Keterangan :
untuk mendownload makalah ini silahkan di bawah ini :
-----------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya
menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia, pemenuhan
kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban, baik secara moral,
sosial, maupun hukum termasuk hak asasi setiap rakyat Indonesia. Selain itu
juga merupakan investasi pembentukan sumberdaya manusia yang lebih baik di masa
datang untuk melaksanakan pembangunan nasional, dan prasyarat bagi pemenuhan
hak-hak dasar lainnya seperti pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Mengingat
pentingnya memenuhi kecukupan pangan, setiap negara mendahulukan pembangunan
ketahanan pangannya sebagai pondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya.
Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia ditujukan untuk menjamin ketersediaan
dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi, dan seimbang pada
tingkat rumah tangga, daerah, nasional, sepanjang waktu dan merata (Dewan
Ketahanan Pangan, 2010; 2).
Menurut
Rachman dkk (2002; 15), ketahanan pangan diartikan sebagai tersedianya bahan
pangan dalan jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga
terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya
sehari-hari sepanjang waktu. Dengan definisi tersebut ketahanan pangan tidak
hanya cukup sampai tingkat global, nasional maupun regional tapi harus sampai
ketigkat rumah tangga dan individu. Ketahanan pangan merupakan wujud dimana
masyarakat mempunyai pangan yang cukup di tingkat wilayah dan juga
dimasing-masing rumah tangga, serta mampu memngakses pangan dengan cukup untuk
semua anggota keluarganya, sehingga mereka bisa hidup sehat dan bekerja secara
produktif. Merujuk kepada Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014 ruang
lingkup kebijakan umum ketahanan pangan mencakup tiga pilar utama yaitu
ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Pada pilar distribusi dan
konsumsi merupakan penjabaran dari aksesibilitas masyarakat terhadap pangan
B. Tujuan
Tujuan
dari penyusunan laporan ini:
a) Untuk
mengetahui food Recall 24 jam.
b) Untuk
mengetahui asupan makanan disetiap masyarakat.
c) Untuk
mengetahui angka kecukupan energy individu.
C. Manfaat
1. Bagi
peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan topik
penelitian.
2. Penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai ketahanan pangan rumah
tangga.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Status
gizi
Status
gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi
baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu, hal ini
tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan.
Kebutuhan protein antara anak balita tidak sama dengan kebutuhan remaja, kebutuhan
energi mahasiswa yang menjadi atlet akan jauh lebih besar daripada mahasiswa
yang bukan atlet. Kebutuhan zat besi pada wanita usia subur lebih banyak
dibandingkan kebutuhan zat besi laki-laki, karena zat besi diperlukan untuk
pembentukan darah merah (hemoglobin), karena pada wanita terjadi pengeluaran
darah melalui menstruasi secara periodik setiap bulan. Kelebihan asupan gizi
dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan dalam bentuk cadangan dalam tubuh.
Misal seseorang yang kelebihan asupan karbohidrat yang mengakibatkan glukosa
darah meningkat, akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan adiposa tubuh.
Sebaliknya seseorang yang asupan karbohidratnya kurang
dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka cadangan lemak akan diproses melalui
proses katabolisme menjadi glukosa darah kemudian menjadi energi tubuh. Anak
yang berat badannya kurang disebabkan oleh asupan gizinya yang kurang, hal ini
mengakibatkan cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan dan aktivitas
tubuh. Skema
perkembangan individu yang kekurangan asupan gizi dapat mengakibatkan status
gizi kurang.
B. Survei
konsumsi makanan
Survey Konsumsi
MakananYaitu mempelajari/menelaah jumlah makanan
yang dikonsumsi masuk ke dalam tubuh dan membandingkan dengan bakukecukupan,
sehingga diketahui kecukupan gizi yang dipenuhi.
Survei
konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi makananseseorang atau
kelompok orang, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif .Metode yang bersifat kualitatif untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahanmakanan dan
menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan
makanan tersebut.
C. Metode
Food Recall
Metode food recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Menurut E-Siong, Dop, Winichagoon (2004) untuk survei konsumsi gizi individu
lebih disarankan menggunakan recall 24 jam konsumsi gizi dikarenakan dari sisi
kepraktisan dan kevalidan data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang
melakukan terlatih. Metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya, murah,
mudah, dan tidak memerlukan peralatan yang mahal dan rumit. Ketepatan
menyampaikan ukuran rumah tangga (URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh
responden, serta ketepatan pewawancara untuk menggali semua makanan dan minuman
yang dikonsumsi responden beserta ukuran rumah tangga (URT).
D.
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Ukuran Rumah Tangga merupakan ukuran
yang lazim digunakan di rumahtangga sehari-hari untuk menaksir jumlah pangan
yang dikonsumsi atau dimasak. Satuan Ukuran rumah Tangga (URT) diperoleh dari
jenis peralatan makan yang biasa digunakan di rumah tangga seperti piring,
gelas, sendok, mangkok, sedangkan untuk buah dan sayur digunakan satuan potong,
buah, ikat, dan sebagainya. (Hardinsyah & Briawan, 1994). Berdasarkan
keperluan tersebut telah diterbitkan daftar ukuran rumah tangga
Daftar Ukuran Rumah Tangga sering
digunakan dalam perencanaan konsumsi pangan dan pengumpulan data konsumsi
pangan yang sering dilakukan melalui survei maupun konsultasi gizi. Metode ini
sangat dipengaruhi oleh keahlian enumerator dalam menggali informasi atau data
yang diperlukan dan ketepatan menaksir jumlah pangan dari URT ke satuan berat.
Kesalahan menggunakan nilai konversi satuan URT (menggunakan konversi bahan
pangan lain yang sejenis) dapat berakibat pada kesalahan penilaian konsumsi
pangan dan gizi, yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan status
gizi (Hardinsyah & Briawan, 1994).
Ketepatan nilai konversi satuan URT
sangat diperlukan berdasarkan kenyataan di atas. Kenyataan membuktikan bahwa
tidak setiap rumahtangga mempunyai alat ukur seperti timbangan, maka untuk
menaksir jumlah pangan menggunakan daftar URT sangat praktis dan cepat
(Hardinsyah & Briawan, 1994). Semakin lengkap daftar URT semakin mudah
untuk menaksir berat pangan yang dibeli atau dikonsumsi.
Jenis pangan dan satuan URT
sementara ini yang terdapat dalam daftar URT yang telah ada masih terbatas
jumlahnya (belum lengkap). Selain itu penelitian-penelitian sebelumnya masih
terbatas pada jenis buah-buahan dan sayur-sayuran tertentu. Permasalahan di
atas membuat penulis tertarik untuk melengkapi jenis pangan dan satuan URT
bahan pangan sumber protein (kacang-kacangan dan hasil olahannya, daging dan
hasil olahannya, telur dan hasil olahannya serta ikan, kerang, udang dan hasil
olahannya) yang terdapat dalam daftar URT sehingga akan mempermudah untuk
menaksir berat pangan yang dibeli atau dikonsumsi seseorang.
E.
Fast
Food
food
adalah makanann cepat saji yang dikonsumsi secara instant.Fast food memiliki
cirri kandungan gizi tidak seimbang.Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi
sangat rendah serat.fast food juga tinggi kandungan lemak (termasuk
kolesterol), gula dan garam (Hermina, 2007:32) Secara umum, fast food dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fast food yang berasal dari luar negeri yang lebih
dikenal dengan sebutan fast food modern seperti McDonald’s, Kentucky Fried
Chicken, Texas Fried Chicken, Pizza Hut, A&W, serta fast food tradisional
(lokal) seperti rumah makan padang, warung tegal, bakul sunda dan lainnya yang
biasa menyediakan makanan seperti pecel lele, ayam bakar, bakso, somay dan
lainnya (Karnaeni, 2005).
Pada
era globalisasi ini, makanan mudah dijumpai dimana-mana seperti makanan cepat
saji (fast food) yang makin marak ditawarkan kepada masyarakat.Makanan cepat
saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap
disantap seperti ayam goreng tepung,
kentang nugget, sosis, dan lain
sebagainya.Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok
bagi mereka yang selalu sibuk (Sulistijani, 2002:43).
Restoran-restoran fast food yang semakin
menjamur di kota-kota besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan siap
saji yang dapat berupa makanan tradisional Indonesia (seperti restoran padang)
dan makanan barat (Kentucy fried chicken, California fried chicken) yang
terkenal dengan ayam gorengnya, disamping jenis makanan yang tidak kalah
popular seperti Burger, Pizza, Sandwich, dan sebagainya. Dengan manajemen yang
handal dan juga dilakukannya terobosan misalnya pelayanan yang praktis, desain
interior restoran dibuat rapi, menarik dan bersih tanpa meninggalkan unsur
kenyamanan, serta rasanya yang lezat membuat mereka yang sibuk dalam
pekerjaanya memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis fast food, karena lebih
cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan masyarakat. Bahkan di
hari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih makanan diluar dengan
jajanan fast food (Khomsan, 2004:12). Robert dan Williams (2000:17),
BAB III
HASIL DAN PEMBAHSAN
A.
Hasil
Dari survei yang kami lakukan mendapat hasil sebagai
berikut:
SG
Status Gizi
|
N
Jumlah responden
|
AF
Aktifitas
|
Kurang
|
4
|
Berat
|
Kurang
|
14
|
Sedang
|
Kurang
|
4
|
Ringan
|
Jumlah
|
22
|
|
B.
Pembahasan
Survei konsumsi pangan
dilapangan dengan food recall 24 jam dan selama 3 hari itu hasilnya beda beda,
karena setiap orang pasti berbeda beda dan tergantung apa yang kita makan
setiap harinya. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi dimana survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Survei konsumsi makanan yang dimaksud untuk mengetahui
kebiasaan makandan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta
faktor faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Status gizi
adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk
kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi.
B. Saran
Melihat dari kebutuhan gizi saudari waryono maka perlu
ditingkatkan untuk membakar kalori. Banyak olahraga, tidur yang teratur,
kurangi makanan yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal status gizi (2012)
Heni Andayani, fisip UI. 2009
Daftar Lampiran
Post a Comment