MAKALAH
MANAGEMENT KONFLIK PERUSAHAAN / ORGANISASI
DI INDRAMAYU
Keterangan :
Anda bisa download Makalahnya di bawah ini :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konflik bisa terjadi karena
perbedaan dalam
pemaknaan yang
berakibat dari perbedaan pengalaman.Perbedaan pengalaman dapat dilihat dari
perbedaan latar belakang kebudayaan yang membentuk
pribadi- pribadi yang berbeda. Ketika dua
orang sepakat mengenai interpretasi satu sama lain,
mereka dikatakan telah mencapai makna interpersonal.
Makna
interpersonal adalah makna yang
terbentuk oleh pribadi-pribadi dengan pengalaman hidupnya yang berbeda-beda.
Semua sumber daya manusia harus
dapat memahami dengan benar
budaya organisasinya, karena pemahaman
ini
sangat berkaitan
dengan setiap langkah ataupun kegiatan yang dilakukan berdasarkan budaya
organisasi.Perilaku individu
dalam
organisasi juga sangat
berpengaruh
pada berjalannya sebuah organisasi.Individu
yang berasal dari organisasi yang berbeda
dan kemudian harus
bergabung dengan individu yang berasal dari organisasi lainnya dan tergabung menjadi anggota organisasi
yang baru tidak lah mudah. Dari hasil wawancara awal
peneliti dengan seorang narasumber,
peneliti
mendapatkan informasi bahwa
terdapat
konflik antar karyawan setelah merger, “Jelas ada konflik setelah merger, sebelum merger saja sudah sering terjadi konflik. Konflik terjadi karena mereka berasal dari
perusahaan yang berbeda”, tegas narasumber.Menurut narasumber, konflik ini terlihat tidak hanya konflik secara fisik atau perkataan, tetapi lebih ke cara berpikir.Contohnya konflik itu terlihat dari cara kasir ex
Lippo dengan kasir ex Niaga dalam menghitung uang yang berbeda.Cara
kerja
ini
terbentuk dari budaya
organisasi
lama
masing- masing karyawan yang masih sering terlihat.
Mengendalikan
konflik
berarti menjaga tingkat
konflik yang kondusif bagi perkembangan
organisasi sehingga
dapat
berfungsi
untuk
organisasi sebelum merger
yang
masih
melekat pada setiap karyawannya.Konflik tidak
baik dan tidak buruk, tergantung
bagaimana
cara
orang memanajemeninya. Jika
dimanajemeni
dengan baik, konflik
akan menghasilkan sesuatu yang baik,
tetapi apabila dimanajemeni dengan buruk maka konflik
akan menghasilkan sesuatu
yang buruk pula (Wirawan, 2010:115). Dalam peneitian ini
penulis ingin mengetahui manajemen konflik yang ada di CIMB Niaga Cabang Yogyakarta
pada periode November 2008 – November 2010.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Konflik ?
2.
Apa yang dimaksud dengan Kerangka Teori mengenai Konflik ?
3.
Menjelaskan Hasil Analisis dari Penjelasan Teori ?
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Kerangka Teori
1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan aspek dan elemen yang penting dalam fungsi sebuah organisasi. Diperlukannya koordinasi dalam
setiap
organisasi supaya masing-masing bagian dari
organisasi dapat bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian
lainnya. Suatu organisasi
terbentuk apabila
aktivitas
organisasi
memerlukan lebih dari satu orang untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu suatu organisasi melibatkan anggotanya dalam interaksi kerja sama.
Komunikasi dalam
organisasi bertujuan
untuk
menyampaikan informasi yang benar dan
tepat waktu kepada orang yang ahli dalam bidangnya dalam organisasi supaya dapat
meningkatkan prestasi
organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian
yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses
itu bertransaksi dan memberi makna atas apa
yang
sedang terjadi (Pace dan Faules,
1998:33).Greenbaunm mengatakan bahwa
bidang
komunikasi organisasi termasuk arus
komunikasi formal dan informal dalam
organisasi
(Muhammad, 2009:65-67).Dia membedakan
komunikasi internal dengan ekternal dan memandang
peranan
komunikasi
terutama sekali
sebagai
koordinasi
pribadi dan tujuan organisasi dan masalah
menggiatkan aktivitas
Komunikasi itu tidak
hanya penyampaian informasi
dan pengertian yang diterima oleh penerima pesan/komunikan, akan tetapi juga
dapat membentuk perilaku organisasional yang
diharapkan semua anggota organisasi tahu akan
tugas pokok, wewenang serta
tanggung jawabnya dalam menjalankan
roda
organisasi.
Di
dalam sebuah organisasi
pasti terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama,
yang
berinteraksi
satu sama
lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat
individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula
sejumlah nasehat tentang cara-cara
bagaimana yang harus ditempuh (Alvin, 2006:8). Apabila jumlah orang yang dalam
kelompok itu sedikit yang berarti kelompok kecil ( small group communication) yang terkadang disebut micro
group. Kelompok kecil adalah kelompok
komunikasi
yang
dalam situasi terdapat kesempatan untuk member tanggapan secara verbal atau
dalam komunikasi kelompok komunikator
dapat melakukan komunikasi antar
pribadi dengan salah
seorang anggota kelompok, seperti yang
terjadi pada
acara diskusi
kelompok
belajar,
seminar dan lainnya.Sedangkan jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar (large group communication) yang
terkadang disebut macro group yaitu yang
terjadi dengan sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang
atau
susah
untuk
dilaksanakan,
karena
terlalu
banyaknya
orang
yang
berkumpul seperti hanlnya yang terjadi pada acara kampanye dan lainnya.
2. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai
sebagai pedoman seseorang dalam berperilaku di lingkungannya dapat dilihat juga ketika seseorang saling berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi yang dilakukan antar pribadi dengan
latar belakang budaya yang berbeda kemudian perbedaan latar belakang budaya tersebut disatukan maka akan membentuk sebuah kultur kerja yang baru.
Seiring dengan berjalannya
proses penyesuaian dengan kultur kerja yang
baru,
pasti didapati adanya konflik
antar anggota
organisasi
yang sedang melakukan penyesuaian.
Nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual menjadi praktek dari organisasi tersebut
dan
apa
yang disaksikan,
diyakini,
dipercaya,
dilakukan dan dipraktekkan
oleh para karyawan
di organisasi. Nilai-nilai
dalam organisasi
dapat
dirunah
melalui dua jalur dan keduanya
harus ditempuh
secara bersamaan. Karena
jika tidak maka perubahan
nilai-nilai akan mengalami kepincangan
dalam prakteknya.
3. Konflik dan Manajemen Konflik
Konflik merupakan
salah
satu esensi dari
kehidupan dan perkembangan manusia yang memiliki karakteristik yang beragam.Konflik
merupakan hal yang tak terhindarkan. Manusia memang diciptakan dengan sifat-sifat yang berbeda satu
sama lain. Tak jarang manusia memiliki asumsi yang berbeda terhadap suatu hal yang sama. Perbedaan
pendapat dan persepsi ini
merupakan sumber konflik.Konflik merupakan suatu fenomena
yang sering kali tidak
bisa dihindari
dan menghambat pencapaian
tujuan
organisasi.
Manajemen konflik (Wirawan,
2010:129)
merupakan
proses pihak
yang terlibat konflik atau pihak ketiga yang menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk
mengendalikan
konflik
agar
menghasilkan
resolusi yang diinginkan. Manajemen konflik bisa dilakukan oleh pihak yang terlibat konflik
ataupun
pihak ke tiga
untuk
menyelesaikan
konflik
yang dihadapinya. Manajemen konflik merupakan
proses
penyusunan
strategi konflik sebagai rencana untuk memanajemeni, mengendalikan, mengubah konflik menjadi menguntungkan.
Organisasi harus belajar dari konflik yang terjadi didalam organisasi.
B.
Hasil dan Analisis
a. Hasil Penulisan
1.1
Perbedaan Sebelum dan Sesudah Merger
Merger memiliki dampak positif dan
negatif bagi anggota organisasi. Percampuran
dua budaya organisasi ini sama dengan mencampurkan perbedaan nilai-nilai yang dianut tiap anggotanya. Penggabungan dua organisasi ini harus diselaraskan supaya dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan yang
ada.Adaptasi setiap karyawan itu
penting ketika perusahaan melakukan merger menjadi sebuah perusahaan yang baru dengan melibatkan karyawan yang sama. Namun untuk memulai sebuah adaptasi, perusahaan perlu mendukung adanya
program-program. Selain budaya, perbedaan dapat dilihat pada sistem kerja berdasarkan
visi dan misi perusahaan
yang
baru.CIMB Niaga sudah membuat sebuah
program atas penggabungan sistem kerja, pendidikan dan budaya, sehingga menjadi sebuah sistem yang baru
dengan mengkolaborasikan dua sistem kerja yang lama tanpa mengesampingkan salah satu sistem kerja perusahaan
yang lain.
1.2
Permasalahan Baru Setelah Merger
Permasalahan baru
pada
perusahaan ini
hanya berupa persaingan yang hanya terjadi pada setiap
karyawan untuk
mencapai karir yang mereka ingjnkan masing-masing.
Masalah tersebut tidak
ada hubungannya dengan
merger, karena setiap
karyawan baik ex Lippo maupun ex
Niaga berusaha mencari karir pada
level atas.
Pada awal merger, permasalahan lebih ditekankan pada ego, arogansi, sistem yang baru dan tentunya
dampak dari merger tersebut.
1.3
Konflik di CIMB Niaga Yogyakarta
Selain
latar belakang budaya berbeda, salah satu
penyebab munculnya
konflik karena perbedaan
nilai yang menjadi patokan tiap orang dalam berperilaku.Nilai adalah arahan dalam berperilaku
sehari-hari.
Ketika karyawan
bekerja dengan aktivitas kerja yang selaras dengan sesuatu yang mereka anggap penting,
maka energy, motivasi, hasrat dan
keinginan mereka pun
akan muncul untuk mencapai tujuan tersulit sekalipun. Nilai kerja dan
nilai pribadi bisa menjadi sumber daya hebat untuk suatu organisasi.Nilai yang tidak jelas atau tidak diketahui bisa menghasilkan konflik yang dapat menghambat kinerja karyawan.
Karyawan
ex
Lippo maupun karyawan ex Niaga memiliki background sistem kerja yang berbeda. Ketika dua
perusahaan tersebut menjadi satu,
karyawan karyawan yang memiliki budaya kerja yang berbeda akan saling bekerja sama memahami budaya kerja karyawan lainnya. Proses kerjasama ini yang nantinya akan menimbulkan konflik-konflik dalam
perusahaan.Menurut pernyataan diatas dapat
dikatakan bahwa permasalahan hanya pada struktural saja, permasalahan dari sisi lain pun juga dapat dilihat dari hasil wawancara
informan yang berasal dari ex Niaga, yang tidak memungkiri
adanya konflik interpersonal dalam perusahaan mereka. Konflik itu wajar adanya, manusia memiliki karakter dan ego yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering terjadinya konflik, entah interpersonal maupun konflik lainnya
1.4
Peran Nilai-Nilai Organisasi dalam Manajemen Konflik
Di CIMB Niaga
setiap karyawan
bekerja
dan
berperilaku berlandaskan budaya organisasi
baru yaitu High Performance Culture.Di dalam budaya yang baru itu, setiap karyawan dituntut untuk memberikan performa, integritas yang baik
kepada
perusahaan.Budaya
High Performance Culture ini membuat para karyawan
lebih
peduli pada
penetapan visi
dan misi perusahaan.Misi adalah
pernyataan tentang kegunaan perusahaan itu.Visi dan
misi tidak lengkap karena mereka hanya menjelaskan fokus eksternal
utama. Kejelasan
tentang nilai akan
memberi landasan untuk bertindak. Selain visi
dan misi, para karyawan juga harus menentukan bagaimana mereka akan bekerja sama.
Orang bekerja
untuk alasan yang berbeda
dan menginginkan hal yang
berbeda
pula.Perbedaan tujuan ini dapat menimbulkan sebuah konflik di
dalam sebuah organisasi.Dalam sebuah konflik
dibutuhkan sebuah manajemen konflik yang bertujuan
untuk menyusun
strategi
konflik
dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi
yang diinginkan.
Dari pemaparan di atas maka dapat dijabarkan
untuk melihat manajemen konflik yang digunakan dalam
konflik yang terjadi sebagai berikut:
Konflik Nilai-nilai Manajemen Konflik
b. Analisis Data
Dalam CIMB Niaga
ini manajemen konflik dengan cara meminimalisir adanya
potensi-potensi konflik. Penggabungan dua perusahaan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan
cara
berpikir dan berkomunikasi memiliki lain. Unsur nilai yang ada dalam pertemuan rutin adalah musyawarah dan mufakat. Selain itu
acara gathering yang biasanya berupa outbond mengandung
unsur gotong
royong
dialamnya. Apabila
konflik
yang terjadi sudah
dapat
dikatakan mengganggu kinerja karyawan, maka manajemen konflik
berupa
pembentukan “agents
of change”
yang berisi para manajer lini. Manajemen konflik lainnya adalah dengan diadakannya Focus
Group Discussion. Dalam Focus
Group Discussion ini mengandung unsur
musyawarah
dan mufakat
juga, seperti pertemuan-pertemuan rutin
yang diadakan guna mencapai hasil yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam hasil penulisan ini juga ditemukan bahwa pelaksanaan merger dua perusahaan menjadi satu perusahaan akan
menimbulkan
sebuah konflik, konflik tersebut dapat terlihat
di fase awal merger.
Oleh karena itu perlu adanya manajemen konflik yang harus dilakukan oleh CIMB Niaga untuk (1)
mencegah gangguan kepada anggota organisasi
untuk memfokuskan
diri pada visi,
misi, dan tujuan organisasi, (2) memahami karyawan lain
dan menghormati
keberagaman yang terjadi
dalam organisasi.
Manajemen konflik yang saat ini
dilakukan hanya pada saat ketika terjadi konflik yang dianggap besar
dan ternyata
konflik
yang
saat ini terjadi hanya berbentuk persaingan, perbedaan pendapat, dan antar
divisi yang tidak ada
hubungannya dengan adanya merger,
sehingga penyelesaian
manajemen
konflik
ini
sering
diselesaikan
oleh karyawan
atau kepala di
dalam
divisi yang mengalami konflik dan itu jarang terjadi karena manajemen konflik
sudah
dilakukan secara intens
pada awal merger. Tetapi CIMB
Niaga
ini sudah
memiliki tim
yang bernama agents of change yang selalu mengontrol
adanya kemungkinan-
kemungkinan
permasalahan
yang
dapat
muncul sewaktu-waktu. Tim agents of change ini membawa unsur nilai budaya musyawarah dan mufakat sama
seperti manajemen konflik yang berupa pertemuan rutin. Dengan adanya manajemen konflik tersebut
maka membuat karyawan terlihat semakin kompak dan berhasil untuk menyatukan budaya kedua bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin
A.Goldberg-Carl
E.
Larson,
2006. Komunikasi Kelompok Proses
Diskusi Dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pace, R Wayne dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi:
Strategi
meningkatkan kinerja perusahaan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wirawan. 2010.
Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Post a Comment