MAKALAH HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Posted by GLOBAL MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan utama.Sebelum memulai setiap kegiatan setiap orang pasti memiliki perencanaan. Hal itu karena dengan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang akan berjalan dengan baik. Tanpa perencanaan kegiatan yang harusnya dapat dilakukan dengan baik dapat berubah menjadi berantakan karena kita tidak memiliki gambaran dan managemen tentang kegiatan yang akan dilakukan. Tak terkecuali dalam kegiatan pembelajaran. Bagi pengajar, merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi suksesnya pembelajran yang akan dilakukan.
Diantara salah satu langkah  yang harus dilakukan seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran menurut Sujana dalam (Djoehaeni,2009: 5)Hal ini berguna untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu, Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik sehinga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.
Perencanaan pembelajaran menurut Ibrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan. Pendapat lain mengenai perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Perencanaan Pembelajaran
2.      Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
3.      Manfaat dan fungsi Perencanaan Pembelajaran
4.      Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


5.       
BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Menurut Cunningham mengemukakan bahwa perncanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi,, dan asumsi untuk masa yang akan dating dengan tujuan memvisualisasi dan merformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Sementara itu defenisi yang lain tentang perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisifasi dan menyeimbangkan perubahan.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan. Perncanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Dedeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara emplisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, megembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagi upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan sumber belajar yang lain untuk dapat dipakai sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Jadi perencanaan pembelajaran adalah seperangkat organisasi yang bergerak dalam kegiatan belajar mengajar beserta isi/materimya yang disusun secara sistematis untuk dilaksanakan selama waktu tertentu serta mencapai tujuan pengajaran.

B.      Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan sangat penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut
Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Menurut Dick dan Caley Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan juga pengaturan, materi atau paket pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama. Menurut Martinis Yamin kegiatan belajar mengajar dikelas dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan gaya mengajarnya, sebagian guru membuka buku pelajaran dan menjelaskan materi yang terdapat didalam buku tersebut, sebagian guru yang lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik tentang penguasaan materi yang yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi tugas dan lain-lain di kalangan para siswa di kelas tersebut. Ini adalah bentuk proses kerja sama antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.
Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja mereka memiliki bakat dan minat yang berbeda; mereka memiliki gaya belajar. Itulah sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
Keempat, proses akan lebih efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana prasarana yang ada termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Padahal, banyak sekali jenis-jenis teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien

C.      Manfaat dan Fungsi Perecanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran ternyata memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi siswa. Dengan perencanaan pembelajaran berarti guru telahmempersiapkan bahan dan komponen lainnya, sehingga proses mengajar dapat dilakukan lebih mantap. Karena semua bahan yang akan dipresentasikan telah direncanakan secara terinci, maka guru mengetahui dengan persis tentang kemajuan belajar siswa dalam bidang studi yang diasuhnya setiap saat. Selain itu, segala alat pelajaran baik yang diperlukan untuk guru maupun untuk siswa dapat dipersiapkan jauh sebelum jam pelajaran dimulai. Dengan demikian suasana kelas akan lebih kondusif untuk terjadinya proses pelajaran, karena kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan sekaligus kegiatan yang akan dilakukan siswa secara simultan sudah disiapkan. Untuk membuat perencanaan, guru mau tidak mau harus mempelajari kembali bahan pelajaran yang akan diberikan, oleh karena itu penguasaan bahan akan semakin tinggi dan mengundang kegairahan untuk selalu meningkatkan bahan pelajarannya.
Dengan perencanaan pembelajaran, tingkat keberhasilan proses belajar mengajar segera dapat diketahui baik yang berupa hasil belajarnya siswa maupun proses kegiatannya guru. Dengan demikian, upaya pengayaan atau pengembangan bahan belajar bagi siswa dapat diusahakan. Selain itu, upaya perbaikan tentang cara mengajar guru juga dapat segera dilakukan tanpa menunggu dievaluasi.
Guru yang mengajar dengan persiapan matang akan lebih meyakinkan siswa. Hal ini akan sangat membantu kegairahan siswa untuk belajar bidang studi yang diajarkannya. Selain itu, siswa lebih mudah menguasai bahan pelajaran yang diperolehnya. Siswa akan dapat mengetahui secara persis target pelajaran yang diikutinya, dapat mempersiapkan diri sebelum mengikuti satuan pelajaran itu dan dapat mengasimilasikan pengetahuan baru itu dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Karena pencapaian hasil belajarnya secara pengasaannya sendiri dalam bidang studi yang bersangkutan. Sehingga apabila merasa kurang, dapat segera mengejar sendiri sebeum ketinggalan lebih jauh sewaktu bahan pelajaran diteruskan. Fungsi terakhir adalah proses mental siswa dalam kegiatan belajarnya akan lebih terarah dan sistematis karena sistematika bahan dan penyampaiannya telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya.
Dengan adanya penyusunan perencanaan pembelajaran, pencapaian intsitusional dapat lebih terjamin. Sebab perncanaan pembelajaran disusun atas dasar tujuan institusional tersebut. Apabila karena sesuatu hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang guru bidang studi dan terpaksa tidak dapat mengajar pada waktu yang telah ditentukan, maka dengan mudah guru lain menggantikannya untuk sementara. Hal yang demikian ini bisa terjadi karena rambu-rambu kegiatan proses belajar mengajar telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dihindarkan terjadinya kelas kosong karena guru berhalangan hadir. Selain itu, perencanaan pembelajaran merupakan alat supervise yang efisien bagi kepala sekolah untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar yang dilakukan oleh siswa tanpa harus menunggu hasil belajar pada akhir semester, kuartal atau triwulan.

D.      Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Untuk menghasilakan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya harus memenuhi kreteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya:
a.          Signifikansi
Signifikansi artinya kebermaknaan, ini berarti bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan secara eektif san efesien.
b.         Relevan
Relevan artinya kesesuaian . ini berarti bahwa perencanaan yang dibuat mempunyai kesesuaian baik internal maupun eksternal.
c.          Kepastian
Nilai kepastian ini bermakna bahwa perencanaan pembelajaran yang dibuat hendaknya tidak lagi mengundang sekian banyak alternatif yang dapat dipilih, akan tetapi sudah selesai dan mengandung langkah-langkah pasti secara sistematis.
d.         Adaptabilitas
Maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus adaptif artinya dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e.          Kesederhanaan
Bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun mudah dipahami dan mudah diimplementasi, sehingga berfungsi dengan baik sebagai pedoman untuk guru dalam perencanaan pembelajara di kelas
f.          Prediktif
Bahwa perencanaan yang baik harus memiliki kemampuan prediksi yang kuat, sehingga dapatmengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi sehinggga memudahkan guru untuk mengantisipasinya.

E.      Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.        Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.


a.          Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b.         Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam diri seseorang.
c.          Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Ketrampilan fisik adalah ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan oto, sedangkan ketrampilan nonfisik adalah ketrampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2.        Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya  sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.


3.        Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4.        Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5.        Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.        keberagaman kemampuan intelektual siswa
b.       jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c.        tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.      berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e.       bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f.       fasilitas fisik yang tersedia
6.        Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.        Perencanaan evaluasi dan pengembangan
    Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran (Hamzah, 2006:3). 


DAFTAR PUSTAKA


Hamzah B, perencanaan pembelajarann, Jakarta, bumi aksara, 2006.
Slameto, proses belajar mengajar dalam system kredit semester, Jakarta, bumi aksara, 1990.
Madjid,Abduh, Perencanaan Pembelajara, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2006
Sanjaya, Wina, perencanaan dann system desain sistem pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, 2008

Related Post



Post a Comment