MAKALAH ANTROPOLOGI TENTANG SEDEKAH BUMI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Upacara
Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil
bumi dari masyarakat kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta
rakyat yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat
yang dianggap sakral oleh masyarakat. Upacara ini sudah berlangsung turun
termurun dari nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di
wilayah yang kuat akan budaya agraris.
Masyarakat
Desa Mayong kidul sebagian besar masih peduli pada pelaksanaan upacara-upacara
adat, mereka masih meyakini akan manfaat dari pelaksanaan upacara adat yang
sudah terselenggara sejak zaman dahulu, sehingga mereka masih melestarikan
upacara-upacara adat. Salah satu upacara adat yang masih dilestarikan adalah
upacara adat Sedekah Bumi. Yang menarik untuk dikaji dari upacara adat Sedekah
Bumi ini adalah terjadinya akulturasi budaya antara Islam dan budaya Jawa
setempat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Sejarah
Sedekah Bumi
2. Contoh
Kegiatan Sedekah Bumi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tempat
Penyelenggaraan Upacara
Sama
halnya dengan upacara Mapag Sri, upacara Sedekah Bumi diselenggarakan di sawah
demplot yaitu sawah percontohan milik perorangan yang dikelola secara
bersama-sama. Tidak semua desa memiliki sawah demplot. Kalau di suatu desa yang
akan menyelenggarakan upacara Sedekah Bumi tidak memiliki sawah demplot, maka
upacara Sedekah Bumi diselenggarakan di sawah yang letaknya strategis yaitu di
pinggir jalan, pematangnya yang luas, dan hasil sawahnya baik.
Tempat lain yang digunakan adalah pendopo desa yaitu tempat dilaksanakannya keramaian berupa pertunjukan wayang kulit purwa. Pertunjukan wayang kulit purwa ini sebagai isyarat atau pengumuman kalau sudah waktunya para petani bersiap-siap untuk mengerjakan sawahnya masing-masing.
Tempat lain yang digunakan adalah pendopo desa yaitu tempat dilaksanakannya keramaian berupa pertunjukan wayang kulit purwa. Pertunjukan wayang kulit purwa ini sebagai isyarat atau pengumuman kalau sudah waktunya para petani bersiap-siap untuk mengerjakan sawahnya masing-masing.
B.
Teknis
Penyelenggaraan Upacara
Sebelum
menginjak ke upacara, pemuka desa bermusyawarah untuk membicarakan pelaksanaan
upacara menjelang tanam padi. Usai musyawarah melakukan pemungutan dana yang
bersarnya bergantung kemampuan masing-masing. Setelah dana terkumpul baru
diadakan keramaian.
C.
Pihak-Pihak
yang Terlibat Upacara
Upacara
Sedekah Bumi melibatkan banyak pihak. Pertama adalah punduh yaitu orang yang
memimpin upacara. Seorang punduh adalah orang yang dituakan. Is figur yang
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan kekuatan supernatural. Selain punduh,
adalah kelompok tani atau para petani, dan aparat desa. Pada upacara Sedekah
Bumi biasanya tamu yang datang dari tingkat kecamatan.
D.
Persiapan
dan Perlengkapan Upacara
Persiapan
tahap pertama adalah rapat pembentukan panitia. Tahap kedua pengumpulan dana
untuk biaya upacara Sedekah Bumi. Tahap ketiga adalah mempersiapkan
perlengkapan upacara pokok berupa sesajen.
Sesajen
ini hampir sama dengan sesajen untuk upacara Mapag Sri. Bedanya, untuk Upacara
Sedekah Bumi sesajennya tanpa alat make up. Selain itu ada pula satu buah
tumpeng. Usai upacara, tumpeng tersebut menjadi hak punduh.
E.
Jalannya
Upacara
Upacara
Sedekah Bumi meliputi tahapan memilih bibit dan membereskan irigasi.
Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi ini sifatnya intern dari desa ke bawah. Bisa
dilaksanakan oleh satu desa, satu blok, atau individu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
makalah yang telah kami susun, kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Sedekah
Bumi bisa tetap dilaksanakan asal maksudnya adalah bersyukur terhadap Tuhan
yang telah menciptakan bumi dan juga untuk melestarikan budaya kita yang telah
turun-temurun dan dapat kita lihat pengaruh kebudayaan Hindu ternyata masih
melekat pada masyarakat Islam. Hal ini karena wujud dan kuatnya masyarakat
memegang teguh hal yang dianggap adat-istiadanya. Pada hari raya Islam selalu
dibarengi dengan ucapara sesaji, begitu pula pada waktu-waktu tertentu yang
dianggap penting selalu diadakan sesaji (sesajen). Selain itu masih banyak yang
lainnya.
REFERENSI
MAKALAH
Galba, Sindu, Ria Intani. dkk. 2004. Budaya
Tradisional pada Masyarakat Indramayu. Bandung: Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata.
Post a Comment