusahaan. Penyelenggara Majalah SWA.
Tahun 2011
a.
ASEAN Business Award sebagai perusahaan
dengan pertumbuhan terbaik nomor dua di ASEAN (kategori perusahaan besar).
b.
Bank umum terbaik 2011 untuk kategori
aset Rp 25 - 100 triliun. Penyelenggara Majalah Investor.
c.
Platinum Trophy Infobank Awards 2011
atas Kinerja Keuangan “Sangat Bagus” selama 10 tahun berturut - turut dari 2001
- 2010. Penyelenggara Majalah Infobank.
d.
Peringkat Pertama atas Kinerja Keuangan
“Sangat Bagus” selama tahun 2010 dari Rating 120 Bank di Indonesia.
Penyelenggara Majalah Infobank.
e.
Peringkat Kedua Best Performance Bank -
ABFI Banking Award 2011 untuk Kategori Bank Swasta Beraset Rp 5 - 40 Triliun.
Penyelenggara ABFI Institute Perbanas.
Tahun 2012
a.
Special Award Rising Star. Penyelenggara
Majalah Investor
b.
Best Performance Banking 2012 untuk
Kategori Bank Swasta Nasional Aset antara Rp 5 - 50 Triliun dalam Indonesia
Banking Award. Penyelenggara Perbanas Institut.
c.
The Top 50 Companies for 2012 dalam Best
of The Best Awards 2012. Penyelenggara Majalah Forbes Indonesia.
d.
The Best Bank 2012 in "Financial
Aspects" Kategori Bank Umum Aset di atas Rp 25 - 100 T dalam Anugerah
Perbankan Indonesia 2012. Penyelenggara Perbanas Institut.
e.
The Best CEO Bank 2012, kategori Bank
Umum Aset > Rp 25 - 100 T dalam Anugerah Perbankan Indonesia 2012.
Penyelenggara Perbanas Institut.
f.
Top National Banker dalam ajang Tokoh
Finansial Indonesia 2012. Penyelenggara Majalah Investor.
g.
Bank Predikat "Sangat Bagus"
atas kinerja keuangan tahun 2011. Penyelenggara Majalah Infobank.
h.
Platinum Trophy 2012, atas kinerja
keuangan "Sangat Bagus" selama 10 tahun berturut-turut. Penyelenggara
Majalah Infobank.
i.
Peringkat Pertama dalam "Rating 120
Bank Versi Infobank 2012". Penyelenggara Majalah Infobank.
j.
Bank Terbaik 2012 untuk kategori
"Bank Umum Aset Rp 25 triliun - Rp 100 triliun". Penyelenggara
Majalah Investor.
k.
Penghargaan Khusus "Rising
Star" berkat performa yang
mengagumkan dalam beberapa tahun terakhir. Penyelenggara Majalah Investor.
l.
2nd Best in Investor Relations
“Asiamoney Corporate Governance Poll 2012”
m.
Bank yang Berpredikat “Sangat Bagus”
atas Kinerja Keuangan Tahun 2012. Penyelenggara Majalah Infobank.
Tahun 2013
a.
Bank Terbaik 2013 untuk kategori Bank
Umum Dengan Aset Rp25 – 100 triliun. Penyelenggara Majalah Investor.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) didirikan di Bandung
pada 5 Februari 1958, yang awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer
(BAPEMIL). BTPN termasuk dalam Bank Umum yang memiliki tugas seperti Bank umum
lainnya, namun Bank BTPN memiliki tujuan yang mulia yaitu menolong ekonomi para
pensiun baik dari ABRI maupun sipil yang ketika itu pada umumnya sangat
kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir dan berusaha meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Produk-produk yang ditawarkan dari Bank BTPN mulai dari Bisnis Pendanaan,
Bisnis Pensiun, Bisnis Usaha Mikro dan Kecil, dan Bisnis Syariah.
Terhitung selama 51 tahun, diketahui
bahwa BTPN memiliki fokus bisnis di segmen pensiunan, yang merupakan bisnis
inti yang telah ditekuni BTPN selama bertahun-tahun. Selain mengembangkan
bisnis baru di segmen UMK, BTPN juga senantiasa mengembangkan bisnis pensiunan
melalui peningkatan pelayanan serta lebih meningkatkan program tanggung jawab
sosial yang berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Tabungan_Pensiunan_Nasional
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2644/T1_232008171_Full%20Text.pdf?sequence=2
http://eprints.uns.ac.id/2035/1/187251111201102291.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37745/4/Chapter%20II.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3bank/205101002/bab3.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/d3keu09/204101027/bab3.pdf
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-ekonomi/keuangan-dan-perbankan/2009/jbptunikompp-gdl-nengdiahma-20697/2-babii.docx/pdf/2-babii.pdf
http://www.btpn.com/berita-and-media/penghargaan-dan-prestasi
Post a Comment